Jakarta -
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik merupakan kondisi hormonal yang diidap perempuan di usia reproduktif. PCOS umumnya terjadi pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas, Bunda.
Meski begitu, PCOS juga dapat dialami perempuan yang bertubuh ramping atau kurus atau kerap disebut lean PCOS. Menurut dokter spesialis kebidanan dan ginekologi, Dr. Stacy Henigsman, lean PCOS adalah jenis PCOS yang tidak berhubungan dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
"PCOS biasanya terjadi pada orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Namun, kondisi ini dapat memengaruhi orang dengan indeks massa tubuh (IMT) 25 atau kurang," kata Henigsman, dilansir Medical News Today.
"PCOS pada perempuan yang ramping berbeda dengan PCOS pada obesitas dalam hal komposisi tubuh dan faktor lainnya. Dokter perlu menyesuaikan pilihan pengobatan dengan kebutuhan individu yang mengalami lean PCOS," sambungnya.
Perlu diketahui, studi di Journal of Human Reproductive Sciences tahun 2017 menunjukkan bahwa sekitar 80 persen diagnosis PCOS terkait dengan kelebihan berat badan, sementara 20 persennya adalah kasus lean PCOS.
Beda lean PCOS dan PCOS umumnya
Kebanyakan kasus PCOS secara umum melibatkan setidaknya satu dari beberapa kondisi atau keluhan seperti kadar androgen tinggi, siklus haid tidak teratur atau tidak adanya ovulasi, serta kista kecil pada satu atau kedua ovarium.
Orang dengan PCOS yang obesitas atau kurus biasanya memiliki profil metabolik yang sama, karena ada kadar jaringan adiposa viseral (lemak tubuh) yang sama, yakni merupakan fitur hormonal lemak tubuh yang memengaruhi proses dalam tubuh.
Karakteristik lain pada orang dengan PCOS kurus dan obesitas adalah mengalami peradangan tingkat rendah dan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.
Namun, karakteristik PCOS pada orang kurus atau bertubuh ramping dapat berbeda dari PCOS yang obesitas dalam komposisi tubuh dan faktor-faktor lain, seperti profil hormonal.
Menurut ulasan di laman GoodRx, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan perbedaan PCOS pada perempuan ramping dari PCOS pada obesitas, terutama karena PCOS bukanlah diagnosis yang umum diberikan untuk semua orang.
Ilustrasi PCOS/ Foto: Getty Images/PonyWang
Resistensi insulin pada lean PCOS
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel dalam tubuh tidak merespons insulin, sehingga jaringan tidak menggunakan insulin dengan tepat selama metabolisme glukosa. Resistensi insulin dapat terjadi pada kedua bentuk PCOS.
"Bahkan bila kadar lemak tubuh rendah, orang dengan PCOS dapat memiliki insulin darah tinggi dan resistensi insulin," ujar Henigsman.
Namun, penelitian yang diterbitkan di Journal of Diabetes & Metabolic Disorders tahun 2018 menunjukkan, tingkat resistensi insulin lebih rendah ditemukan pada perempuan ramping dengan PCOS atau memengaruhi 83,3 persen peserta penelitian, dibandingkan dengan 93,1 persen peserta yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
"Penelitian di bidang ini masih terus dilakukan, karena masih belum jelas apakah resistensi insulin memengaruhi orang kurus dengan PCOS pada tingkat yang sama dengan mereka yang memiliki PCOS dengan kondisi kelebihan berat badan atau obesitas," ungkap Henigsman.
Gejala PCOS pada perempuan ramping
Ada beberapa gejala PCOS pada perempuan ramping, yakni:
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Pertumbuhan rambut berlebihan di area tubuh, seperti wajah, yang disebut hirsutisme
- Muncul jerawat
- Rambut mulai menipis
- Muncul kutil kulit
- Area kulit yang menggelap, seperti di selangkangan, di bawah payudara, dan di sepanjang lipatan leher
- Resistensi insulin, yang dapat menyebabkan kadar gula darah abnormal dan diabetes
Menurut ulasan di Journal of Human Reproductive Sciences tahun 2017, orang dengan berat badan kurang yang mengalami PCOS sangat mungkin mengalami gejala yang mirip dengan yang dialami perempuan selama masa pubertas, seperti muncul jerawat, menstruasi tidak teratur, dan depresi.
Diagnosis lean PCOS
Siapa pun dapat mengalami gejala-gejala PCOS, terlepas dari berat badannya. Misalnya, Bunda mungkin mengalami menstruasi berat dan pertumbuhan rambut berlebih, sedangkan Bunda yang lain mungkin mengalami masalah kesuburan dan diabetes.
Dua orang yang mengalami PCOS dengan IMT yang sangat berbeda juga dapat mengalami gejala yang sama. Itulah sebabnya mengapa PCOS sering kali tidak terdiagnosis, dan bahkan menjadi sulit diketahui bila tubuh Bunda ramping.
Kriteria untuk mengidentifikasi PCOS sering kali bergantung pada diagnosis eksklusi, yang berarti menyingkirkan kondisi potensial lain seperti sindrom Cushing atau gangguan tiroid.
Penanganan lean PCOS
Lean PCOS dapat ditangani dengan beberapa cara, seperti:
- Perubahan gaya hidup, seperti meningkatkan asupan nutrisi dan rutin olahraga, untuk menjaga berat badan yang sehat.
- Pengobatan kesuburan seperti klomifen, pembedahan, atau bayi tabung dapat membantu mengatasi masalah kesuburan.
- Konsumsi pil KB dapat mengatasi siklus haid yang tidak normal atau tidak teratur.
- Pengobatan jerawat seperti obat topikal (benzoil peroksida, antibiotik topikal, retinoid), dan pil (isotretinoin, antibiotik oral, pil KB) membantu mengatasi kondisi kulit yang terjadi akibat PCOS.
Demikian penjelasan mengenai PCOS pada perempuan ramping. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)