Olahraga merupakan jenis aktivitas fisik yang memberikan segudang manfaat bagi kesehatan. Melakukan aktivitas ini saat hamil juga dapat memengaruhi perkembangan janin, Bunda.
Baru-baru ini, studi menemukan manfaat olahraga saat hamil yang ternyata dapat menurunkan faktor risiko asma pada anak di kemudian hari. Studi yang diterbitkan di jurnal Med tahun 2024 ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari hampir 1.000 pasangan ibu dan anak dalam studi Kuopio Birth Cohort (KuBiCo) yang diikuti sejak kehamilan hingga anak berusia tujuh tahun.
Studi menemukan bahwa risiko asma dapat dikurangi hampir setengahnya bila ibu melakukan latihan fisik aktif setidaknya tiga kali seminggu selama kehamilan. Hasil studi tersebut telah dibandingkan dengan anak yang lahir dari ibu yang kurang aktif selama kehamilannya.
"Ini adalah pertama kalinya kami mengamati hubungan antara olahraga ibu dan perkembangan asma pada anak," tulis peneliti dari University of Eastern Finland, Emma-Reetta Musakka, BM, MSc, dilansir laman News-Medical.
"Temuan kami menunjukkan bahwa olahraga yang dilakukan ibu selama kehamilan memiliki efek positif yang independen pada janin dan kesehatan anak di kemudian hari," sambungnya.
Olahraga selama hamil dan risiko asma pada anak dikaitkan dengan banyak faktor kesehatan, gaya hidup dan lingkungan, seperti berat badan ibu, stres, penyakit, kebiasaan olahraga keluarga, nutrisi, dan apakah ibu memelihara anjing. Studi memperhitungkan dampak potensial dari faktor-faktor tersebut dan beberapa faktor serupa lainnya, tetapi tidak menjelaskan hubungan protektif antara olahraga selama hamil dengan risiko asma pada anak.
"Kami belum tahu mengapa olahraga yang dilakukan ibu selama hamil bermanifestasi pada risiko asma yang lebih rendah pada anak, tetapi satu kemungkinan adalah bahwa hal itu dapat mendukung pematangan paru-paru janin," ungkap Musakka.
Hal yang sama juga diungkapkan peneliti utama studi Dr. Pirkka Kirjavainen. Menurutnya, olahraga ringan setidaknya dapat memiliki efek perlindungan pada paru-paru janin, sama halnya dengan menghentikan kebiasaan merokok saat hamil.
"Sampai saat ini, menghindari asam rokok selama kehamilan merupakan satu-satunya cara efektif untuk mengurangi risiko asma pada anak. Oleh karena itu, sangat menarik bahwa olahraga ringan yang dilakukan ibu selama kehamilan dapat memiliki efek perlindungan yang sama kuatnya terhadap risiko asma pada anak seperti bila salah satu orang tua berhenti merokok," ujar Kirjavainen.
Perlu dicatat ya, temuan studi ini tidak menunjukkan adanya peningkatan jumlah olahraga lebih dari tiga kali seminggu dikaitkan dengan risiko asma yang lebih rendah. Namun, penelitian lebih lanjut tentang jumlah dan intensitas olahraga selama kehamilan dalam pencegahan asma masih diperlukan.
"Temuan tersebut sangat menjanjikan dalam hal pencegahan asma. Sangat menggembirakan melihat bahwa dengan melakukan olahraga dalam jumlah yang wajar, ibu hamil mendapatkan manfaat untuk kesehatan mereka sendiri dan anak mereka secara signifikan," kata Kirjavainen.
Anjuran olahraga selama hamil
Ilustrasi Ibu Hamil Olahraga/ Foto: Getty Images/iStockphoto/recep-bg
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), jika Bunda dalam kondisi sehat dan kehamilan berjalan normal, maka aman untuk melanjutkan atau memulai aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas fisik tidak meningkatkan risiko keguguran, berat badan lahir rendah, atau kelahiran prematur.
ACOG merekomendasikan ibu hamil melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang minimal 150 menit per minggu. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas di mana Bunda menggerakkan otot-otot besar tubuh (otot kaki dan lengan) secara berirama.
Sementara itu, intensitas sedang berarti Bunda cukup bergerak untuk meningkatkan detak jantung dan berkeringat. Selama melakukan aktivitas dengan intensitas sedang, Bunda masih bisa berbicara dengan normal, namun tidak dapat bernyanyi.
"Contoh aktivitas aerobik intensitas sedang termasuk jalan cepat dan melakukan pekerjaan berkebun secara umum. Aktivitas ini dapat dibagi menjadi 150 menit, menjadi 30 menit latihan selama 5 hari dalam seminggu atau 10 menit setiap harinya," tulis ACOG.
Bila Bunda baru mulai berolahraga, mulailah secara perlahan dan tingkatkan aktivitas secara bertahap. Mulai dengan durasi 5 menit setiap harinya, lalu tambahkan 5 menit setiap minggu sampai Bunda bisa melakukan selama 30 menit setiap hari.
Manfaat lain dari olahraga saat hamil
Selain dapat menurunkan risiko asma pada anak di kemudian hari, melakukan aktivitas fisik selama hamil juga dapat memberikan beberapa manfaat lain, seperti:
- Mengurangi sakit punggung.
- Meringankan masalah pencernaan, seperti sembelit.
- Menurunkan risiko diabetes gestasional, preeklamsia, dan persalinan caesar.
- Membantu menjaga kenaikan berat badan agar stabil.
- Meningkatkan kebugaran secara keseluruhan.
- Menjaga kesehatan organ jantung dan pembuluh darah.
- Membantu menurunkan berat badan usai melahirkan.
Kondisi tidak dianjurkan olahraga saat hamil
Meski dianjurkan, tidak semua kondisi ibu hamil disarankan untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Ada beberapa kondisi ibu hamil yang sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik karena bisa berdampak pada kehamilannya. Berikut kondisi yang dimaksud, menurut ACOG:
- Memiliki jenis penyakit jantung atau penyakit paru-paru tertentu.
- Hamil lebih dari satu bayi dengan faktor risiko persalinan prematur.
- Mengalami plasenta previa setelah usia kehamilan 26 minggu.
- Terdiagnosis preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan.
- Mengalami anemia berat.
- Pernah menjalani cerclage atau penjahitan di area serviks.
Demikian penjelasan mengenai manfaat olahraga saat hamil untuk menurunkan risiko asma pada anak di kemudian hari. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga 5 manfaat prenatal pilates untuk ibu hamil, dalam video berikut:
(ank/rap)
Loading...