Stres atau Tidak? Kondisi Mental Ibu Hamil Kelak Bisa Dideteksi dengan Air Liur

1 month ago 21

Jakarta -

Selain fisik, kondisi mental ibu hamil harus dijaga. Meskipun stres adalah hal yang umum dan bisa terjadi saat hamil, namun dampaknya bagi kesehatan ibu dan janin sangat berpengaruh. Stres yang berkelanjutan atau stres kronis dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan janin. 

Stres saat hamil bisa menimbulkan sakit kepala, masalah tidur, napas cepat, dan denyut nadi yang cepat. Beberapa orang mungkin juga mengalami pikiran obsesif, kekhawatiran atau kecemasan, kemarahan, masalah makan, dan sebagainya.

Mengutip Pregnancy Baby Birth, stres kronis juga dapat menyebabkan masalah bagi bayi. Ini dapat mencakup efek pada pertumbuhan bayi yang belum lahir dan lamanya kehamilan (gestasi). Stres kronis juga dapat meningkatkan risiko masalah pada perkembangan fisik dan mental bayi  di masa depan, serta masalah perilaku di masa kanak-kanak.

Seseorang yang stres, termasuk ibu hamil mungkin tidak menyadarinya, bahkan mungkin menyangkal. Orang-orang di sekitarnya mungkin juga tak menyadarinya. Padahal, jika berlanjut, itu akan berbahaya, Bunda.

Lalu, bagaimana cara mengetahui ibu hamil mengalami stres? Selain gejala yang disebutkan di atas, penelitian baru dari Michigan State University menemukan tes air liur guna mendeteksi kondisi mental ibu hamil. Bagaimana caranya?

Kondisi mental ibu hamil mampu terdeteksi dari air liur

Sekelompok peneliti dari Michigan State University menemukan bahwa jumlah dan jenis mikroba yang ada dalam air liur wanita hamil berbeda-beda, tergantung pada apakah mereka mengalami stres hidup dan gejala kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Mental Health adalah yang pertama kali meneliti hubungan antara jenis dan jumlah mikroorganisme di mulut dan tenggorokan, yang juga dikenal sebagai mikrobioma oral, dan kesehatan mental ibu.

Penelitian ini melibatkan 224 ibu hamil yang terdaftar dalam Studi Stres Prenatal Michigan yang dinilai untuk stres terkini dan gejala kesehatan mental selama trimester kedua. Para perempuan diminta untuk memberikan sampel air liur selama minggu penilaian.

Hasil penelitian menunjukkan mikrobioma oral bervariasi berdasarkan apakah perempuan tersebut melaporkan gejala stres hidup, kecemasan, depresi, atau gangguan stres pascatrauma, yang juga disebut PTSD, selama penilaian, Bunda.

Hasil temuan menunjukkan mikrobioma yang ada di dalam mulut perempuan dengan gejala kecemasan atau depresi yang tinggi menunjukkan keragaman alfa yang tinggi, yang berarti mereka mencakup banyak jenis spesies mikroba yang hadir pada tingkat yang relatif sama.

Sementara, mikrobioma oral perempuan dengan tingkat gejala PTSD yang tinggi sebaliknya menunjukkan keragaman beta yang tinggi, yang berarti spesies mikroba tertentu dalam air liur mereka sangat berbeda dari spesies yang ditemukan pada perempuan dengan gejala PTSD yang rendah.

Stres dan ciri-ciri kesehatan mental tertentu juga dikaitkan dengan tingkat spesies mikroba tertentu yang tinggi. Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka nantinya bisa digunakan untuk intervensi agar ibu hamil terhindar dari stres bahkan depresi.

Joseph Lonstein, profesor di Departemen Psikologi MSU dan peneliti utama dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa kesehatan mental yang positif sangat penting untuk kesejahteraan ibu dan kemampuan mereka untuk merawat bayi dengan peka.

"Kami berharap penelitian kami akan merangsang penelitian di masa mendatang tentang bagaimana mikroba di dalam dan di tubuh kita, selain yang ada di saluran pencernaan kita yang sudah sering dipelajari, dikaitkan dengan kesehatan mental pada ibu dan bahkan orang yang bukan ibu," ujarnya, dikutip dari News Medical Net.

Tips menjaga kesehatan mental ibu hamil

Mengutip Medical News Today, langkah-langkah berikut dapat membantu orang mengelola stres selama kehamilan:

  • Tetap bugar dan sehat: Orang dapat fokus pada makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.
  • Ambil langkah-langkah untuk mengurangi ketidaknyamanan: Seseorang dapat berbicara dengan profesional kesehatan tentang mengurangi ketidaknyamanan kehamilan, seperti mual di pagi hari.
  • Kurangi pekerjaan rumah tangga jika memungkinkan: Orang harus meminta pasangan atau anggota keluarga untuk membantu pekerjaan rumah dan mendelegasikan tugas pekerjaan jika memungkinkan.
  • Rencanakan ke depan: Jika seorang wanita hamil bekerja, mereka dapat mempersiapkan diri dan majikan mereka untuk cuti hamil tepat waktu. Menulis daftar tugas dapat membantu.
  • Jadwalkan kegiatan yang menenangkan: Jika memungkinkan, seseorang harus menggunakan waktu istirahat untuk bersantai. Mereka dapat merencanakan kegiatan untuk mengurangi stres, seperti yoga prenatal atau meditasi.
  • Ikuti kelas prenatal: Mempelajari apa yang diharapkan selama kehamilan, persalinan, dan merawat bayi baru lahir dapat membantu meredakan kecemasan. Orang juga dapat mempelajari teknik relaksasi dan pernapasan.
  • Hubungi pekerja sosial: Jika orang memiliki masalah yang berkaitan dengan keadaan mereka, seperti kesulitan keuangan atau perumahan, berbicara dengan pekerja sosial dapat membantu.
  • Minta bantuan: Seseorang dapat memberi tahu pasangan, keluarga, atau teman-temannya tentang cara terbaik untuk mendukung mereka selama kehamilan dan persalinan.
  • Bergabunglah dengan komunitas: Orang-orang mungkin merasa terbantu untuk terhubung dengan orang lain yang mengalami situasi serupa. Ini dapat dilakukan melalui kelompok pendukung atau jaringan kehamilan di tingkat lokal atau daring.
  • Berbicaralah dengan profesional kesehatan: Jika seseorang kesulitan untuk mengatasinya, profesional kesehatan dapat membantu mereka mendapatkan dukungan dan perawatan.
  • Tangani depresi dan kecemasan: Depresi dan kecemasan dapat memicu stres. Dokter dapat menyarankan cara untuk mengatasi kondisi ini, termasuk pengobatan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video berikut:

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online