Jakarta -
Fase tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang menunjang tumbuh kembang anak berjalan optimal, termasuk kecukupan nutrisi gizi seimbang.
Nutrisi sendiri merupakan asupan yang perlu diberikan pada anak sesuai dengan usianya. Selain diberikan ASI eksklusif, bayi pada usia 0-6 bulan juga harus mulai dikenalkan dengan MPASI hingga nantinya bisa mulai makan makanan keluarga.
Namun ingat, bayi yang akan diberikan MPASI perlu memenuhi beberapa syarat. Misalnya saja kepala yang sudah tegak sehingga anak bisa diberikan makanan padat.
Manfaat nutrisi untuk anak
Nutrisi sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan anak. Pertumbuhan merupakan pertambahan jumlah sel-sel secara kuantitatif yang dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala anak. Berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, serta lingkar lengan atas bisa diukur secara berkala.
Sementara itu, perkembangan adalah kemampuan anak secara kompleks yang dinilai secara kualitatif. Perkembangan anak biasanya dilihat dari milestone berdasarkan usianya.
Nutrisi sangat berpengaruh karena dibutuhkan tubuh dalam proses tumbuh kembang anak, termasuk untuk perkembangan otaknya. Organ otak sangat membutuhkan nutrisi sehingga sel-sel di dalamnya dapat berkembang dengan baik.
Nutrisi yang wajib dipenuhi orang tua
Ada beberapa nutrisi yang wajib dipenuhi oleh orang tua selama anak dalam masa tumbuh dan berkembang. Deretannya adalah sebagai berikut:
1. ASI eksklusif
Sejak bayi dilahirkan hingga berusia enam bulan, mereka tetap memerlukan gizi seimbang. Di usia ini, anak hanya membutuhkan ASI yang diberikan secara eksklusif.
2. MPASI
Makanan pendamping ASI (MPASI) wajib diberikan ketika anak mulai berusia enam bulan. Hal ini karena asupan ASI tidak bisa memenuhi kebutuhannya.
Terdapat beberapa patokan MPASI bayi sesuai dengan usianya. Misalnya saja di enam bulan pertama, tekstur MPASI harus berbentuk bubur saring. Tidak hanya itu, jumlah MPASI yang diberikan pun sekitar 100-120 cc sekali makan.
3. Karbohidrat dan protein
Anak-anak perlu mengonsumsi karbohidrat dan protein untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbangnya, Bunda. Protein yang dimaksud pun bisa berupa protein hewani dan nabati.
4. Sayur dan buah
Selama masa tumbuh dan berkembang, anak juga memerlukan asupan sayur yang cukup. Bunda bisa memberikan Si Kecil makanan selingan berupa buah-buahan maupun biskuit.
5. Suplemen zat besi dan vitamin D
Ketika Si Kecil diberikan makanan yang sesuai dengan yang telah direkomendasikan, mereka akan mendapatkan berbagai vitamin dan nutrisi lainnya. Namun, dokter akan menyarankan Bunda memberikan suplemen tambahan berupa zat besi dan vitamin D.
Zat besi direkomendasikan untuk bayi berusia di atas enam bulan, terutama bayi eksklusif, hingga anak berusia dua tahun, untuk pertumbuhan otak anak. Tidak hanya itu, ada pula rekomendasi pemberian suplemen vitamin D yang juga penting untuk tumbuh dan kembangnya.
Faktor yang memengaruhi tinggi badan anak
Tinggi badan anak umumnya dipengaruhi oleh genetik kedua orang tuanya. Meski begitu, tinggi badan Si Kecil turut dipengaruhi oleh nutrisi yang didapatkannya.
Ilmu epigenetik menyebutkan bahwa genetik yang sudah ada, dapat diintervensi dengan nutrisi yang baik. Ketika anak mendapatkan nutrisi yang sesuai, mereka bisa melebihi potensi-potensi genetiknya sehingga tinggi badan anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik.
Tidak hanya melalui faktor genetik dan nutrisi, tinggi badan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi yang didapatkan. Berikan Si Kecil olahraga-olahraga yang bisa menstimulasi badannya agar menjadi tinggi seperti berenang.
Makanan yang bantu pertumbuhan tinggi badan anak
Agar tinggi badan Si Kecil bertambah dengan maksimal, Bunda dapat berikan makanan-makanan yang memiliki nutrisi dan gizi seimbang. Misalnya saja karbohidrat dan protein.
Protein hewani sangat penting selama proses tumbuh kembang anak. Bunda bisa berikan daging merah seperti daging sapi. Tidak hanya itu, ada pula ikan, ayam, dan telur.
Susu untuk tinggi badan anak
Susu yang diberikan secara cukup dan tidak berlebihan akan bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Ketika anak berada di atas satu tahun, susu baiknya diberikan sekitar 500 cc dengan catatan kondisi anak dalam keadaan sehat. Dalam 500 cc susu, sudah mencakup kebutuhan kalsium.
Susu telah distandarisasi secara internasional (kodeks alimentarium), sesuai dengan zat-zat gizi yang diperlukan oleh anak. Karena itu, susu dengan merek apapun sudah bisa mencukupi kebutuhan anak.
Ketika memilih susu untuk Si Kecil, pastikan di dalamnya mengandung zat-zat mineral yang diperlukan. Misalnya saja kalsium, fosfor, magnesium, kalium, dan lemak.
Meski begitu, Bunda tetap perlu memastikan apakah anak mengalami alergi terhadap susu atau tidak. Sebelum memberikan susu, perhatikan pula kebutuhan anak yang harus dikejar secara cepat agar mereka terhindar dari stunting atau gizi buruk.
Anak yang mengonsumsi susu soya lebih pendek?
Adalah mitos jika anak yang mengonsumsi susu soya memiliki pertumbuhan tulang dan tinggi badan yang berbeda dengan anak-anak yang mengonsumsi susu sapi, Bunda. Sama seperti susu lainnya, susu soya yang diberikan khusus untuk anak-anak dengan alergi ini merupakan pilihan khusus yang juga sudah mengandung zat-zat yang diperlukan.
Anak-anak yang mengonsumsi susu soya tidak akan kekurangan zat mineral yang diperlukan. Terlebih, alergi pada anak umumnya tidak berlangsung selamanya.
Umumnya, anak-anak mengidap alergi selama enam bulan pertama. Pada enam bulan selanjutnya, Bunda bisa memantau anak apakah mereka masih memiliki alergi yang sama atau tidak.
Jika anak tidak lagi mengalami keluhan, tandanya alergi pada anak sudah mulai berkurang sehingga mereka bisa menghentikan susu soya dan mengonsumsi susu lainnya.
Jam tidur pengaruhi pertumbuhan anak?
Ketika anak tidak mendapatkan tidur yang cukup atau begadang, pertumbuhannya akan terganggu, Bunda. Bukan tanpa alasan, hal ini karena hormon pertumbuhan dikeluarkan sekitar jam 11 malam.
Ketika anak tidur cukup sekitar jam 9 atau 10 malam, pencapaian hormon pertumbuhan pun akan menjadi optimal. Hormon pertumbuhan turut memberikan pengaruh pada tinggi badan anak selain faktor genetik dan nutrisi.
Pentingnya stimulasi untuk tumbuh kembang anak
Selain faktor genetik dan nutrisi, stimulasi turut memegang peranan penting terhadap tumbuh dan kembang anak, Bunda. Salah satu stimulasi yang bisa dimaksimalkan adalah stimulasi motorik.
Stimulasi ini memungkinkan anak untuk bergerak dan olahraga. Sehingga anak tidak mengalami overweight atau obesitas yang dapat memicu terjadinya berbagai penyerta di usia dewasa seperti jantung dan hipertensi.
Stimulasi yang direkomendasikan adalah berenang serta bermain basket untuk anak yang berusia lebih besar. Tidak hanya itu, Bunda juga bisa memberikan aktivitas bermain bola agar tulangnya menjadi kuat.
Selain itu, pastikan anak juga mendapatkan paparan sinar matahari, ya. Hal ini berguna untuk pemenuhan vitamin D di dalam tubuhnya.
Makanan dan minuman yang menghambat tinggi anak
Minuman-minuman kemasan yang berpengawet sangat tidak direkomendasikan karena dapat menghambat tinggi badan anak. Tidak hanya itu, makanan dengan minyak goreng yang tidak baik juga perlu dihindari.
Jika ingin memberikan anak makanan yang digoreng, Bunda bisa menggorengnya langsung di rumah karena minyak yang digunakan sudah dipastikan keamanannya. Sementara itu, makanan gorengan yang dibeli di pedagang pada umumnya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang kali dan teroksidasi.
Kapan membawa anak ke dokter ketika tingginya tidak sesuai milestone?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki grafik di mana Bunda bisa melihat tinggi badan anak sesuai dengan usianya. Tidak hanya itu, Bunda juga bisa melihat berat badan ideal yang perlu dicapai anak.
Ketika tinggi anak kurang dari minus dua, tandanya anak mengalami stunting dan berkaitan erat dengan malnutrisi kronik, infeksi kronik, serta stimulasi yang tidak terpenuhi.
Ketika ini terjadi, anak memerlukan intervensi khusus sehingga Bunda perlu memeriksakan tumbuh kembang anak sejak usia 0 sampai dua tahun secara berkala. Jika anak mengidap stunting, kemampuan kognitifnya akan ikut terpengaruh.
Banyak penelitian yang menyebut bahwa anak stunting ketika balita memiliki tingkat IQ yang rendah di usia sekolah. Sehingga, ada baiknya untuk mencegah stunting dan bukan mengobatinya.
Tips agar anak tumbuh tinggi secara ideal
Ada beberapa tips yang bisa Bunda perhatikan agar anak memiliki tumbuh tinggi. Berikut ini beberapa ulasannya:
1. Persiapkan sejak anak perempuan remaja dan masa kehamilan
Mempersiapkan anak dengan tubuh yang tinggi baiknya dilakukan sejak anak perempuan berusia remaja. Mereka bisa diberikan makan dan gizi yang seimbang seperti zat besi.
Tidak hanya itu, nutrisi yang diberikan saat masa kehamilan perlu diperhatikan. Konsumsi pula vitamin-vitamin yang diberikan pada dokter kandungannya.
2. Pantau tumbuh kembang anak
Ketika anak lahir, pantau selalu proses tumbuh dan kembang anak setiap tiga bulan sampai usia dua tahun. Tidak hanya itu, pastikan juga Bunda memantau pertumbuhannya setiap enam bulan ketika usianya di atas dua tahun hingga enam tahun.
3. Nutrisi dan stimulasi
Tidak hanya genetik, faktor nutrisi dan stimulasi perlu dijadikan perhatian, terutama di usia dua tahun pertama atau seribu hari kehidupan anak. Di usia ini, otak anak berkembang pesat sampai 85 persen.
Pemantauan tumbuh kembang anak bisa dilakukan dengan aplikasi yang sudah direkomendasi. Selain itu, ada pula buku KIA yang didapatkan dari fasilitas kesehatan untuk memantau tinggi badan, berat badan, serta lingkar kepala anak.
Demikian informasi seputar tumbuh kembang anak, nutrisi, faktor yang memengaruhi tinggi badan anak, hingga tips agar anak tumbuh tinggi. Semoga bisa memberikan manfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/rap)