Jakarta -
Melahirkan pervaginam bisa menjadi pilihan persalinan yang minim komplikasi. Meski begitu, proses persalinan ini disebut dapat menimbulkan masalah yang berkaitan dengan berkemih, Bunda.
Melahirkan pervaginam diklaim dapat menyebabkan kondisi kandung kemih turun hingga membuat Bunda susah menahan kencing atau buang air kecil (BAK). Lantas, benarkah hal tersebut ya?
Kandung kemih turun usai melahirkan pervaginam
Kandung kemih memang dapat turun usai melahirkan pervaginam atau persalinan normal. Kondisi ini disebut juga prolaps vagina anterior atau sistokel.
Menurut ulasan di Mayo Clinic, sistokel terjadi ketika kandung kemih turun dari posisi biasanya di panggul dan menekan dinding rahim. Pada kondisi ini, otot dasar panggul juga menjadi lemah hingga dapat menyebabkan masalah BAK, termasuk kebocoran urine inkontinensia urine dan sudah menahan kencing.
Sistokel dapat dibagi menjadi dua tingkat, yakni:
- Tingkat 1 (ringan): Kandung kemih hanya turun sedikit ke dalam vagina
- Tingkat 2 (sedang): Kandung kemih telah masuk ke dalam vagina hingga mencapai lubang vagina
- Tingkat 3 (berat): Kandung kemih sudah menonjol keluar melewati lubang vagina
Sistokel dapat menekan uretra dan mencegah kandung kemih kosong sepenuhnya saat Bunda buang air kecil. Kondisi tersebut juga dapat memutar ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih.
Menurut ahli uroginekologi di University of South Florida di Tampa, Florida, Katie Propst, M.D., prolaps termasuk kandung kemih turun paling sering terjadi bertahun-tahun setelah melahirkan, dengan risiko meningkat setelah seorang Bunda menjalani persalinan beberapa kali. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi dalam beberapa minggu dan bulan pasca persalinan.
Penelitian menunjukkan bahwa prolaps lebih mungkin terjadi bila ibu mengejan dalam waktu lama, memiliki bayi berukuran besar, atau bila menjalani persalinan dengan bantuan forcep atau vakum. Faktor lain yang juga dapat berperan adalah obesitas dan batuk kronis.
"Umumnya, persalinan pervaginam lebih mungkin menyebabkan prolaps dibandingkan mereka yang melahirkan caesar. Namun, penumpukan tekanan selama kehamilan juga dapat menyebabkan kondisi ini," ujar Propst, dilansir What to Expect.
Sebuah penelitian di jurnal Urogynaecology tahun 2013 pernah mengukur angka kejadian prolaps pada ibu hamil di usia kandungan 36 hingga 38 minggu, yang kemudian menjalani operasi caesar. Hasilnya ditemukan bahwa sekitar sepertiga subjek mengalami prolaps stadium 2.
Ilustrasi Ibu Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Diagnosis dan penanganan kandung kemih turun
Kandung kemih turun setelah melahirkan memang dapat ditandai dengan kesulitan menahan kencing. Tetapi, kondisi ini juga dapat dideteksi dengan pemeriksaan medis, Bunda.
Melansir Cleveland Clinic, dokter dapat terlebih dulu meninjau riwayat medis sebelum melakukan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, dokter dapat melakukan tes, seperti pemeriksaan urodinamik untuk mengukur kemampuan kandung kemih dalam menahan dan mengeluarkan urine dan sistoskopi untuk mencari malformasi, penyumbatan, tumor, atau batu di saluran kemih.
Jika Bunda mengalami kesulitan menahan kencing setelah melahirkan, jangan ragu untuk bicara dengan dokter ya. Perlu diketahui, otot dasar panggul setidaknya membutuhkan waktu hingga enam bulan atau lebih lama untuk pulih setelah melahirkan, terutama pada persalinan pertama.
"Prolaps pasca persalinan dapat membaik seiring waktu, terutama dengan terapi fisik. Terapi fisik dengan terapis dapat membantu melatih kembali otot dasar panggul untuk memperbaiki gejala." ujar Propst.
Perawatan kondisi ini akan bergantung pada tingkat keparahan, serta organ yang terpengaruh. Tapi terkadang, perawatan mungkin tidak diperlukan, Bunda.
"Jika tidak memiliki gejala dan tidak menyebabkan area kandung kemih merasa tertekan, dokter mungkin akan mengambil pendekatan untuk menunggu dan melihat perkembangannya untuk memastikan prolaps tidak bertambah parah," ungkap Propst.
Untuk mengurangi gejala, Bunda juga dapat melakukan senam Kegel selama hamil. Senam ini tak hanya dapat mengontrol kandung kemih menjadi lebih baik, tapi juga dapat membantu proses persalinan berjalan dengan lancar.
Pencegahan kendung kemih turun setelah melahirkan
Berikut beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan untuk mencegah kandung kemih turun setelah melahirkan:
- Menjaga kenaikan berat badan yang sehat selama hamil.
- Menghindari sembelit dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, minum banyak air setiap hari, dan berolahraga secara teratur.
- Hindari mengangkat benda berat untuk melindungi otot dasar panggul.
- Melakukan senam Kegel selama hamil.
Demikian penjelasan mengenai kandung kemih turun setelah melahirkan pervaginam. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)