Jakarta -
Untuk menciptakan kehamilan yang sukses, beberapa tahap perkembangan embrio harus dilakukan. Lantas bagaimana tahapannya?
Embrio adalah istilah pada bayi dalam proses kehamilan yang berawal dari persiapan pembuahan hingga terbentuk bagian tubuh bayi di dalam rahim. Oleh karena itu perkembangan embrio harus dilakukan dengan cara sperma harus mencapai, menembus, dan membuahi sel telur untuk membentuk zigot.
Dikutip laman Pathfertility, zigot harus membelah dan membentuk blastokista. Blastokista harus mencapai rahim dan tertanam di endometrium. Blastokista yang ditanamkan melanjutkan perkembangannya menjadi embrio dan kemudian menjadi janin.
Embriogenesis merupakan proses yang berperan sangat penting dalam perkembangan individu baru, dan membutuhkan tahap-tahap yang saling terkait dan berlangsung secara berurutan. Tanpa embriogenesis, zigot tidak akan bisa berkembang menjadi embrio dan, pada gilirannya, tidak akan ada kelahiran individu baru.
Proses dalam tahapan embriogenesis- delapan minggu pertama perkembangan setelah pembuahan- sangat rumit. Sistem peredaran darah, ekskresi, dan neurologis semuanya mulai berkembang pada tahap ini. Berikut empat tahap perkembangan embrio dari fase morula hingga organosenesis dikutip dari CNN Indonesia.
1. Fase morula
Pada fase morula, zigot baru memiliki sel tunggal yang akan mulai melakukan pembelahan. Dalam proses pembelahan tersebut akan membentuk sel-sel baru yang disebut juga blastomer.
Fase morula sering dicirikan dengan jumlah blastomer lebih dari 64 sel yang membentuk seperti bola atau kumpulan sel yang dinamakan morula. Karena itulah proses ini dinamakan morula.
2. Fase blastula
Tahap selanjutnya adalah fase blastula. Ketika fase morula, sel yang telah mengalami pembelahan dan akan terus membelah sampai jumlahnya menjadi 100 sel.
Karena jumlahnya yang banyak, maka blastomer akan membentuk rongga yang berisi cairan disebut blastula. Rongga yang ada di area tersebut dinamakan blastosol.
Setelah itu, massa sel yang terdiri dari asam lakatat, piruvat asam amino, dan glukosa mulai berkembang menjadi embrio manusia. Selanjutnya, sel terluar akan membungkus massa yang akan mengalami perkembangan menjadi plasenta dan menjadi pengantar makanan untuk embrio.
Plasenta mulai berkembang pada periode awal embrionik, yaitu di minggu ke-14 sampai 16. Plasenta juga mendukung beberapa fungsi sekaligus, yakni ekskresi, respirasi, dan endokrin.
3. Fase gastrula
Fase ini dapat disebut juga sebagai fase ketika sel-sel yang sudah terbentuk akan dirombak. Dalam tahap ini, akan dihasilkan tiga buah lapisan germinal yang disebut lapisan embrionik.
Ketiga lapisan tersebut yaitu:
- Lapisan ektoderm yang merupakan lapisan paling luar dari embrio
- Lapisan mesoderm yang merupakan lapisan bagian tengah
- Lapisan endoderm yang merupakan lapisan inti sel dari embrio yang akan mengalami perubahan menjadi sebuah janin
Itulah ketiga lapisan yang akan melindungi embrio dari dalam maupun luar.
4. Fase organogenesis
Tahap perkembangan embrio manusia yang terakhir adalah fase organogenesis. Pada fase ini, sel-sel tubuh manusia akan mulai terbentuk lengkap satu per satu sampai akhirnya nanti akan lengkap. Pembentukan sel tubuh ini berasal dari tiga lapisan sel germinal yang sudah pernah terbentuk pada fase gastrula. Setiap lapisan akan membentuk organ yang berbeda-beda.
Berikut penjelasan agar lapisan membentuk organ yang bebeda:
- Lapisan ekstoderm membentuk lapisan epidermis, saraf, mata, dan juga telinga bagian dalam.
- Lapisan mesoderm membentuk berbagai macam otot, organ reproduksi, sel darah, dan sistem ekskresi.
- Lapisan endoderm membentuk sistem pencernaan, kelenjar tiroid, hati, paru-paru, sel pankreas, dan organ reproduksi manusia.
Demikian penjabaran tentang tahap perkembangan embrio yang perlu Bunda ketahui.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)