Tips Aman Ibu Hamil Makan All You Can Eat

Jakarta -

Sistem kekebalan tubuh bisa jadi lebih lemah daripada biasanya saat hamil. Jadi, tubuh ibu hamil akan lebih sulit melawan kuman yang mungkin menempel pada makanan dan membuat ibu hamil merasa tidak enak badan. Sehingga, pemilihan dan kebersihan makanan pun harus lebih diperhatikan, termasuk ketika Bunda mengunjungi restoran seperti restoran all you can eat.

Seperti yang Bunda ketahui, restoran all you can eat biasanya menyediakan makanan secara prasmanan. Artinya, makanan dalam kondisi terbuka dan bisa saja terkontaminasi. 

Jika makanan dibiarkan terlalu lama juga, tidak disiapkan dengan aman, atau tidak disimpan pada suhu yang tepat. Maka, makanan tersebut dapat mengandung bakteri atau parasit yang menyebabkan penyakit bawaan makanan seperti listeriosis, toksoplasmosis, dan keracunan salmonella.

Kondisi ini sangat berbahaya jika Bunda sedang hamil. Selain sistem kekebalan tubuh yang menurun selama kehamilan, dan sistem kekebalan tubuh janin yang belum berkembang dengan baik, yang membahayakan Bunda dan bayi. Dalam skenario terburuk, penyakit bawaan makanan selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau masalah kesehatan pada bayi.

Lalu, bagaimana cara aman agar ibu hamil tetap bisa makan di resto all you can eat?

Tips aman makan all you can eat saat hamil

Supaya makanan all you can eat aman, sangat penting agar menjaga kondisi makanan. Misalnya makanan dingin tetap dingin dan makanan panas tetap panas. Berikut tips lengkapnya!

1. Memilih buffet dengan selektif

Bunda perlu melihat lagi apakah kondisi restoran all you can eat-nya berupa prasmanan (makanan matang sudah tersedia) atau masak sendiri seperti BBQ grill, shabu, dan lainnya. Dilansir BabyCentre, aturan keamanan makanan di resto all you can eat harus:

• Makanan panas harus disimpan dalam chafing dish atau slow cooker pada suhu 60 derajat Celsius atau lebih hangat.
• Chafing dish dan slow cooker harus ditutup dengan tutup dan memiliki peralatan penyajian terpisah.
• Makanan dingin harus didinginkan hingga waktu penyajian, kemudian disimpan di atas es pada suhu 4 derajat Celsius atau lebih dingin.
• Piring penyajian yang kosong harus diganti dengan yang baru diisi (daripada diisi ulang).
• Makanan tidak boleh didiamkan lebih dari dua jam (atau satu jam saat suhu di atas 32 derajat Celsius).

2. Memilih makanan all you can eat dengan tepat

Sejumlah makanan yang umum ditemukan di resto all you can eat tidak aman untuk wanita hamil secara umum, karena dapat mengandung bakteri berbahaya. Ini termasuk:

• Salad ham siap saji, salad telur, salad ayam, atau salad makanan laut.
• Daging olahan yang belum dipanaskan ulang hingga sangat panas, seperti ham yang sudah diiris, salami, ayam, dan kalkun.
• Salad yang sudah disiapkan sebelumnya, termasuk salad hijau dan salad buah.
• Udang dingin siap santap.

3. Lihat lagi kebersihan restoran dan prasmanannya

Meskipun banyak prasmanan restoran memiliki pelindung untuk melindungi hidangan dari batuk dan bersin, makanan tetap dapat terkontaminasi oleh tangan orang, atau bahkan peralatan yang digunakan untuk menyajikan makanan.

Karena semua alasan ini, lebih aman untuk tidak makan di prasmanan. Jika Bunda berada di restoran, pesanlah dari menu. 

Dilansir BabyMed, pilihan terbaik adalah memesan dari menu. Makanan disiapkan di dapur dan diantar ke meja tanpa menyentuh makanan lama di prasmanan atau peralatan penyajian yang ditangani oleh setiap pengunjung restoran.

5. Pilih yang segar

Jika Bunda harus makan dari prasmanan, pilih makanan yang terlihat segar. Jangan takut untuk meminta pelayan untuk hidangan segar jika hidangan di prasmanan terlihat meragukan.

Kenali gejala keracunan makanan dan dampaknya bagi ibu hamil

Makan di restoran prasmanan atau all you can eat mungkin sesuatu yang biasa Bunda nikmati sebelum kehamilan, tetapi sekarang berbeda. Tubuh Bunda saat hamil tidak seefektif dalam melawan penyakit bawaan yang mungkin ada di hidangan tersebut. Jangan sampai berakhir di rumah sakit karena keracunan makanan.

Ya, Bunda dapat mengalami keracunan makanan saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, parasit, virus, dan bahan kimia tertentu. Sulit untuk mengetahui kapan keracunan makanan menjadi penyebab penyakit.

Terkadang, kuman dari makanan dapat langsung membuat sakit. Di lain waktu, kuman tersebut bertahan di tubuh selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu sebelum mengalami gejala.

Mengutip WebMD, biasanya, keracunan makanan menyebabkan:

• Sakit perut
• Muntah
• Diare
• Kram perut
• Dehidrasi

Sering kali, keracunan makanan dapat terasa seperti flu, karena Bunda mungkin mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri tubuh bersama dengan gejala lainnya.

Komplikasi pada kehamilan akibat keracunan makanan

Beberapa jenis keracunan makanan sangat berbahaya bagi bayi yang belum lahir. Jika terkena listeriosis, ibu hamil mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Namun, dapat menularkannya kepada bayi. Hal itu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti:

• Kelumpuhan
• Kebutaan
• Kejang
• Masalah pada otak, jantung, atau ginjal

Dalam kasus terburuk, listeriosis dapat menyebabkan persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan bahkan keguguran atau lahir mati.

Salmonellosis juga dapat menular ke bayi dan membuat mereka berisiko mengalami komplikasi serius seperti meningitis.

Campylobacter dapat menyebabkan keguguran jika ibu hamil terkena penyakit ini di awal kehamilan. Penyakit ini juga sangat berbahaya jika  ibu hamil terkena penyakit ini saat melahirkan dan menularkannya kepada bayi yang baru lahir. Infeksi pada bayi yang baru lahir dapat mengancam jiwa.

Bagi ibu hamil, komplikasi yang paling umum dari keracunan makanan secara umum adalah dehidrasi. Beberapa penyakit bawaan makanan, terutama E. coli, juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

(pri/pri)