Jakarta -
Sleep training menjadi salah satu langkah penting untuk melatih kemandirian Si Kecil. Lalu sebenarnya sleep training pada anak dimulai di usia berapa, ya?
Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidur merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan anak, termasuk bayi. Hal ini lantaran tidur adalah aktivitas utama otak sepanjang awal perkembangan anak, sehingga berperan penting dalam proses pematangan otak.
Fungsi otak manusia dipertahankan oleh interaksi kompleks dengan lingkungan selama periode terjaga. Tidur pun berperan dalam konsolidasi interaksi tersebut dan dalam pelepasan pengalaman yang tidak diinginkan.
Apa itu sleep training?
Selama beberapa bulan pertama kehidupannya, bayi belum dapat membedakan antara siang dan malam.
"Mereka belum mampu mengembangkan ritme sirkadian produksi melatonin tubuhnya sendiri," ujar Kim West, penulis The Sleep Lady's Good Night, dikutip dari laman Parents.
Sleep training adalah rutinitas untuk mengajarkan bayi agar dapat tertidur tanpa bantuan orang lain, terutama Bunda. Hal ini berarti bayi ditidurkan dalam keadaan mengantuk namun terjaga.
Bayi juga belajar untuk dapat tertidur tanpa perlu sambil diayun, dipeluk, atau disusui. Selain itu, sleep training juga mengajarkan bayi bagaimana untuk kembali tertidur ketika ia terbangun di malam hari.
Apakah sleep training berbahaya?
Sebagian orang tua mungkin akan khawatir bahwa sleep training dapat membahayakan kesehatan bayi atau menimbulkan masalah terkait keterikatan.
Dikutip dari What to Expect, penelitian justru menunjukkan bahwa sleep training tidak meningkatkan risiko masalah perilaku atau emosional di kemudian hari di masa kanak-kanak. Para ahli bahkan mengatakan bahwa sleep training tidak hanya aman, tetapi juga menyehatkan dan penting untuk perkembangan bayi.
Kapan sleep training dapat mulai dilakukan?
Dikutip dari Baby Center, jika berhasil melewati masa sleep training, umumnya bayi akan dapat tidur lebih nyenyak, pun demikian dengan orang tua.
Sebagian besar ahli merekomendasikan sleep training boleh dimulai saat Si Kecil berusia antara 4 dan 6 bulan. Di rentang usia ini, umumnya bayi sudah bisa belajar tidur sendiri dan belum bergantung pada diayun untuk tidur.
Pada usia 6 bulan, bayi mulai mengembangkan siklus tidur-bangun yang teratur, dan bahkan dapat melewati sepanjang malam tanpa menyusu. Ini merupakan salah satu tanda bayi kemungkinan sudah siap untuk memulai sleep training.
Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda. Ada bayi yang mungkin saja belum siap untuk memulai sleep training pada rentang usia ini.
Tips memulai sleep training pada bayi
Ilustrasi bayi tidur/Foto: Getty Images/Edwin Tan
Berikut beberapa tips yang dapat Bunda terapkan untuk membantu memastikan transisi yang lebih lancar saat sleep training:
1. Tetapkan rutinitas sebelum tidur
Ikuti rutinitas tidur bayi selama 30 hingga 45 menit secara konsisten untuk membantu transisi Si Kecil dari waktu bangun ke waktu mengantuk. Jika perlu, mulailah cukup awal sehingga Bunda bisa menyelesaikannya sebelum ia kelelahan.
Apabila bayi tertidur saat menyusu atau minum susu, berikutnya jadwalkan sesi tersebut sebelum mandi atau membaca buku, sehingga Bunda bisa menidurkannya saat ia masih terjaga.
2. Atur waktu dengan tepat
Bukan waktunya untuk mengutak-atik pola tidur bayi ketika ada distraksi baru-baru ini dalam kesehariannya. Termasuk jika Bunda baru saja pindah rumah, ada pengasuh baru, anak sedang sakit atau tengah dalam perjalanan.
Tunggu sampai semuanya tenang dan teratur sebelum coba memulai sleep training.
3. Ketahui kapan bayi mulai lelah dan mengantuk
Perhatikan tanda-tanda mengantuk pada bayi seperti menguap, mengucek mata, atau mudah marah. Ini sangat mungkin terjadi pada waktu yang sama setiap malam.
Penting untuk menidurkan bayi saat ia mengantuk tetapi tidak terlalu lelah, karena jika demikian maka bayi akan lebih sulit dan gelisah untuk tidur nyenyak.
4. Baringkan bayi dalam keadaan terjaga
Sleep training didasarkan pada mengajari bayi untuk tertidur sendiri. Ini merupakan sebuah pelajaran yang tidak akan ia dapatkan jika Bunda selalu menggendongnya hingga tertidur sebelum memindahkan ke tempat tidur.
5. Jangan terburu-buru
Jangan terburu-buru masuk ke kamar bayi saat terdengar ada rengekan. Bayi banyak mengeluarkan suara di malam hari, termasuk menangis, lalu tertidur kembali dengan sendirinya.
Terlalu sering dan cepat menanggapi setiap suara atau tangisan kecil dapat membangunkan bayi yang tertidur atau menggagalkan upayanya untuk menenangkan diri sendiri.
Kapan perlu konsultasi ke dokter?
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Bunda masih bingung tentang bagaimana memulai sleep training.
Apabila metode-metode ini sudah dilakukan secara konsisten dan masih tidak berhasil setelah dua minggu, Bunda mungkin perlu konsultasi ke dokter guna mendapatkan saran lebih lanjut.
Demikian ulasan tentang waktu yang tepat untuk memulai sleep training. Sudah siap lakukan sleep training untuk Si Kecil, Bunda?
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)