Jakarta -
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Menyusui hingga 8 bulan disebut mampu maksimalkan kemampuan kognitif anak di usia 4 tahun lho, Bunda.
Memberikan ASI memang direkomendasikan sejak bayi lahir secara eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Kemudian, Bunda dapat melanjutkan pemberian ASI disertai makanan pendamping ASI hingga usia 2 tahun sesuai anjuran WHO.
Seperti diketahui, ASI merupakan makanan yang optimal untuk bayi, tidak hanya karena mengandung berbagai nutrisi, tetapi juga karena komposisinya berubah dan beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang terus tumbuh.
Biasanya, bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya. Setelah periode ini, mereka secara bertahap diperkenalkan pada makanan padat. Namun, banyak bayi yang terus menyusu bersama dengan asupan makanan padat hingga mereka berusia satu atau dua tahun, tergantung pada preferensi individu dan norma budaya.
Beberapa ibu memilih untuk menyusui dalam jangka waktu yang lebih lama, sementara yang lain mungkin berhenti lebih awal. Menyusui membutuhkan komitmen yang signifikan dari ibu, karena ia harus siap sedia setiap kali bayi lapar, yang dapat membatasi kemampuannya untuk meninggalkan bayi dalam perawatan orang lain untuk jangka waktu yang lama.
Selain itu, beberapa ibu mungkin juga menghadapi tantangan seperti produksi ASI yang tidak mencukupi. Menyusui terkadang dapat menyebabkan puting susu sakit atau kondisi menyakitkan yang dikenal sebagai mastitis.
Karena alasan ini, dan banyak alasan lainnya, beberapa ibu memilih untuk membesarkan bayi mereka menggunakan susu formula. Namun, banyak penelitian telah mengaitkan menyusui dengan berbagai hasil positif di kemudian hari.
Orang yang disusui saat bayi ditemukan lebih cerdas, menunjukkan perkembangan psikomotorik yang lebih baik saat masih bayi, dan bahkan mencapai prestasi pendidikan, status sosial, dan pendapatan yang lebih tinggi saat dewasa. Akan tetapi, penelitian lain belum mengonfirmasi hubungan ini.
Susana Vargas‑Pérez, penulit penelitian berusaha untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara menyusui dan kemampuan kognitif anak-anak pada usia 4 hingga 5 tahun. Ia menganalisis data dari penelitian ECLIPSES dan EPINED yang dilakukan di wilayah Tarragona, Spanyol.
Kedua penelitian tersebut mengamati bayi sejak lahir hingga usia 4-5 tahun, mengumpulkan data tentang praktik menyusui, kemampuan kognitif, dan faktor-faktor relevan lainnya.
Data tersebut berasal dari 613 anak yang lahir pada tahun 2013 dan 2014. Informasi tentang menyusui diberikan oleh orang tua saat anak-anak berusia 4 tahun.
Pada saat ini, anak-anak juga menyelesaikan penilaian kemampuan kognitif menggunakan Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence – edisi keempat. Para ibu dinilai kecerdasannya sendiri menggunakan subtes Matrix Reasoning dari Wechsler Adult Intelligence Scale – IV, dan kesulitan keterikatan ibu-bayi dievaluasi menggunakan The Parent Stress Index – Short Form.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang disusui selama 1 hingga 8 bulan memiliki skor yang sedikit lebih baik pada beberapa indikator kemampuan kognitif dibandingkan dengan mereka yang tidak disusui. Anak-anak ini memiliki skor IQ keseluruhan yang lebih tinggi, memori kerja yang lebih baik, kemampuan kognitif nonverbal, dan skor yang lebih tinggi pada indeks kecakapan kognitif.
Sebaliknya, anak-anak yang disusui selama lebih dari 8 bulan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penalaran nonverbal dan kecepatan pemrosesan secara keseluruhan tetapi tidak mengungguli kelompok usia 1 hingga 8 bulan di semua bidang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menyusui yang lebih lama mungkin menawarkan beberapa manfaat, peningkatan terbesar dalam perkembangan kognitif mungkin terjadi dalam 8 bulan pertama seperti dikutip dari laman Psypost.
Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti kecerdasan ibu dan keterikatan ibu-anak, hubungan antara menyusui dan hasil kognitif yang lebih baik tetap kuat. Temuan ini menunjukkan bahwa menyusui itu sendiri memainkan peran penting dalam meningkatkan perkembangan kognitif, di luar pengaruh lingkungan keluarga atau kecerdasan ibu.
“Studi kami menekankan berbagai keuntungan menyusui dan menggarisbawahi pentingnya bayi disusui melalui kebijakan perawatan kesehatan. Menganjurkan menyusui selama enam bulan pertama kehidupan sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan seumur hidup dan perkembangan kognitif pada anak-anak,” simpul penulis studi.
Studi ini memberikan wawasan tentang hubungan antara pemberian ASI dan kemampuan kognitif. Akan tetapi, penting untuk dicatat bahwa data tentang pemberian ASI mencakup pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan campuran (ASI dikombinasikan dengan susu formula), sehingga sulit untuk menentukan apakah pemberian ASI eksklusif memberikan keuntungan kognitif yang lebih kuat daripada pemberian makanan campuran.
Keterbatasan lainnya terletak pada generalisasi temuan. Meskipun studi ini mengendalikan beberapa variabel, studi ini dilakukan di wilayah tertentu di Spanyol, yang berarti hasilnya mungkin tidak berlaku untuk semua populasi. Perbedaan budaya, ekonomi, dan perawatan kesehatan di berbagai wilayah dan negara dapat memengaruhi praktik pemberian ASI dan hasil perkembangan anak.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)