13 Kata-kata yang Sering Digunakan Orang dengan Keterampilan Sosial yang Rendah Menurut Pakar

5 days ago 11

Jakarta -

Sering kali orang dengan keterampilan sosial yang rendah menggunakan kata-kata tertentu. Tanpa mereka sadari, itu dapat dianggap menyinggung orang lain.

Pelatih kehidupan pribadi dan perusahaan, Mason Farmani mengembangkan keterampilan sosial penting karena itu merupakan dasar cara Bunda berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan.

“Berhati-hatilah dengan cara kamu menyampaikan kalimat karena komunikasi verbal bukan hanya tentang kata-kata. Melainkan tentang bagaimana kata-kata tersebut disampaikan,” Mason, dikutip dari laman Parade, Kamis (7/11/2024).

Banner Hari Ayah Nasional

Hal itu dapat dikatakan lebih berlaku dalam komunikasi tertulis, seperti di media sosial, di mana nada dan bahasa tubuh tidak diperhatikan. Untuk lebih jelasnya, setiap orang terkadang mengatakan hal yang salah.

Namun, orang-orang dengan keterampilan sosial yang buruk sering kali menggunakan kalimat tertentu.

13 Kata-kata yang sering digunakan orang dengan keterampilan sosial rendah

Berikut adalah kumpulan kata-kata yang sering digunakan orang dengan keterampilan sosial rendah:

1. “Sebenarnya…”

Bunda perlu menghindari kata ini dalam banyak kasus. Ketika seseorang salah mengucapkan kata, salah mengutip lirik lagu, atau menggunakan tata bahasa yang tidak 100 persen benar, tidak perlu mengoreksi orang tersebut. Terkadang, lebih sopan untuk membiarkannya begitu saja.

2. “Tidak bermaksud menyinggung, tapi…”

Cara ini adalah cara yang umum dilakukan untuk mencoba meredakan dampak dari perselisihan, tetapi sering kali gagal. Terkadang cara ini malah menghina orang, Bunda.

3. “Itu bodoh”

Komentar seperti ini adalah cara yang sudah pasti untuk membuat orang paling ekstrovert pun terdiam. Tidak ada yang bagus dari ucapan tersebut.

4. “Aku hanya jujur”

Pakar etiket, Nick Leighton, tidak menyarankan untuk berbohong. Namun, menggunakan kejujuran sebagai alasan untuk bersikap kejam bukan bentuk sosial yang baik.

“Etika yang baik membutuhkan kejujuran dan kebijaksanaan. Perhatikan orang lain,” ujar Leighton.

5. “Kamu selalu/tidak pernah…”

Mason mengatakan generalisasi semacam ini tidak proporsional dan tidak adil. Mereka menempatkan pihak lain pada posisi defensif dan memulai konfrontasi.

6. “Kamu tidak seharusnya melakukan dengan cara ini”

Tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan kalimat ini. Menghakimi dan mengadili tidak akan melanjutkan percakapan.

7. “Tunggu, aku punya cerita yang lebih bagus”

Orang lain tidak tahu bahwa mereka mendaftar untuk sebuah kompetisi dengan memasuki obrolan dengan cerita yang bermakna.

“Mengungguli seseorang dalam percakapan adalah cara cepat untuk memastikan orang lain tidak ingin mengobrol dengan kamu. Berikan merek waktu untuk bercerita, ajukan beberapa pertanyaan, dan tertawalah jika perlu. Kemudian, kamu dapat membagikan cerita atau menyimpannya untuk nanti,” ujar pakar etiket, Jenny Dreizen.

8. “Itu bukan masalahku”

Kalimat ini mengalihkan beban tanggung jawab kepada orang lain dan menandakan kurangnya keinginan untuk membantu. Hal tersebut dapat membuat Bunda terlihat dingin dan mementingkan diri sendiri.

9. “Mengapa kamu begitu dramatis?”

Kata-kata ini tidak mencerminkan empati yang sangat penting. Kalimat tersebut adalah cara untuk tidak menghargai perasaan orang lain dan memperlakukannya sebagai kekurangan, bukan sebagai bagian yang normal dari komunikasi.

10. “Tenanglah”

Jangan ada orang yang benar-benar menjadi lebih tenang ketika disuruh tenang. Oleh karena itu, kata ini tidak disarankan.

11. “Kamu tidak benar-benar percaya itu, kan?”

Bagaimana jika mereka melakukannya? Menempatkan seseorang dalam posisi defensif adalah manuver membangun hubungan yang buruk.

12. “Terserah”

Kata ‘Terserah’ kerap disampaikan orang dengan keterampilan sosial yang rendah. Kata ini dianggap meremehkan seseorang.

13. “Sudah kubilang”

Kalimat ini bisa jadi membuat orang terlihat sombong dan merasa benar sendiri. Ini menunjukkan seseorang sedang menertawakan kesalahannya alih-alih bersikap empati atau membantu.

Nah, itulah beberapa kata-kata yang sering digunakan oleh orang dengan keterampilan sosial yang rendah. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online