Jakarta -
Kasus kanker payudara masih ditemukan di berbagai belahan dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker payudara merupakan kanker paling umum yang terjadi pada perempuan di 157 negara dari 185 negara di tahun 2022.
Kanker payudara menyebabkan 670.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2022. Sekitar setengah dari semua kanker payudara ini terjadi tanpa faktor risiko khusus, Bunda.
Deteksi kanker payudara dapat dilakukan melalui pemeriksaan medis. Tetapi, Bunda dapat melakukan deteksi dini secara mandiri dengan melakukan langkah SADARI (perikSa payuDara sendiRi). Sebelum membahas SADARI, Bunda perlu memahami dulu kanker payudara dan faktor risikonya.
Kanker payudara
WHO menjelaskan, kanker payudara adalah penyakit di mana sel-sel payudara abnormal tumbuh tak terkendali dan membentuk tumor. Jika tidak ditangani, tumor ini dapat menyebar ke seluruh tubuh dan berakibat fatal.
"Sel-sel kanker payudara bermula di dalam saluran atau lobulus yang memproduksi ASI. Bentuk paling awal dari kondisi ini tidak mengancam nyawa dan dapat dideteksi pada tahap awal. Sel-sel kanker dapat menyebar ke jaringan payudara di dekatnya (invasi). Hal tersebut menciptakan tumor yang menyebabkan benjolan atau penebalan," tulis WHO dalam laman resminya.
Kanker yang bersifat invasif dapat menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain di dekatnya (metastasis). Kondisi tersebut dapat mengancam nyawa dan berakibat fatal, Bunda.
Faktor risiko kanker payudara
Dilansir laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang Bunda terkena kanker payudara, yakni:
- Semakin bertambahnya usia, semakin meningkat risiko kanker payudara
- Riwayat kanker dalam keluarga
- Haid pertama pada usia di bawah 12 tahun
- Melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun
- Perempuan yang menikah tapi tidak memiliki anak
- Menopause pada usia lebih dari 55 tahun
- Pernah menjalani operasi tumor jinak payudara
- Tidak pernah menyusui
- Perempuan yang mengalami stres berat
- Konsumsi lemak dan alkohol secara berlebihan
- Perokok aktif dan pasif
- Pola makan yang buruk
- Terapi hormon pengganti setelah menopause
Gejala kanker payudara
Menurut WHO, kebanyakan perempuan tidak mengalami gejala apa pun saat kanker masih dalam tahap awal. Pada tahap yang lebih lanjut, kanker payudara dapat memiliki gejala yang kombinasi, Bunda.
Berikut beberapa gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai:
- Muncul benjolan atau penebalan pada payudara, sering kali tanpa rasa sakit
- Pembengkakan pada area ketiak
- Perubahan ukuran, bentuk, dan tampilan payudara
- Perubahan pada kulit payudara, seperti muncul kemerahan atau pengerutan
- Perubahan tampilan puting payudara atau kulit di sekitar puting (areola)
- Nyeri dan ketidaknyamanan pada payudara
- Keluar cairan abnormal atau darah dari puting payudara.
Diagnosis kanker payudara
Pemeriksaan medis menjadi satu-satunya cara untuk mendiagnosis kanker payudara. Berikut beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi ini:
- Pemeriksaan fisik dengan memeriksa payudara dan kelenjar getah bening di sekitarnya.
- Mamografi untuk mendeteksi perubahan atau benjolan pada payudara dengan menggunakan sinar-X.
- USG payudara untuk memperjelas gambaran pada mamografi atau mengevaluasi benjolan yang teraba pada payudara.
- Biopsi dengan mengambil sampel jaringan dari area yang mencurigakan untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Ilustrasi SADARI untuk Cek Kanker Payudara/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Mykola Sosiukin
Deteksi dini dengan SADARI
Kanker payudara juga dapat dideteksi dini dengan melakukan langah SADARI (perikSa payuDara sendiRi). Kemenkes RI menjelaskan bahwa SADARI adalah cara termudah untuk mendeteksi kelainan pada ukuran, tekstur, serta bentuk payudara. Jika menemukan kelainan saat melakukan SADARI, maka Bunda dapat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Berikut enam langkah SADARI untuk deteksi kanker payudara secara mandiri dari Yayasan Kanker Indonesia, seperti dikutip dari laman P2PTM Kemenkes RI:
- Bunda dapat berdiri tegak. lalu cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris, Bunda jangan cemas, karena itu hal yang biasa.
- Kemudian, angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku, dan posisikan tangan di belakang kepala. Bunda lalu dapat mendorong siku ke depan dan cermati payudara. Selanjutnya, dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
- Posisikan kedua tangan pada pinggang, lalu condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung. Dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Bunda.
- Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Kemudian, dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran, dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.
- Selanjutnya, cubit kedua puting Bunda. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Segera konsultasi ke dokter bila hal itu terjadi.
- Terakhir, pada posisi tiduran, Bunda dapat meletakkan bantal di bawah pundak kanan. Lalu, angkat lengan ke atas dan cermati payudara kanan. Lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya, dan dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Pencegahan kanker payudara
Ada dua cara mencegah kanker payudara atau keparahan penyakit ini. Berikut caranya:
1. Pemeriksaan rutin dan deteksi dini
Bunda disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan medis rutin, serta mamografi berkala untuk membantu dalam deteksi dini kanker payudara. Segera ke dokter bila mengalami gejala kanker payudara atau menemukan sesuatu yang abnormal saat melakukan SADARI.
2. Menjalani gaya hidup sehat
Kanker payudara dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti pola makan sehat, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari stres, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Ada beberapa makanan yang perlu dihindari karena dapat memicu kanker payudara, seperti konsumsi gula terlalu banyak, daging yang sudah diproses menggunakan pengawet, daging merah yang dibakar, dan susu tinggi lemak serta produk olahannya.
Demikian langkah deteksi kanker payudara dengan SADARI, serta pencegahan penyakit ini. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)