Pandangan mata yang terasa kabur tidak selalu menjadi indikasi mata minus, Bunda. Namun, itu juga dapat menjadi ciri-ciri mata silinder, yang juga bisa dialami oleh anak-anak.
Mata silinder dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Mengutip dari laman Mayo Clinic, mata silinder sering kali muncul sejak lahir, serta dapat terjadi bersamaan dengan rabun jauh atau rabun dekat.
Penting bagi orang tua untuk memahami tentang mata silinder, mulai dari ciri mata silinder hingga cara menyembuhkan mata silinder. Agar orang tua dapat berjaga-jaga dan mengambil langkah penanganan yang tepat, apabila sewaktu-waktu hal ini dialami Si Kecil.
Apa itu mata silinder (astigmatisme)?
Melansir laman Healthline, mata silinder adalah masalah umum penglihatan yang disebabkan oleh kesalahan bentuk kornea mata. Mata silinder dapat terjadi di kedua mata atau juga mata silinder sebelah.
Umumnya, bola mata manusia berbentuk bola yang bulat sempurna. Hal ini memungkinkan cahaya masuk dan membelok secara merata, kemudian memberi pandangan yang jelas.
Namun, alih-alih berbentuk bola bulat sempurna, kornea mata silinder cenderung berbentuk telur. Sehingga, lensa di dalam mata yang memiliki lengkungan yang tidak serasi. Hal ini menyebabkan penglihatan kabur pada semua jarak.
Dikutip laman Visioncenter, tingkatan mata silinder terdiri atas empat tingkatan, yaitu ringan, sedang, tinggi, dan ekstrem. Ciri-ciri mata silinder ringan biasanya tidak disadari sebagian besar orang, skalanya kurang dari 1,00 dioptri. Sedangkan silinder mata tertinggi bisa menyentuh skala lebih dari 3,00 dioptri.
Bahaya mata silinder yang dapat dirasakan penderitanya adalah kesulitan melihat suatu objek dengan jelas, berdampak kepada aktivitas sehari-hari, berisiko menyebabkan mata malas atau disebut juga ambliopia, bahkan hingga kehilangan penglihatan.
Perbedaan silinder, minus, dan plus yang perlu dipahami
Pandangan kabur tidak hanya ciri mata silinder atau minus saja, ya. Setidaknya ada tiga kondisi kesehatan mata yang memiliki gejala pandangan kabur, yaitu silinder, minus, dan plus. Berikut ini perbedaan ketiganya.
1. Berdasarkan aktor risiko
Melansir laman CNN Indonesia, terdapat perbedaan faktor risiko antara silinder, minus, dan plus. Simak perbedaannya berikut ini yuk!
Beberapa penyebab mata silinder (astigmatisme), yaitu pernah mengalami cedera atau sakit mata, operasi mata, serta tidak berkaitan dengan kebiasaan membaca dengan pencahayaan minim atau terlalu sering menonton televisi.
Sedangkan minus (miopi/rabun jauh) dapat terjadi karena beberapa faktor risiko seperti riwayat keluarga, membaca dengan cahaya redup atau jarak dekat, dan terlalu sering menatap layar ponsel atau televisi.
Sementara itu, plus (hipermiopi/rabun dekat) dapat disebabkan karena bertambahnya usia.
2. Kondisi mata saat melihat objek
Jika ditilik dari kondisi mata saat melihat objek, mata silinder menyebabkan pandangan kabur di segala arah. Selain itu, mata silinder dapat dimiliki sejak lahir dan gabungan antara mata minus dan plus.
Kondisi mata minus yaitu pandangan kabur saat melihat objek dari jarak yang jauh. Selanjutnya, kondisi mata plus yakni pandangan kabur ketika melihat objek yang jaraknya dekat.
3. Bentuk kornea
Bentuk kornea mata silinder hanya tajam pada satu arah. Sementara itu, bentuk korea mata minus terlalu melengkung, mata lebih panjang daripada kondisi normal. Sedangkan kornea mata plus kurang melengkung, mata lebih pendek dari kondisi normal.
Jenis mata silinder (astigmatisme)
Berikut ini jenis-jenis mata silinder yang perlu diketahui. Mengutip laman healthline, ada dua jenis utama mata silinder.
1. Astigmatisme kornea
Astigmatisme kornea terjadi ketika ada cacat atau distorsi pada kornea. Seseorang yang menderita astigmatisme kornea, kornea matanya memiliki lengkungan yang tidak serasi.
2. Astigmatisme lentikular
Apabila astigmatisme kornea terjadi akibat distorsi pada kornea, astigmatisme lentikular disebabkan adanya distorsi pada lensa. Orang yang mengalami astigmatisme lentikular, lensa matanya memiliki lengkungan yang tidak serasi.
Selain itu, dikutip laman drbengiddens, jenis mata silinder juga dapat diklasifikasi berdasarkan meridian utama setiap mata, yaitu astigmatisme miopia, astigmatisme hiperopia, Aatigmatisme campuran, serta reguler vs tidak reguler.
Penyebab mata silinder (astigmatisme)
Penyebab mata silinder dapat terjadi sejak seseorang lahir, yang kemudian tingkat silindernya bertambah seiring berjalannya waktu. Selain itu, mata silinder bisa disebabkan karena riwayat operasi atau cedera mata.
Selanjutnya, ada kondisi langka bernama keratoconus yang dapat menyebabkan mata silinder. Keratoconus merupakan penyakit yang memengaruhi kornea. Ini menyebabkan jaringan bening pada kornea menipis dan menonjol keluar. Akibatnya, penglihatan kabur dan berawan, serta peka terhadap cahaya terang.
Perlu diketahui, ya, bahwa membaca dengan penerangan minim atau terlalu lama menatap layar gawai atau televisi tidak menyebabkan mata silinder. Namun, itu dapat memperparah kondisi, jika seseorang telah mengalami mata silinder.
7 Ciri-ciri mata silinder pada anak hingga dewasa yang perlu diketahui
Ciri-ciri mata silinder dapat diketahui dari beberapa hal berikut.
1. Penglihatan terasa kabur
Penglihatan mata silinder terasa kabur saat melihat objek dari berbagai arah. Selain itu, terdapat beberapa bagian objek yang lebih tidak terlihat jelas dibanding bagian objek lainnya.
2. Sulit melihat saat malam hari
Penderita mata silinder memiliki gangguan penglihatan dan hal itu bisa parah saat malam hari. Melansir laman Synergeyes, saat pencahayaan redup, pupil akan melebar untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk.
Saat pupil melebar, lebih banyak sinar cahaya perifer memasuki mata. Hal inilah yang menyebabkan keburaman mata semakin parah.
3. Sakit kepala terus menerus
Sakit kepala yang sering terjadi dan berpusat di sekitar mata dapat menjadi ciri mata silinder. Hal ini terjadi akibat adanya ketegangan mata yang berkaitan dengan astigmatisme.
4. Sering menyipitkan mata
Selalu menyipitkan mata untuk melihat suatu objek juga bisa menjadi ciri mata silinder. Apalagi jika seseorang mengalami rabun jauh dan telah memakai kacamata, tetapi orang tersebut tetap perlu menyipitkan mata untuk melihat, ini bisa jadi indikasi astigmatisme.
5. Mata lelah
Adanya upaya untuk mencoba fokus terhadap suatu objek, dapat menyebabkan mata terasa lelah. Apabila terlalu memforsir mata untuk terus menerus fokus, ini juga dapat menyebabkan sakit kepala.
6. Iritasi mata
Iritasi mata seperti mata lelah, merah, gatal, atau rasa terbakar di mata dapat menjadi ciri mata silinder. Memang ada kondisi kesehatan mata lain yang gejalanya sama seperti ini. Apabila iritasi mata disertai dengan ketegangan mata atau gejala mata silinder lain, hal ini perlu diwaspadai.
7. Memiliki masalah mata lain
Melansir laman Focusclinics, apabila seseorang mengalami masalah kesehatan mata lain seperti miopia dan hiperopia, hal ini dapat menjadi faktor risiko mata silinder.
Diagnosis mata silinder
Apabila terjadi ciri-ciri mata silinder, Bunda bisa konsultasikan dengan dokter mata untuk mengetahui lebih lanjut tentang silinder yang dialami. Dokter akan melakukan serangkaian tes mata silinder. Hal ini dilakukan agar orang yang memiliki mata silinder dapat ditangani secara tepat.
1. Tes penilaian ketajaman visual
Dalam tes mata silinder ini, dokter akan meminta membaca huruf dari bagan pada jarak tertentu untuk menentukan seberapa baik seseorang dapat melihat huruf tersebut.
2. Tes refraksi
Tes refraksi memanfaatkan mesin yang disebut refraktor optik. Mesin ini memiliki beberapa lensa kaca korektif dengan kekuatan yang berbeda.
Dokter akan meminta pasien untuk membaca grafik sambil melihat melalui lensa yang memiliki kekuatan berbeda pada refraktor optik. Tes ini bertujuan untuk menemukan lensa penglihatan yang paling jelas
3. Phoropter
Pada tes mata silinder ini, seseorang akan melihat melalui serangkaian lensa untuk menemukan lensa yang membuat penglihatan sangat jelas.
4. Topografi kornea
Seseorang akan diminta dokter untuk melihat titik tertentu, kemudian sebuah alat akan mengumpulkan ribuan pengukuran kecil. Lalu, komputer membuat peta warna kornea dari data tersebut.
Berdasarkan data yang ada, dokter akan memutuskan perlu atau tidaknya operasi mata silinder. Selain itu, Ini topografi kornea dapat membantu mendiagnosis keratoconus.
5. Keratometer
Mesin ini digunakan untuk mengukur kelengkungan kornea mata. Keratometer berfungsi untuk mengetahui bentuk kornea seseorang dan seberapa baik kornea dapat fokus.
Cara mengatasi dan mengobati mata silinder pada anak
Cara menyembuhkan mata silinder pada anak dilakukan berdasarkan tingkat mata silindernya, serta atas hasil diagnosis dokter. Dengan penanganan yang tepat, mata silinder pada anak bisa sembuh.
Cara mengobati mata silinder yang paling umum adalah penggunaan lensa korektif, seperti kacamata korektif atau lensa kontak.
Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan untuk melakukan ortokeratologi atau pemasangan lensa khusus untuk membentuk kembali kornea, apabila mata silinder kian parah.
Kemudian, operasi mata laser atau lasik dapat dilakukan untuk membentuk ulang kornea mata. Hal ini tidak sembarangan dilakukan, perlu adanya arahan dari dokter sebelum dilakukan operasi.
Cara mencegah mata silinder pada anak
Mengutip dari laman Safes, ada berbagai cara yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah mata silinder pada anak. Beberapa di antaranya, yaitu dengan memberi makanan yang berkhasiat untuk kesehatan mata.
Selain itu, Bunda juga dapat membatasi waktu screen time anak dan selingi dengan aktivitas fisik. Meskipun mata silinder tidak disebabkan oleh terlalu lama menatap layar ponsel, tetapi ini dapat memperburuk kondisi, apalagi jika anak mengalami mata silinder sejak lahir.
Selanjutnya, penting bagi anak untuk rutin melakukan pemeriksaan mata. Bunda dapat mengetahui kondisi kesehatan mata Si Kecil.
Menjaga kebersihan juga perlu untuk mencegah astigmatisma pada anak, rutin mencuci tangan dan hindari lingkungan berpolusi bisa meminimalisasi risiko mata silinder.
Kapan perlu ke dokter?
Apabila Si Kecil merasakan gejala gangguan mata yang memengaruhi aktivitas sehari-harinya, Bunda dapat memeriksa kesehatan mata ke dokter mata. Sehingga, dokter dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan, agar kondisi anak dapat membaik.
Sebagai langkah pencegahan, pemeriksaan mata dapat dilakukan ketika masa bayi baru lahir atau saat masa sekolah, setiap satu sampai dua tahun, baik melalui dokter mata, pemeriksaan di sekolah, maupun melalui layanan masyarakat.
Dengan memahami ciri-ciri mata silinder dan cara mengobati mata silinder, Bunda dapat melakukan pencegahan dan perawatan terbaik bagi Si Kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)