Jakarta -
Masalah kesuburan pada laki-laki dan perempuan dapat dideteksi dengan pemeriksaan medis, Bunda. Salah satunya pemeriksaan luteinizing hormone (LH) melalui sampel darah.
Luteinizing hormone (LH) adalah hormon yang dibuat di kelenjar pituitari, yang pada perempuan dapat membantu sel telur dilepaskan dari ovarium. Hormon yang sering disebut lutropin ini juga terlibat dalam banyak proses tubuh, termasuk kehamilan dan pubertas.
"LH diproduksi di kelenjar pituitari otak. Ini merupakan hormon seks yang memengaruhi cara kerja organ reproduksi seseorang. Pada perempuan, LH dapat memengaruhi ovarium, sementara pada pria dapat memengaruhi testis. Masalah pada kesehatan reproduksi dapat memengaruhi kadar LH seseorang," kata pendidik perawat Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI, dilansir Medical News Today.
Fungsi luteinizing hormone (LH) dalam proses tubuh
Luteinizing hormone (LH) terlibat dalam banyak proses tubuh, seperti:
- Pubertas: Kadar LH dapat memengaruhi tubuh di awal pubertas, menyebabkan pubertas dini atau terlambat.
- Menstruasi: LH bekerja dengan hormon seks lain yang disebut follicle-stimulating hormone (FSH) dalam mengendalikan siklus menstruasi.
- Ovulasi: Peningkatan kadar LH dapat memicu pelepasan sel telur dari ovarium.
- Pelepasan hormon progesteron: Peningkatan LH memicu ovulasi. Struktur sel yang tersisa setelah ovulasi akan melepaskan progesteron, yang diperlukan untuk mempertahankan kehamilan.
- Produksi testosteron: LH dapat mengikat sel Leydig di testis dan memicu produksi testosteron. Kadar testosteron dapat memengaruhi dorongan seks.
- Produksi sperma: Produksi testosteron, yang dipengaruhi oleh kadar LH, diperlukan untuk produksi sperma.
Pemeriksaan luteinizing hormone (LH)
Pemeriksaan luteinizing hormone (LH) dilakukan untuk mengukur banyaknya hormon ini di dalam darah. Terkadang, tenaga kesehatan merekomendasikan pasien untuk melakukan tes ini bersamaan dengan tes FSH karena kedua hormon tersebut bekerja sama dalam mengatur sistem reproduksi.
Melansir dari Web MD, Bunda tidak perlu melakukan hal khusus untuk mempersiapkan diri menghadapi pemeriksaan ini. Tenaga kesehatan akan mengambil darah dari bagian dalam siku.
Setelah tes, Bunda bisa langsung pulang untuk menunggu hasilnya. Beberapa orang mungkin akan merasa pusing atau mengalami memar di area suntikan setelah pemeriksaan LH.
Pemeriksaan LH juga dapat diketahui dari sampel urine, Bunda. Biasanya, tes ini dilakukan secara mandiri melalui tes urine ovulasi. Tes rumahan ini dapat mendeteksi lonjakan LH yang terjadi 1 hingga 1,5 hari sebelum ovulasi.
"Waktu terbaik untuk menggunakannya adalah sekitar pertengahan siklus menstruasi, yang biasanya merupakan saat seorang perempuan berovulasi. Melakukan hubungan seks di sekitar waktu ovulasi merupakan ide yang baik jika pasangan ingin hamil," ungkap Sullivan.
Ilustrasi pemeriksaan luteinizing hormone (LH)/ Foto: iStockphoto/Getty Images/Antonio_Diaz
Kegunaan pemeriksaan luteinizing hormone (LH)
Berikut beberapa kegunaan pemeriksaan luteinizing hormone (LH):
1. Mengetahui masalah kesuburan
Dokter umumnya merekomendasikan pemeriksaan LH untuk mengetahui masalah kesuburan yang dialami perempuan dan laki-laki. Jika pasangan suami istri sulit mendapatkan momongan, tes LH dapat mengetahui beberapa masalah kesuburan, seperti kelainan jumlah sperma pada laki-laki dan gangguan produksi sel telur dari ovarium pada perempuan.
"Kadar LH dapat memberi tahu dokter apakah seseorang mengalami masalah dengan jumlah sperma atau suplai sel telurnya. Masalah apa pun dapat membuat seseorang lebih sulit untuk hamil," ujar Sullivan.
2. Mengetahui ovulasi
Mengukur kadar LH juga dapat mengetahui seberapa subur seseorang, Bunda. Kadar LH yang melonjak tepat sebelum ovulasi dapat menandakan periode paling subur dalam siklus haid perempuan. Untuk mengetahui kadar LH ini, Bunda dapat menggunakan tes ovulasi.
3. Mengetahui perubahan siklus menstruasi
Ketika seorang perempuan mengalami menopause, kadar LH-nya akan meningkat. Pada kondisi tersebut, tes LH dapat dilakukan untuk membantu dokter mendiagnosis perubahan atau masalah menstruasi seseorang.
4. Pubertas dini atau terlambat
Kadar LH dapat membantu dokter menentukan mengapa seorang anak remaja mungkin mengalami pubertas dini atau terlambat. Kadar LH yang tinggi dapat menyebabkan pubertas dini. Sementara itu, kadar LH yang rendah dapat menyebabkan pubertas terlambat.
5. Masalah pada kelenjar pituitari
Luteinizing hormone (LH) diproduksi di kelenjar pituitari. Mengukur kadar LH dapat membantu menentukan ada atau tidanya masalah dengan kelenjar pituitari, Bunda.
Kadar LH yang rendah dapat menandakan bahwa kelenjar pituitari tidak memproduksi hormon ini. Kondisi tersebut juga dapat menandakan adanya sindrom Kallmann, yakni kondisi langka yang menyebabkan produksi testosteron dan estrogen tidak mencukupi, dan amenore hipotalamus fungsional, yakni ketika periode haid yang tidak teratur atau terlewat terkait dengan kebiasaan olahraga yang berlebihan.
6. Mengetahui kadar testosteron rendah
Pemeriksaan LH juga dapat membantu dokter mendiagnosis hormon testosteron yang rendah pada laki-laki. Gejala testosteron yang rendah di antaranya adalah gairah seks menurun, masalah ereksi, kelelahan ekstrem, depresi, kehilangan massa otot, dan kelebihan berat badan.
Kadar normal luteinizing hormone (LH)
Hasil pemeriksaan luteinizing hormone (LH) diukur dalam satuan international units per liter (IU/L). Kisaran normal luteinizing hormone (LH) akan bervariasi pada laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
Kisaran normal dari LH pada perempuan
Berikut kisaran normal kadar LH pada perempuan yang bergantung pada siklus haidnya:
- Fase folikular atau awal siklus haid: 1,68 hingga 15 IU/L
- Puncak pertengahan siklus haid: 21,9 hingga 56,6 IU/L
- Fase luteal atau akhir siklus haid: 0,61 hingga 16,3 IU/L
- Fase menopause: 14,2 hingga 52,3 IU/L.
Jika kadar LH lebih tinggi dari normal saat seseorang tidak ovulasi, maka itu dapat menandakan menopause. Tetapi, kadar LH yang tinggi juga dapat mengindikasikan gangguan hipofisis atau sindrom ovarium polikistik (PCOS), Bunda.
Sementara itu, kadar LH yang rendah dari normal dapat mengindikasikan malnutrisi, anoreksia, stres, atau gangguan hipofisis.
Kisaran normal dari LH pada laki-laki
Kisaran kadar LH yang normal pada laki-laki adalah 1,24 sampai 7,8 IU/L. Bila kadar LH di bawah kisaran normal, hal itu dapat menunjukkan masalah kelenjar pituitari, yang bisa menyebabkan testosteron rendah.
Jika kadar LH terlalu tinggi, maka testis mungkin tidak dapat merespons LH dengan benar. LH mungkin tidak memicu produksi testosteron sebagaimana mestinya.
Risiko pemeriksaan luteinizing hormone (LH)
Sebelum melakukan pemeriksaan luteinizing hormone (LH), Bunda perlu mengetahui juga risikonya. Semua risiko ini terbilang tidak berbahaya. Berikut beberapa risikonya:
- Mengalami pendarahan
- Memar di bekas suntikan
- Merasa pusing
- Pingsan (pada orang yang takut jarum suntik)
Demikian serba-serbi pemeriksaan luteinizing hormone (LH) untuk mengetahui masalah kesuburan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)