Seiring berkembangnya teknologi di era globalisasi, kita sebagai manusia juga harus berkembang agar tidak tertinggal. Seperti komputer yang dapat menerima tugas dan menyelesaikannya dengan cepat, kita juga harus berpikir cepat dan mengembangkan hal agar dapat maju ke depan.
Pola berpikir ini disebut dengan berpikir komputasional atau computational thinking (CT). Berpikir komputasional memungkinkan kita untuk menerima masalah yang kompleks, memahaminya, dan mengembangkan solusi yang memungkinkan. Kemudian, solusi tersebut dapat disajikan dengan cara yang dipahami komputer, manusia, atau keduanya.
Pola berpikir komputasional dapat dipraktikkan untuk memecahkan masalah yang biasa ditemukan dalam keseharian. Ada beberapa contoh berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum itu, mari pahami dulu apa itu cara berpikir komputasional.
Apa itu cara berpikir komputasional?
Cara berpikir komputasional adalah metode pemecahan masalah dengan menerapkan teknik ilmu komputer atau informatika. Menurut Dr. Ir. Edison Siregar dalam buku Riset dan Seminar Sumber Daya Manusia, berpikir komputasional berarti mampu berpikir seperti komputer yang dapat memahami suatu hal atau masalah dengan cepat sehingga solusi dapat ditemukan dengan cepat.
Menurut laman University of York, berpikir komputasional juga dapat diartikan sebagai teknik pemecahan masalah yang meniru proses yang dilalui oleh programmer komputer saat menulis program dan algoritma. Untuk mempraktikkan cara berpikir komputasional, diperlukan beberapa aspek berikut:
- Menjelajahi dan menganalisis masalah secara menyeluruh untuk memahami sepenuhnya
- Menggunakan bahasa yang tepat dan rinci untuk menguraikan masalah dan solusi
- Menerapkan penalaran yang jelas pada setiap tahapan proses
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berpikir komputasional mendorong seseorang untuk mendekati masalah secara sistematis, serta perlu mengembangkan dan mengartikulasikan solusi dalam istilah yang cukup sederhana untuk dilakukan komputer atau orang lain.
Manfaat cara berpikir komputasional
Bagi ahli komputer, berpikir komputasional penting karena membantu mereka bekerja lebih baik dengan data, memahami sistem, dan membuat algoritma serta model komputasi yang bisa diterapkan. Di samping itu, berpikir komputasional juga bermanfaat untuk kehidupan dunia sehari-hari tanpa menggunakan komputer.
Beberapa orang menganggap bahwa berpikir komputasional memerlukan penggunaan aplikasi komputer. Pada kenyataannya, setiap orang bisa berpikir komputasional tanpa menggunakan komputer.
Seiring berkembangnya dunia digital yang semakin rumit, konsep berpikir komputasional dapat membantu mengatasi berbagai tantangan dengan cara yang efektif dan mudah diterapkan. Berikut beberapa manfaat berpikir komputasional yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari:
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang rumit dengan menciptakan solusi yang memungkinkan
- Bermanfaat jika diterapkan dalam bidang sains dan teknik, serta pemasaran, penjualan, ilmu sosial, dan lainnya
- Melatih kemampuan berpikir otak agar terbiasa berpikir secara matematis, kreatif, logis, dan terstruktur
- Meningkatkan kemampuan berinovasi karena berpikir komputasional mendorong seseorang untuk mengembangkan berbagai solusi.
Komponen cara berpikir komputasional
Cara berpikir komputasional membantu seseorang untuk mendekati, memahami, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara efektif. Berikut empat komponen yang merupakan proses berpikir komputasional:
1. Dekomposisi
Dalam tahap dekomposisi, masalah diurai menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah dikelola. Hal ini membantu seseorang untuk lebih memahami masalah dan membuang informasi yang tidak relevan.
2. Pengenalan pola
Pada tahap ini, dilakukan identifikasi pola atau hubungan antara berbagai bagian masalah. Tujuannya adalah untuk lebih menyederhanakan masalah, serta untuk mulai mengidentifikasi bagian masalah yang dapat dipecahkan dengan solusi yang sama.
3. Abstraksi
Tahap abstraksi digunakan untuk mengidentifikasi informasi yang paling penting dalam suatu masalah, serta mengabaikan informasi yang tidak relevan. Hal ini berguna untuk menyederhanakan masalah yang rumit dan menciptakan lingkungan yang lebih efisien bagi individu untuk mengidentifikasi masalah yang dapat dipecahkan.
4. Desain algoritma
Desain algoritma merupakan tahapan terakhir di mana seseorang menghasilkan solusi langkah demi langkah guna memecahkan masalah. Berpikir algoritmik harus menghasilkan solusi yang dapat direplikasi untuk mendapatkan hasil yang dapat diprediksi dan diandalkan.
Karakteristik cara berpikir komputasional
Meskipun berpikir komputasional artinya berpikir dengan meniru proses pemikiran komputer, perlu ditekankan bahwa manusia harus menerapkan cara berpikirnya sendiri. Oleh karena itu, manusia harus dapat memanfaatkan kemampuannya sendiri untuk memecahkan suatu masalah.
Adapun beberapa karakteristik dari berpikir komputasional meliputi hal-hal berikut:
- Mampu menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional agar proses pemecahan masalah dapat menghasilkan solusi yang efektif
- Mampu mengelompokkan dan menganalisis data untuk menyelesaikan masalah secara tersusun dan terstruktur
- Dapat mengabstraksikan data untuk mendapat gambaran singkat dan padat mengenai masalah yang sedang dihadapi
- Mampu memahami permasalahan yang ada dan menghasilkan solusi yang efisien dan efektif
- Dapat menggeneralisasi penyelesaian untuk berbagai masalah berbeda dengan menganalisis tiap-tiap bagian kecil permasalahan.
10 Contoh berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari
Berpikir komputasional dapat diterapkan untuk memecahkan masalah yang biasa ditemukan di keseharian, baik yang sederhana maupun rumit. Berikut beberapa contoh cara berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mencuci sepatu
Mencuci sepatu merupakan kegiatan yang sepertinya mudah, tetapi dapat menantang dalam kasus tertentu. Seperti mencuci sepatu di tengah musim hujan.
Untuk memecahkan masalah tersebut, dapat diterapkan pola berpikir komputasional. Pertama-tama, pahami dulu dampak apa saja yang timbul jika mencuci sepatu ketika musim hujan. Misalnya, hujan akan turun deras di sore hari. Untuk itu, sepatu harus dicuci di pagi hari dan sudah selesai sebelum siang hari agar bisa dijemur sebelum hujan turun.
2. Merencanakan perjalanan
Contoh berpikir komputasional berikutnya adalah merencanakan perjalanan. Seseorang yang hendak liburan memerlukan perencanaan yang matang, mulai dari waktu yang tepat, biaya atau tiket transportasi, hingga kegiatan apa saja yang akan dilakukan.
Mula-mula, pisahkan dulu berbagai hal yang akan dihadapi. Misalnya, tentukan kapan akan berlibur. Setelah itu, pikirkan biayanya, jika ingin mengendarai mobil maka harus menyiapkan uang bensin. Jika ingin naik transportasi publik, maka pertimbangkan harga tiket yang paling sesuai.
Dilanjutkan dengan destinasi apa saja yang ingin dikunjungi dan kapan waktu yang tepat untuk itu. Prediksikan juga keramaian tempat dan cuaca untuk liburan tertentu.
3. Memperhitungkan jam berangkat kerja
Di Indonesia, khususnya Jakarta, semua orang pasti merasakan sesaknya lalu lintas dengan kemacetan di mana-mana. Hal ini menyebabkan para pekerja kantoran harus memperhitungkan dengan tepat waktu perjalanan mereka dari rumah ke kantor.
Pertama-tama, uraikan masalah yang mungkin dihadapi. Misalnya, jam berapa harus hadir di kantor, di mana lokasi kantor, dan kendaraan apa yang digunakan. Jika seseorang harus hadir di kantor pukul 9 pagi, kantor berlokasi di daerah macet, dan mengendarai mobil ke kantor, maka solusinya adalah mencari tahu berapa lama perjalanan dengan mobil lalu tentukan jika ingin berangkat beberapa jam lebih awal.
4. Melukis
Merencanakan proses melukis juga merupakan contoh berpikir komputasional. Misalnya, seseorang pertama-tama harus memikirkan terlebih dahulu genre lukisan apa yang akan ia pilih. Kemudian, rencanakan desain dan tata letak seninya. Lalu, putuskan warna yang akan digunakan untuk melukis.
5. Memecahkan soal matematika
Berpikir komputasional sebenarnya sudah sering kita terapkan tanpa sadar. Salah satu contohnya ialah memecahkan soal matematika. Menjawab soal matematika khususnya dalam bentuk cerita mengharuskan seseorang berpikir secara komputasional untuk mengidentifikasi masalah, membagi beberapa langkah pengerjaan, lalu menerapkan metode untuk menjawab soal tersebut.
6. Menyiapkan presentasi
Contoh berpikir komputasional yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah menyiapkan presentasi. Agar presentasi berjalan lancar, seseorang harus menyusun rencana langkah demi langkah.
Ada banyak yang perlu diperhatikan, mulai dari materi, bagaimana cara menjelaskannya agar mudah dimengerti, desain PPT seperti apa yang menarik, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemaparan, hingga penampilan yang tepat untuk presentasi.
7. Belanja bulanan
Bahkan, belanja bulanan pun harus dilakukan dengan menerapkan cara berpikir komputasional. Persiapan matang penting dilakukan sebelum belanja bulanan, jika tidak, seseorang yang impulsif akan membeli terlalu banyak produk tidak penting dan menjadi boros.
Untuk itu, cari tahu dulu keperluan apa saja yang sudah habis lalu buat daftarnya di sebuah catatan. Pertimbangkan merek apa yang sesuai, baik dari segi harga maupun kualitas. Setelah itu, sesuaikan belanja bulanan dengan biaya yang ada.
Terkadang, Bunda mungkin bingung ingin memilih menu apa di restoran. Untuk memecahkan masalah tersebut, pola berpikir komputasional dapat diterapkan.
Pertama-tama, identifikasi dulu masalah apa yang sedang dihadapi. Misalnya, seseorang merasa bingung dengan banyaknya menu yang tersedia. Lalu, bisa dipikirkan solusinya dengan mempertimbangkan menu apa yang paling baik untuk saat ini.
Sebut saja menu A memiliki porsi besar yang dapat membuat kekenyangan. Untuk itu, pilihlah menu yang memiliki porsi lebih kecil. Selain itu, pertimbangkan juga lama waktu memasaknya, jika sedang terburu-buru maka pilihlah menu yang sekiranya dapat dengan cepat disajikan.
Berikutnya, contoh berpikir komputasional sering diterapkan oleh pelajar yakni menulis essay atau makalah. Untuk menulis makalah, seseorang harus menemukan rumusan masalah, mengumpulkan data, menyajikan pembahasan, dan menghasilkan kesimpulan.
Berpikir komputasional sangat digunakan dalam hal ini. Prosesnya mungkin tidak terlalu disadari, namun teknik berpikir komputasional membantu seseorang untuk memecahkan masalah, mengeksplorasi ide-ide baru, dan menghasilkan penemuan.
10. Membuat cheesecake
Contoh berpikir komputasional yang terakhir adalah membuat cheesecake. Hidangan pencuci mulut ini juga memerlukan perencanaan matang untuk membuatnya.
Pertama-tama, uraikan dulu proses membuat cheesecake, yakni bahan dan peralatan apa yang diperlukan, lama waktu memasak, hingga kapan ingin menyajikannya. Misalnya, jika ingin memakan cheesecake di malam hari, maka usahakan untuk menyiapkannya di pagi atau siang hari karena cheesecake harus dibekukan dulu beberapa jam di dalam kulkas.
Itu dia manfaat, karakteristik, hingga contoh berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat untuk diajarkan pada anak, sebagai bekal memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)