Jakarta -
Bayi saat sakit sering kali susah makan. Lantas, bolehkah anak minum obat tanpa makan hanya minum ASI?
Banyak obat resep yang harus diminum dengan anjuran sesudah makan. Namun, pada bayi ASI, kondisinya mereka kerap enggan makan karena badan sedang kurang fit. Sementara, obat tersebut perlu diminum sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Hmm, jadi bingung ya, Bunda.
Cara memberikan obat kepada anak dengan aman
Mengonsumsi obat setelah makan memang dirasa lebih aman untuk mencegah adanya efek samping yang mungkin muncul setelah obat dikonsumsi. Namun, adakalanya bayi hanya mau minum ASI tanpa makan ketika waktu minum obat tiba.
Ya, dalam memberikan obat ke anak memang perlu memahami betul penggunaannya agar tetap aman dan terhindar dari efek samping ya, Bunda. Untuk itu, Bunda perlu melakukan beberapa hal ketika memberikan obat kepada anak, di antaranya berikut ini:
1. Periksa ulang
Pertama, pastikan Bunda memiliki resep yang benar. Banyak botol obat resep dan obat yang terlihat sama, jadi pastikan nama anak ada pada label dan obat tersebut adalah obat yang direkomendasikan atau diresepkan oleh dokter. Berhati-hatilah saat mengambil obat dari lemari obat di tengah malam karena Bunda dapat dengan mudah mengambil botol yang salah saat mengantuk.
2. Baca semua petunjuk
Baik obat resep maupun obat bebas biasanya disertai sisipan tercetak tentang efek samping umum dan petunjuk lebih lanjut tentang cara minum obat. Pastikan untuk membaca semua informasi dengan saksama sebelum mulai mengonsumsi obat. Label mungkin menginstruksikan untuk mengocok obat cair sebelum menggunakannya agar bahan aktifnya terdistribusi secara merata. Hubungi dokter atau apoteker jika Bunda memiliki pertanyaan.
3. Dengan atau tanpa makanan
Semua obat resep memiliki label atau petunjuk tentang cara meminumnya. Misalnya, "minum dengan makanan atau susu" berarti obat tersebut dapat mengganggu perut kosong atau makanan dapat meningkatkan penyerapannya. Dalam kasus ini, anak sebaiknya harus makan camilan atau makanan tepat sebelum atau setelah minum obat.
4. Minum saat perut kosong
Petunjuk umum lainnya pada obat resep adalah 'minum saat perut kosong'. Dalam hal ini anak harus minum obat 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan karena makanan dapat mencegah obat bekerja dengan baik atau dapat menunda atau mengurangi penyerapannya. Beberapa obat hanya berinteraksi dengan makanan atau nutrisi tertentu, seperti produk susu, jadi pastikan untuk memeriksa label untuk petunjuk lainnya.
5. Dosis yang tepat
Memberikan dosis yang tepat penting karena sebagian besar obat perlu diminum dalam jumlah tertentu dan pada waktu tertentu agar efektif. Dosis akan ditulis pada label resep atau, pada obat OTC, harus dicetak pada sisipan kemasan, kotak produk, atau label produk seperti dikutip dari laman Kidshealth.
6. Ukur dengan hati-hati
Bunda dapat memberikan obat dengan berbagai cara. Untuk bayi yang tidak dapat minum dari cangkir, cobalah jarum suntik dosis, yang memungkinkan Bunda memberikan obat ke dalam mulut bayi sehingga obat tidak mudah terbuang. Namun, berhati-hatilah karena banyak yang dilengkapi tutup kecil di ujungnya yang dapat menimbulkan bahaya tersedak bagi anak kecil. Simpan jarum suntik obat di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Waspadai efek samping obat
Setelah memberikan obat kepada anak Bunda, jangan lupa untuk memperhatikan efek samping atau reaksi alergi. Apoteker atau kemasan produk mungkin memperingatkan Bunda tentang efek samping tertentu, seperti kantuk atau hiperaktif.
Jika anak mengalami efek samping seperti ruam, gatal-gatal, muntah, atau diare, hubungi dokter sesegera mungkin ya, Bunda. Penisilin dan antibiotik lainnya termasuk obat resep yang paling umum menyebabkan reaksi alergi.
Selain itu, jika anak mengalami mengi atau kesulitan bernapas atau menelan setelah minum obat, segeralah pergi ke UGD untuk mendapatkan penanganan darurat. Sebab, kondisi ini bisa jadi gejala reaksi alergi serius yang memerlukan perawatan darurat.
Terkadang anak-anak mengalami reaksi yang tidak biasa terhadap obat-obatan, seperti hiperaktif akibat difenhidramin, yang biasanya membuat orang dewasa merasa mengantuk. Beri tahu dokter jika ini terjadi pada Si Kecil ya, Bunda.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)