Aktris Fanny Ghassani sudah tujuh tahun menikah dengan pengusaha bernama Erwan Agustian Priyambudi. Hingga kini, Fanny dan sang suami belum juga dikaruniai momongan, Bunda.
Sejak menikah, Fanny dan Erwin diketahui menjalani long distance relationship (LDR). Fanny menerap di Jakarta untuk melanjutkan karier di dunia hiburan, sementara sang suami memilih tinggal di Bali untuk mengurus bisnisnya.
Bicara soal momongan, Fanny mengaku pasrah dengan takdir Tuhan. Tapi, bukan berarti perempuan 33 tahun ini tak ingin memiliki anak ya.
Fanny punya keinginan untuk menjadi seorang Bunda, tapi di satu sisi ia tak ingin menentang takdir sang Pencipta. Sampai saat ini, Fanny berusaha menjalani hidup dan mensyukuri semua yang sudah didapatkannya dengan sang suami.
"Balik lagi itu takdir ya. Kita sudah pasrahkan gitu lillahi ta'ala. Jujur kalau ditanya di lubuk hari aku yang paling dalam, apakah menginginkan kehadiran anak di antara aku dan suami? pasti aku menginginkan kehadiran seorang anak," ungkap Fanny, dikutip dari YouTube insertlive, Selasa (15/10/24).
"Tapi kalau memang ditakdirkan sama Allah rezeki itu bentuknya dalam hal lain, kita juga sudah berpasrah karena memang banyak hal lain yang perlu aku syukuri daripada mengeluh hal-hal yang memang aku belum bisa dapatkan," sambungnya.
Selama ini, Fanny dan suami sudah melakukan upaya alami untuk mendapatkan momongan. Meski belum berhasil, keduanya belum terpikir untuk mendapatkan anak melalui perawatan kesuburan, seperti program bayi tabung.
Menurut Fanny, keputusan untuk menjalani program bayi tabung mesti datang dari kedua pihak, yakni suami dan istri. Sampai saat ini, Fanny dan sang suami belum membicarakan soal pilihan tersebut, Bunda.
"Ya berusaha selayaknya suami istri, tapi enggak ada bayi tabung dan lain-lain juga, karena aku rasa untuk memutuskan sampai ke tahap itu perlu ada kesepakatan dari kedua belah pihak, dan sampai saat ini baik aku maupun suami belum sampai ngobrol serius apakah kita perlu bayi tabung, apakah gimana-gimana ngatur waktu dan lainnya," ujar Fanny.
"Jadi ya dijalani saja, memang sampai tujuh tahun pernikahan ini belum dikasih anak sama Allah ya disyukuri saja."
Keputusan untuk menjalani program bayi tabung memang perlu dipertimbangkan secara matang. Selain memakan waktu, program hamil ini juga belum tentu berhasil dalam perawatan yang pertama, Bunda.
Lantas, apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum pasangan suami istri memilih program bayi tabung ya?
Serba-serbi program bayi tabung
Fanny Ghassani dan Suami/ Foto: Instagram @fannyghassani
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia, program bayi tabung adalah Teknik Reproduksi Berbantu (TRB) atau teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization/IVF). Kemudian setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim.
Program bayi tabung umumnya dipilih oleh pasangan yang ingin memiliki keturunan atau mengalami masalah kesuburan. Dikutip dari Healthline dan Web MD, berikut beberapa alasan seseorang melakukan program bayi tabung:
- Penurunan kesuburan pada wanita di atas usia 40 tahun
- Saluran tuba yang tersumbat atau rusak
- Penurunan fungsi ovarium
- Endometriosis
- Fibroid rahim
- Memiliki masalah antibodi yang memengaruhi sperma atau sel telur
- Kualitas sel telur yang buruk
- Penyakit genetik
- Infertilitas pria, seperti jumlah sperma yang rendah atau kelainan bentuk sperma
Sebelum memilih program bayi tabung, pasangan suami istri juga perlu mengetahui tingkat keberhasilan program ini. Tingkat keberhasilan bayi tabung akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk penyebab infertilitas, kondisi sel telur, dan usia.
Sebuah laporan tahun 2018 menunjukkan bahwa 50 persen prosedur bayi tabung pada perempuan berusia 35 tahun ke bawah menghasilkan kelahiran hidup. Sementara pada perempuan di atas 42 tahun, hanya 3,9 persen dari transfer sel telur yang menghasilkan kelahiran.
Ya, usia memegang peranan penting dalam keberhasilan program bayi tabung. Menurut NHS Inggris, program bayi tabung biasanya tidak direkomendasikan untuk perempuan berusia di atas 42 tahun karena peluang kehamilan yang berhasil dianggap terlalu rendah.
Selain persiapan fisik, persiapan mental sebelum memilih program hamil ini juga penting. Ada baiknya Bunda sudah melakukan perencanaan yang matang sebelum menjalani bayi tabung, seperti dapat mengelola stres dengan baik atau mendapatkan dukungan penuh dari keluarga.
Demikian serba-serbi bayi tabung dan cerita Fanny Ghassani soal alasannya belum menjalani program ini setelah tujuh tahun menikah. Semoga ceritanya bisa menjadi kisah inspiratif dan Bunda mendapatkan informasi bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga 5 Bunda yang jalani program bayi tabug usai lama menanti momongan, dalam video berikut:
(ank/rap)
Loading...