Autisme merupakan kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak. Anak yang lahir dengan autisme memiliki perilaku yang tidak biasa dan sulit fokus pada hal detail, Bunda.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), bukti ilmiah menunjukkan bahwa kemungkinan ada banyak faktor yang membuat seorang anak mengidap autisme. Beberapa di antaranya adalah faktor lingkungan dan genetik.
Baru-baru ini, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti postdoc di Cold Spring Harbor Laboratory, Irene Sanchez Martin, mengungkap kemungkinan penyebab autisme yang dikaitkan dengan infeksi saat hamil. Sanchez Martin melakukan penelitian ini setelah menyadari bahwa meskipun 40 hingga 80 persen kasus autisme kemungkinan terkait dengan faktor genetik, penyebab 20 hingga 60 persen kasus lainnya masih belum jelas.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa infeksi virus pada ibu hamil mungkin berperan dalam terjadinya autisme pada anak. Namun, Sanchez Martin menemukan cara baru untuk menyelidiki hipotesis tersebut, Bunda.
Sanchez Martin menggunakan embrio tikus untuk melakukan penelitian ini. Beberapa embrio mulai menunjukkan tanda-tanda awal defisit perkembangan segera setelah induknya yang hamil terpapar virus.
"Model yang kami gunakan sudah sangat mapan untuk gangguan spektrum autisme. Bedanya di studi ini, alih-alih menganalisis perilaku keturunan saat dewasa, saya memeriksa apa yang terjadi pada janin 24 jam setelah terpapar inflamasi yang dialami ibu," sambungnya" katanya, dilansir Vice.
Melansir dari laman Cold Spring Harbor Laboratory, ini adalah studi pertama kalinya di mana para ilmuwan dapat melihat efek peradangan prenatal pada embrio dalam model autisme. Penelitian semacam ini nantinya diharapkan dapat memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan dini bahkan sebelum seorang anak lahir.
Sanchez Martin juga berharap dapat menemukan lebih banyak tentang autisme. Misalnya, ia berusaha menjawab hasil temuan, di mana semua embrio perempuan tampaknya terlindungi dari autisme, sementara sebanyak sepertiga dari laki-laki sangat terpengaruh.
Kondisi lain yang dikaitkan dengan penyebab autisme
Penelitian yang membahas soal penyebab autisme telah banyak dilakukan oleh para ilmuwan. Misalnya, WHO menjelaskan bahwa penelitian menggunakan berbagai metode berbeda yang dilakukan selama bertahun-tahun telah menunjukkan bahwa vaksin campak, gondongan, dan rubella tidak menyebabkan autisme.
Tetapi, ada pula penelitian yang mengaitkan penyebab autisme dengan kekurangan vitamin D selama hamil, Bunda. Ulasan di jurnal Frontiers in Psychiatry tahun 2019 menjelaskan, analisis literatur telah menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D selama kehamilan berperan dalam mengondisikan perkembangan dan fungsi sistem saraf.
Studi yang dilakukan secara in vitro dan pada hewan percobaan ini telah menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat dikaitkan dengan kelainan struktural dan fungsional sistem saraf yang dapat diamati pada pasien gangguan spektrum autisme.
Selain itu, telah dilaporkan juga bahwa kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menjadi faktor risiko perkembangan gangguan spektrum autisme pada keturunan setelahnya, dan anak-anak dengan gangguan spektrum autisme memiliki kadar vitamin D serum yang jauh lebih rendah dibandingkan anak-anak normal.
Namun, data penelitian tersebut belum cukup mendukung hipotesis bahwa vitamin D mungkin merupakan faktor yang berkontribusi terhadap etiologi gangguan spektrum autisme.
Autisme dan kaitan kekurangan vitamin D dan konsumsi ikan saat hamil
Ilustrasi Infeksi Virus saat Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz
Sementara itu, penelitian terbaru yang terbit di Research in Autism Spectrum Disorders pada Maret 2024 juga membahas isu serupa. Hasil studi menemukan bahwa pemberian suplemen vitamin D dan multivitamin ibu selama kehamilan dikaitkan secara signifikan dengan penurunan risiko gangguan spektrum autisme.
"Suplemen multivitamin ibu hamil berpotensi meredakan gejala dan kemampuan personal-sosial pada anak-anak (dengan gangguan spektrum autisme)," kata tim penulis studi.
"Mengurangi risiko gangguan spektrum autisme dan gejala nya pada keturunan merupakan pertimbangan kebijakan kesehatan masyarakat, yang dapat dicapai melalui pemberian vitamin D dan multivitamin selama hamil."
Penelitian lebih lanjut tetap dibutuhkan untuk mengetahui peran nutrisi ibu hamil dalam etiologi dan gejala autisme, serta mekanisme molekuler yang mendasarinya.
Selain vitamin D, asupan omega-3 selama kehamilan juga dikaitkan dengan penurunan risiko autisme pada anak. Salah satunya dibahas dalam studi yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition pada tahun ini.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data dari sekitar 4.000 peserta. Mereka meneliti hubungan antara asupan ikan, penggunaan suplemen, dan hasil perkembangan saraf yang terkait dengan autisme.
Konsumsi ikan dan penggunaan suplemen omega-3 lalu diukur dengan informasi diet yang dilaporkan oleh para peserta, dengan waktu konsumsi yang berbeda-beda. Sekitar 20 persen dari peserta melaporkan tidak mengonsumsi ikan, dan sebagian besar melaporkan tidak menggunakan suplemen omega-3 atau minyak ikan.
Para peneliti kemudian mengamati hubungan antara asupan ikan pada ibu hamil dan penggunaan suplemen minyak ikan omega-3 selama kehamilan, serta terjadinya autisme yang didiagnosis oleh dokter dan ciri-ciri terkait autisme yang dilaporkan oleh orang tua. Ciri-ciri ini diukur menggunakan Skala Responsivitas Sosial (SRS), di mana skor tinggi menunjukkan adanya lebih banyak perilaku terkait autisme.
Mengonsumsi ikan selama kehamilan lantas dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih rendah anak didiagnosis dengan autisme dan sedikit penurunan dalam skor SRS total dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi ikan. Hasil ini konsisten di semua tingkat konsumsi ikan, dari jumlah hingga waktu konsumsinya.
"Studi kami berkontribusi pada semakin banyaknya bukti yang menunjukkan peran diet prenatal dalam dampak autisme pada keturunan," kata peneliti ECHO Cohort dari Harvard Medical School, Emily Oken, MD, MPH, dilansir laman Medical Xpress.
Sementara itu, tidak ditemukan hubungan signifikan antara suplemen minyak ikan omega-3 dan diagnosis autisme bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.
Adakah cara mencegah autisme sejak hamil?
Autisme tidak bisa dicegah, tetapi Bunda dapat mengurangi riskko anak mengalami autisme sejak masa kehamilan. Berikut beberapa cara untuk meminimalkan risikonya, seperti dikutip dari beberapa sumber:
- Menjalani gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga rutin, hindari stres, rokok, dan alkohol.
- Mengonsumsi semua vitamin dan suplemen prenatal yang diresepkan oleh dokter.
- Menjalani pemeriksaan rutin yang telah dijadwalkan selama kehamilan, terutama bla Bunda memiliki riwayat penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
- Tidak mengonsumsi obat-obatan sembarangan selama kehamilan atau tanpa resep dokter.
- Mendapatkan vaksinasi sebelum dan saat hamil sesuai dengan rekomendasi dokter.
- Menghindari paparan bahan kimua atau polusi selama kehamilan.
Demikian penjelasan terkait beberapa kondisi yang dikaitkan dengan penyebab autisme selama kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga serba-serbi autisme pada anak, dalam video berikut ini:
(ank/rap)
Loading...