Peran ayah pada perkembangan otak anak sangat besar, bahkan berpotensi tetap berpengaruh seiring bertambahnya usia anak. Untuk itu, apa saja hal-hal yang bisa dilakukan oleh ayah?
Meskipun masyarakat lebih sering menggambarkan ayah sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai pengasuh bagi anak-anak, namun sangatlah penting bagi seorang anak untuk memiliki ayah dan bunda yang sama-sama berperan mendampingi perkembangan mereka secara keseluruhan.
Bunda biasanya dianggap sebagai sosok yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak, tapi ayah juga memiliki peran yang tak kalah penting. Dikutip dari Parenting First Cry, ayah memberikan perspektif dan dukungan unik untuk melengkapi gaya pengasuhan bunda.
Kombinasi keduanya akan saling melengkapi dan berkontribusi secara signifikan pada pertumbuhan emosional dan sosial anak-anak.
Peran ayah pada perkembangan otak anak
Anak-anak yang ayahanya yang terlibat dalam pengasuhan cenderung lebih percaya diri dan aman secara emosional, serta membentuk ikatan sosial yang lebih baik.
Hasil pendidikan mereka sering kali lebih baik daripada anak-anak dengan ayah yang kurang terlibat. Anak-anak juga cenderung memiliki keterampilan komunikasi dan fungsi intelektual yang lebih baik.
Keterlibatan ayah diyakini juga memiliki dampak yang luar biasa pada perkembangan kognitif anak, terutama selama masa kanak-kanak awal.
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa ketika ayah mau terlibat, mengasuh, dan bermain dengan anak, mereka berpotensi mengembangkan IQ yang lebih tinggi, memiliki keterampilan verbal yang meningkat, dan mampu memecahkan masalah dengan lebih baik.
Selain itu, ayah membawa perspektif yang berbeda pada kehidupan anak-anak mereka. Mereka cenderung mendorong anak-anak untuk mengambil risiko dan mandiri, membantu mereka menjelajahi dunia di sekitar dan memberi kesempatan untuk membuat kesalahan.
Anak pun berpotensi memiliki tingkat prestasi akademis yang lebih tinggi, yang berlanjut hingga masa remaja dan dewasa muda.
Peran ayah sesuai tahap perkembangan anak
Dikutip dari Focus on The Family, psikolog perkembangan Erik Erikson percaya bahwa anak-anak memperoleh rasa identitas pribadi atau kesadaran tentang siapa mereka melalui interaksi dengan orang lain.
Ayah adalah salah satu orang terpenting dalam komunikasi interaktif tersebut. Seperti yang dipahami Erikson, berikut tahapan fase perkembangan anak dan hal yang dapat dilakukan ayah untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya:
1. Mistrust (0-2 tahun)
Selama dua tahun pertama kehidupan, seorang anak belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai orang lain. Semuanya tergantung pada keandalan pengasuh, terutama orang tua.
Ikatan awal antara ayah dan bayi dapat diperkuat dengan kontak skin-to-skin. Cobalah sesering mungkin menggendong bayi dan mengajaknya berinteraksi.
Bayi dan anak-anak bergantung pada pengenalan wajah, jadi singkirkan semua distraksi dan cobalah untuk fokus dengan selalu mengutamakan kontak mata langsung.
2. Autonomy vs. Shame and Doubt (3-4 tahun)
Pada tahap ini, anak-anak mulai memperoleh kemandirian dan menemukan rasa kendali pribadi yang baru. Ayah dapat membantu anak bertumbuh dengan membiarkan mereka membuat pilihan sederhana, misalnya dalam hal memilih makanan, mainan, dan pakaian.
3. Initiative vs. Guilt (5-8 tahun)
Periode ini adalah waktu ketika anak-anak benar-benar mulai menegaskan kekuasaan dan kendali atas dunia mereka melalui permainan terarah dan interaksi sosial. Jika anak memiliki pengalaman positif selama periode ini, mereka akan merasa mampu memimpin dan mengambil keputusan.
Ketika ayah ingin terlibat dengan anak-anak mereka yang berusia 5-12 tahun, hal-hal yang dapat dilakukan misalnya seperti sering mengajak anak bermain. Diharapkan ini dapat membantu anak belajar tentang kompetisi, petualangan, dan mendorong batasan untuk membangun kepercayaan diri.
Tunjukkan kepada anak berbagai macam emosi melalui pengalaman dan aktivitas. Ini juga dapat mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang pengendalian diri.
4. Industry vs. Inferiority (9-12 tahun)
Selama fase ini, anak-anak yang menerima dorongan dan pujian dari orang tua mampu mengembangkan rasa bangga atas prestasi mereka. Ayah dapat memengaruhi perkembangan anak pada tahap ini dengan menanamkan rasa kompetensi dan keyakinan pada kemampuan anak, terutama untuk menangani tugas-tugas yang diberikan.
Sebisa mungkin, hadirlah dalam kegiatan anak. Ini akan membantu membangun kepercayaan dan mengomunikasikan bahwa orang tua peduli tentang bagaimana anak menghabiskan waktunya.
5. Identity vs. Confusion (13-18 tahun)
Pada fase praremaja dan remaja ini, anak mulai perlu diajarkan tentang mengeksplorasi kebebasan pribadi. Meningkatnya kemandirian dan kendali adalah hasil dari keberhasilan melewati tahap perkembangan ini.
Ayah dapat memengaruhi perkembangan anak remaja dengan cara:
- Memperkenalkan anak cara memilih teman yang baik dan bisa memberikan efek positif
- Membuka diskusi tentang pubertas
- Tunjukkan cinta dan rasa hormat kepada ibu. Dengan begitu, sosok ayah menjadi role model bagaimana laki-laki seharusnya memperlakukan perempuan
Demikian ulasan tentang berbagai peran ayah pada perkembangan otak anak. Diharapkan dengan mau terjun langsung dalam proses pengasuhan, proses tumbuh kembang anak bisa menjadi lebih maksimal. Semoga menginspirasi memilih pola pengasuhan yang terbaik untuk Si Kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)