Kenapa Ada Benjolan di Payudara? Ketahui Kondisi yang Perlu Diperiksa Dokter

5 hours ago 4

Jakarta -

Saat meraba payudara dan menemukan benjolan, wajar kalau langsung muncul rasa khawatir. Tapi tenang dulu, Bunda, tidak semua benjolan itu berbahaya, kok. Yuk, kita kenali lebih dalam tentang penyebab benjolan di payudara agar Bunda bisa lebih tenang dan tahu langkah yang harus dilakukan.

Memahami benjolan payudara

Payudara adalah bagian tubuh perempuan yang sangat sensitif terhadap perubahan hormon, pola hidup, bahkan stres. Tak jarang, benjolan bisa muncul di area payudara dan membuat kita cemas. Tapi, tidak semua benjolan itu berbahaya kok Bunda.

Dilansir dari Cleveland, benjolan payudara adalah massa atau pertumbuhan yang tumbuh di payudara Bunda. Meskipun benjolan payudara dapat menjadi tanda kanker payudara, benjolan tersebut biasanya jinak (bukan kanker). Faktanya, 8 dari 10 benjolan payudara bersifat nonkanker. 

Benjolan payudara ada yang terasa sekeras batu atau lembek seperti anggur atau kacang polong. Hal itu biasa terjadi di sekitar jaringan payudara atau dekat area ketiak. Benjolan mungkin terasa keras atau berbeda dari jaringan payudara lainnya. Salah satu penyebab terbentuknya benjolan karena perubahan hormon. Dalam beberapa kasus, benjolan tersebut menghilang secara alami. 

Seperti gadis pra-pubertas yang mengalami benjolan payudara yang terasa nyeri. Benjolan ini biasanya hilang secara alami selama masa pubertas. Anak laki-laki remaja juga dapat mengalami benjolan payudara selama masa pubertas. Benjolan ini bersifat sementara dan biasanya menghilang dalam beberapa bulan juga.

Contoh lainnya, beberapa bayi juga mengalami benjolan payudara karena estrogen yang mereka peroleh dari ibu mereka saat lahir. Benjolan ini umumnya hilang saat estrogen meninggalkan tubuh mereka.

Namun, dikutip dari Healthline, benjolan payudara dapat menjadi tanda kanker. Adapun gejala benjolan kanker pada payudara berbeda-beda pada setiap orang. Biasanya, benjolan yang keras dan terpisah merupakan tanda kanker payudara yang paling umum. Jaringan tersebut terasa sangat berbeda dengan jaringan payudara di sekitarnya. 

Pada awalnya, benjolan tersebut dapat digerakkan. Namun, nantinya benjolan tersebut akan sulit digerakkan. Perubahan kulit seperti lesung pipit, menonjol, mengerut, atau kemerahan, terutama jika Bunda melihatnya di cermin dengan tangan terangkat di atas kepala.

Penyebab benjolan payudara


1. Benjolan karena perubahan hormon

Benjolan ini biasanya terasa menjelang menstruasi. Payudara bisa terasa nyeri, kencang, dan muncul benjolan yang terasa lunak. Ini biasa terjadi karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Biasanya akan hilang setelah haid selesai.

Dikutip dari National Cancer Institusi, sebuah studi menjelaskan bahwa perubahan hormon siklus menstruasi bisa menyebabkan fibrokistik, yaitu kondisi umum yang membuat payudara terasa nyeri, kencang, dan kadang muncul benjolan.

2. Kista payudara

Kista adalah kantong berisi cairan yang bisa muncul di payudara. Rasanya seperti balon kecil berisi air, bisa lunak atau agak kenyal saat ditekan. Menurut studi yang dipublikasikan oleh American Journal of Roentgenology, Kista kerap terjadi pada perempuan usia 30–50 tahun, dan umumnya tidak berbahaya.

3. Fibroadenoma

Ini adalah benjolan padat yang biasanya tidak nyeri, bisa digerakkan di bawah kulit, dan terasa kenyal. Menurut studi dalam World Journal of Surgical Oncology, fibroadenoma paling sering ditemukan pada perempuan muda usia 20–30 tahunan. Biasanya jinak dan bisa bertahan lama tanpa menimbulkan masalah.

4. Infeksi atau peradangan (mastitis)

Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal American Family Physician, infeksi payudara (mastitis) kerap dialami oleh Bunda terutama saat menyusui. Payudara bisa terasa nyeri, panas, dan ada benjolan keras. Kadang disertai demam. Perlu pengobatan, tapi bukan kondisi yang berbahaya jika ditangani dengan cepat.

5. Kanker payudara

Nah, ini yang paling ditakuti nih Bunda. Ciri khasnya adalah benjolan keras, tidak nyeri, dan tidak bisa digerakkan. Bisa disertai perubahan bentuk payudara, kulit mengkerut seperti kulit jeruk, atau keluar cairan dari puting.

Diagnosis benjolan payudara

Jaringan payudara secara alami dapat bertekstur benjolan. Beberapa orang memiliki payudara yang lebih benjolan daripada yang lain. Jika payudara Bunda terasa sama di kedua sisi, mungkin itu tanda normal. Namun, benjolan yang terasa lebih keras atau berbeda mungkin perlu dikhawatirkan.

Saat Bunda menemukan benjolan di payudara, langkah paling penting adalah tidak panik dan segera melakukan pemeriksaan ke tenaga medis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah benjolan tersebut jinak atau ganas (kanker), dan menentukan langkah selanjutnya.

Diagnosis bukan untuk menakut-nakuti, tapi justru untuk memberi ketenangan. Dengan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh, Bunda bisa mengambil langkah terbaik. Lebih baik tahu sejak awal, daripada menyesal di kemudian hari.

Berikut tahap diagnosis benjolan payudara:

1. Pemeriksaan fisik oleh dokter

Dalam pemeriksaan awal, dokter biasanya akan melakukan wawancara ringan mengenai kapan benjolan mulai terasa, apakah disertai nyeri, dan apakah terdapat perubahan pada kulit atau puting. Setelah itu, dokter akan memeriksa fisik payudara dengan meraba langsung area yang dirasakan benjol. Dari sana, biasanya sudah bisa diduga apakah benjolan tersebut bersifat lunak, keras, bisa digerakkan, atau melekat di satu tempat.

2. Pemeriksaan penunjang

Jika dokter merasa perlu, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan tes tambahan seperti USG payudara atau mammografi. 

a. USG payudara (ultrasonografi)

Untuk perempuan yang masih muda, biasanya dokter akan menyarankan USG karena jaringan payudara yang masih padat lebih mudah terbaca melalui gelombang suara. Tindakan USG dapat menentukan apakah benjolan berisi cairan (kista) atau padat (seperti fibroadenoma atau tumor)

b. Mammografi

Untuk perempuan di atas usia 40 tahun, mammografi menjadi pilihan utama karena lebih efektif dalam mendeteksi perubahan kecil pada jaringan payudara. Sebab, bisa mendeteksi benjolan yang belum terasa atau perubahan jaringan.

c. MRI payudara (jika diperlukan)

Dalam beberapa kasus, jika hasil dari pemeriksaan pencitraan belum memberikan gambaran yang jelas, dokter mungkin akan menyarankan MRI. Ini bukan berarti Bunda harus khawatir berlebihan, tapi hanya untuk memastikan semuanya lebih detail dan akurat.

3. Biopsi: Pemeriksaan penentu

Apabila ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan, dokter akan merekomendasikan biopsi, yaitu pengambilan sedikit sampel jaringan dari benjolan untuk diperiksa di laboratorium. Prosedur ini merupakan langkah paling penting dalam menentukan apakah benjolan yang ditemukan bersifat jinak, pra-kanker, atau ganas. 

Meskipun kata 'biopsi' terdengar menakutkan, sebenarnya ini adalah prosedur yang sangat membantu dalam menyelamatkan nyawa, karena memberi kepastian medis untuk penanganan yang tepat.

Jenis biopsi:

  • Fine Needle Aspiration (FNA): Menggunakan jarum kecil
  • Core Needle Biopsy: Mengambil jaringan lebih besar
  • Biopsi bedah: Jika perlu pengangkatan sebagian/seluruh benjolan

Hasil dari biopsi akan menentukan apakah benjolan bersifat jinak, pra-kanker, atau kanker.

Kapan harus ke dokter?

Tidak semua benjolan membuat Bunda panik, namun bukan berarti harus diabaikan. Tubuh kita sering kali memberi sinyal ketika ada sesuatu yang tidak biasa. Karena itu, kepekaan terhadap perubahan kecil sekalipun adalah bentuk perhatian dan kasih sayang pada diri sendiri.

Jika Bunda menemukan benjolan yang tetap ada meski sudah melewati masa haid, sebaiknya jangan menunggu lebih lama. Terutama bila benjolan itu terasa keras, tidak bisa digerakkan, atau ukurannya bertambah dalam waktu singkat. Ini adalah momen di mana konsultasi ke dokter sangat penting, bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk mencari kejelasan secara medis.

Perhatikan pula jika payudara mengalami perubahan pada kulit, misalnya menjadi seperti kulit jeruk, mengerut, atau tampak kemerahan tanpa sebab.

Bila puting tiba-tiba masuk ke dalam, terasa gatal berkepanjangan, atau mengeluarkan cairan yang tidak biasa (terutama jika berwarna darah atau bening), sebaiknya segera periksakan diri. Sering kali perubahan seperti ini tidak disadari karena terasa ringan di awal. Namun dengan pemeriksaan dini, apapun penyebabnya bisa ditangani lebih mudah.

Bunda juga perlu waspada bila merasakan nyeri yang tidak hilang atau ada pembengkakan di area ketiak yang tidak biasanya. Kadang, benjolan tidak terasa di payudara, tapi muncul di sekitar ketiak karena keterkaitan dengan saluran getah bening. Semua ini adalah sinyal lembut dari tubuh yang sebaiknya tidak diabaikan.

Pengobatan benjolan payudara

Setelah hasil pemeriksaan keluar dan diketahui apa penyebab benjolan di payudara, barulah pengobatan bisa ditentukan. Setiap benjolan memiliki karakter yang berbeda, dan tidak semua membutuhkan operasi atau tindakan medis yang berat. Pengobatannya sangat tergantung dari jenis benjolan, ukurannya, serta apakah bersifat jinak atau ganas.

Untuk benjolan yang jinak seperti kista atau fibroadenoma, dokter biasanya akan menyarankan untuk observasi terlebih dahulu, terutama jika ukurannya kecil dan tidak menimbulkan keluhan. Dalam banyak kasus, benjolan seperti ini bisa mengecil dengan sendirinya seiring waktu atau tetap ada tanpa membahayakan. Namun, bila benjolan makin membesar atau menimbulkan nyeri, dokter mungkin akan mempertimbangkan pengangkatan melalui prosedur kecil.

Jika benjolan berisi cairan seperti kista, kadang cukup dengan disedot menggunakan jarum halus (aspirasi) tanpa harus operasi. Prosedurnya cepat dan biasanya tidak menyakitkan. Bunda bisa langsung pulang setelah tindakan.

Untuk benjolan yang mencurigakan atau yang ternyata ganas, seperti kanker payudara, penanganannya tentu akan berbeda. Dokter akan menyusun rencana pengobatan secara menyeluruh. Pengobatannya dapat meliputi:

  • Lumpektomi, atau pengangkatan benjolan
  • Mastektomi, yang mengacu pada pengangkatan jaringan payudara
  • Kemoterapi, yang menggunakan obat-obatan untuk melawan atau menghancurkan kanker
  • Radiasi, pengobatan yang menggunakan sinar atau bahan radioaktif untuk melawan kanker

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online