Kenali Gejala Muntaber pada Anak, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

6 days ago 7

Jakarta -

Anak-anak masih belum memiliki sistem imunitas tubuh yang baik sehingga mereka sering terserang penyakit. Kondisi yang umum ditemui pada Si Kecil adalah muntaber.

Muntaber sendiri merupakan kondisi di mana anak mengalami muntah yang diikuti dengan diare. Umumnya, hal ini terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri.

Muntaber juga umum dikenal dengan gastroenteritis, Bunda. Pada kasus yang lebih jarang, kondisi ini bisa terjadi pada anak karena adanya parasit atau jamur.

Banner Hari Ayah Nasional

Apa itu muntaber?

Dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id, gastroenteritis atau muntaber adalah peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan termasuk lambung dan usus. Pada kondisi ini, umumnya feses atau kotoran anak berkonsistensi cair ataupun setengah cair, yang terjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.

Tidak hanya itu, kondisi muntaber juga disertai dengan adanya mual dan muntah. Selain itu, anak juga mungkin akan merasakan nyeri perut serta deman.

Muntah dan diare pada saat yang bersamaan ini tentu akan menjadi berbahaya jika tidak diatasi dengan baik karena bisa menyebabkan dehidrasi. hal ini terjadi ketika anak kehilangan terlalu banyak cairan dalam tubuhnya.

Gejala muntaber pada anak

Ada beberapa gejala muntaber yang umum terlihat pada anak. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini deretannya:

1. Demam

Dilansir dari laman Oxford Health, anak-anak yang mengidap muntaber awalnya mungkin mengalami sakit perut. Tidak hanya itu, mereka juga mungkin mulai merasakan demam.

2. Tinja yang encer

Anak yang mengalami muntaber memiliki feses atau tinja yang jauh lebih encer. Selain itu, kondisi ini umumnya terjadi sangat sering, yakni lebih dari tiga kali dalam sehari.

3. Nafsu makan yang buruk

Karena anak mengalami demam, diare, serta muntah, kondisi perut mereka pun akan tidak nyaman bahkan dapat terjadi kram perut. Hal ini memungkinkan anak memiliki nafsu makan yang buruk.

Penyebab muntaber pada anak

Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa penyebab muntaber pada anak yang perlu Bunda pahami. Berikut ini deretannya:

1. Virus

Menurut Profesor Asosiasi Pediatri Universitas Colorado, Jaime Belkind-Gerson, MD, MSc, virus merupakan penyebab paling umum muntaber pada anak di Amerika. Virus yang paling banyak menyerang adalah Norovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan Adenovirus.

"Anak-anak biasanya tertular gastroenteritis dari anak-anak lain yang pernah mengalaminya atau pernah terpapar. Seperti yang ada di pusat penitipan anak, sekolah, dan tempat ramai lainnya. Virus ini sangat menular dan menyebar dengan sangat mudah dari anak ke anak lainnya," paparnya menilik dari laman MSD Manuals.

2. Bakteri

Selain virus, dr. Jaime pun menyebut penyebab muntaber lainnya adalah bakteri. Anak-anak mungkin tertular bakteri dengan berbagai cara mulai dari menyentuh atau memakan makanan yang terkontaminasi, minum susu atau jus yang tidak dipasteurisasi, hingga menelan air sungai, sumur, atau kolam renang yang terkontaminasi.

"Gastroenteritis yang tertular dari makanan yang mengandung mikroorganisme atau racun bakteri kadang-kadang disebut juga dengan keracunan makanan," ungkapnya.

3. Obat-obatan

Dokter Jaime mengungkap ada banyak obat yang menyebabkan diare pada anak. Misalnya saja obat-obatan seperti antibiotik atau antasida.

4. Racun kimia

Muntaber dapat terjadi akibat anak tanpa sengaja menelan racun kimia. Racun ini bisa ditemukan pada tumbuhan seperti jamur beracun atau makanan laut tertentu.

"Anak-anak juga bisa mengalami muntaber setelah minum air putih atau makan makanan yang terkontaminasi bahan kimia seperti arsenik, merkuri, atau kadmium," jelas dr. Jaime.

5. Faktor lingkungan

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, muntaber bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, ajarkan anak tentang kebersihan, terutama pada saat musim hujan, ya.

Perbedaan penyakit muntaber dan diare pada anak

anak sakit perutIlustrasi anak sakit/Foto: Getty Images/iStockphoto/Jomkwan

Mengutip dari Cleveland Clinic, muntaber merupakan peradangan atau iritasi usus yang disebabkan oleh virus. Namun, sekitar 15-20 persen kasusnya disebabkan oleh bakteri dan parasit.

Muntaber muncul dengan gejala yang sama, yakni kram perut, muntah, serta diare encer. Hampir semua orang pernah mengalami kondisi ini, meski sebagian orang tidak mengalami kondisi yang serius.

Pada kelompok yang rentan, muntaber bisa menjadi hal yang serius. Bahkan, di seluruh dunia, muntaber merupakan salah satu penyebab kematian utama.

Sementara itu, diare adalah kondisi ketika anak buang air besar dengan tekstur yang encer atau berair. Biasanya, kondisi diare cukup ringan dan akan hilang dalam beberapa hari.

Diare sangat umum terjadi dan bisa menyerang siapapun di segala usia. Pada anak-anak, mereka cenderung mengalami diare dua kali dalam setahun.

Cara mengatasi muntaber pada anak

Pengobatan muntaber bisa dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini Bubun rangkumkan deretannya dari berbagai sumber:

1. Rehidrasi

Dokter Jaime mengatakan bahwa anak yang mengalami muntaber harus didorong untuk mengonsumsi cairan meski dalam jumlah kecil namun sering. Bayi pun harus terus diberikan ASI ya, Bunda.

Sebaiknya, hindari pemberian jus, soda, teh, atau minuman berkafein lainnya pada anak ketika mengalami muntaber. Minuman ini mungkin mengandung terlalu banyak gula dan terlalu sedikit garam yang bisa memperburuk diare.

2. Larutan elektrolit

Larutan elektrolit menjadi cairan yang ideal diberikan pada anak ketika mereka mengalami diare. Meski begitu, larutan ini tidak boleh digunakan selama lebih dari 24, ya.

"Larutan elektrolit tidak boleh dilanjutkan sendiri selama lebih dari 24 jam karena potensi masalah yang terkait dengan asupan nutrisi yang tidak memadai," kata dr. Jaime.

3. Pemberian infus dan antibiotik

Anak-anak yang tidak memiliki tanda dehidrasi juga harus memeriksakan dirinya ke dokter jika gejala muntaber berlangsung lebih dari satu hari. Jika dehidrasinya parah, dokter harus memasukkan cairan melalui pembuluh darah.

Jika penyebab muntaber anak adalah bakteri tertentu, dokter mungkin akan mengobati anak dengan memberikan antibiotik tertentu.

Komplikasi muntaber

Menurut dr. Jaime, komplikasi muntaber yang paling umum adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini terjadi karena anak kehilangan banyak cairan dalam muntahan atau diarenya.

"Anak yang mengalami dehidrasi ringan merasa haus, sedangkan anak yang mengalami dehidrasi berat mungkin terlihat lesu dan mudah marah," jelasnya.

Dehidrasi ini lebih mungkin terjadi pada bayi dibandingkan anak yang lebih besar dan mengalami efek samping yang serius. Bayi yang mengalami dehidrasi pun membutuhkan perawatan medis segera.

Kapan muntaber pada anak dikatakan berbahaya dan harus dibawa ke dokter?

Menilik dari laman Kids Health, Bunda bisa membawa anak yang mengidap muntaber jika mereka mengalami kondisi berikut ini:

  • Tidak minum selama beberapa jam
  • Jarang buang air kecil (lebih dari 4-6 jam untuk bayi dan 6-8 jam untuk anak yang lebih besar)
  • Memiliki tanda-tanda dehidrasi
  • Mengalami demam tinggi
  • Ada darah pada feses atau muntahannya
  • Muntah selama lebih dari 24 jam
  • Diare yang tidak kunjung membaik setelah beberapa hari

Demikian informasi tentang muntaber, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online