Catat Frekuensi BAB Bayi ASI Sesuai Usia 0-12 bulan, Busui Perlu Tahu

3 weeks ago 17

Selain menyusun jadwal menyusui, Bunda juga perlu mengetahui jadwal BAB Si Kecil. Simak yuk cara mencatat frekuensi BAB bayi ASI sesuai usia 0-12 bulan.

Frekuensi BAB bayi dapat mengungkapkan informasi penting mengenai kesehatan bayi secara keseluruhan. Karenanya, penting mengetahui seberapa banyak mereka BAB setiap harinya ya, Bunda.

Frekuensi BAB bayi 0-12 bulan

Setiap bayi memang memiliki frekuensi BAB yang berbeda satu sama lain, termasuk apakah bayi minum ASI atau susu formula. Pentingnya Bunda memantau frekuensi BAB bayi setidaknya untuk memastikan bahwa mereka menerima cukup nutrisi dari ASI ya, Bunda.

1. Bayi usia 1 hingga 3 hari

Dalam 24-48 jam pertama setelah lahir, bayi baru lahir mengeluarkan zat yang disebut mekonium. Tinja yang kental, berwarna hijau tua atau cokelat ini mengandung bahan yang telah ditelan bayi saat berada di dalam rahim.

Pada hari-hari berikutnya, bayi akan mulai buang air besar dan kecil lebih teratur. Hingga sekitar usia 6 minggu, sebagian besar bayi buang air besar dua hingga lima kali sehari. Beberapa bayi buang air besar setelah setiap kali makan seperti dikutip dari laman Medical News Today.

2. Selama 12 minggu pertama kehidupan

Antara usia 6 minggu dan 3 bulan, frekuensi buang air besar pada bay biasanya menurun ya, Bunda. Banyak bayi buang air besar hanya sekali sehari dan beberapa lainnya lebih jarang yakni sekali seminggu. Ini biasanya bukan tanda masalah, selama bayi mempertahankan berat badan yang sehat.

Sebuah studi tahun 2012 menganalisis frekuensi buang air besar pada 600 bayi baru lahir di bawah usia 3 bulan. Pada minggu-minggu pertama kehidupan, bayi yang disusui dalam studi tersebut buang air besar rata-rata 3,65 kali per hari. Pada usia 3 bulan, frekuensi rata-rata adalah 1,88 kali per hari. Bayi yang diberi susu formula buang air besar sedikit lebih jarang pada setiap tahap perkembangannya.

3. Usia 4 bulan, sebelum mengonsumsi makanan padat

Memasuki usia yang lebih besar, frekuensi BAB bayi mungkin lebih jarang. Selain itu, tinja pada bayi juga dapat bervariasi. Jadi, jangan terlalu banyak berpikir berapa kali sehari bayi perlu BAB. Bayi sedianya dapat BAB sesering makan atau justru jarang setiap dua hingga tiga hari. 

4. Setelah mengonsumsi makanan padat pendamping ASI

Setelah mengonsumsi makanan padat pendamping ASI, frekuensi BAB bayi mungkin dapat bervariasi dari satu bayi ke bayi lainnya. Beberapa bayi mungkin terus BAB dengan frekuensi yang lebih sering, sementara lainnya mungkin mengalami sedikit ketidakteraturan. Secara umum, sebagian besar bayi akan BAB setidaknya satu kali per hari, seperti dikutip dari laman Ukkidsnutrition.

Penyebab bayi ASI sering BAB

Frekuensi BAB pada bayi memang berbeda satu sama lain ya, Bunda. Beberapa bayi memang lebih produktif BAB daripada yang lain. Kondisi ini sepertinya tidak perlu dikhawatirkan mengingat BAB yang banyak pada bayi bukanlah masalah, kecuali jika Bunda mengganti tiga atau lebih popok yang terlalu encer fesesnya dalam sehari. Dalam kasus tersebut, bisa jadi bayi mengalami diare.

Pada bayi yang sering BAB, sangatlah wajar jika mereka BAB setelah setiap kali menyusu. Penting Bunda ketahui bahwa bukanlah hal yang aneh bagi bayi baru lahir untuk BAB banyak karena mereka menghabiskan sebagian besar waktu terjaganya untuk makan.

Secara umum, bayi yang disusui BAB lebih banyak daripada mereka yang diberi susu formula. Bahkan, bayi mungkin BAB saat menyusu dan BAB lagi setelah menyusu. Itulah sebabnya mungkin perlu menunggu beberapa menit setelah Bunda selesai menyusui sebelum menggantinya dengan popok bersih seperti dikutip dari laman Baby Center.

Tanda-tanda BAB bayi yang perlu diwaspadai

Beberapa bayi yang diberi ASI buang air besar hanya seminggu sekali. Itu tidak masalah selama tinja bayi teksturnya masih lunak dan bayi terus bertambah berat badan dan menyusu.

Bayi yang diberi susu formula paling sering buang air besar sekali sehari. Dan beberapa bayi tidak memiliki pola buang air besar yang teratur sama sekali.

Jika Bunda khawatir tentang warna, tekstur, atau frekuensi tinja bayi Bunda, hubungi segera dokter ya, Bunda. Tandai juga kondisi feses bayi setiap harinya. Kalaupun feses bayi dalam kondisi berikut, penting diwaspadai dan baiknya segera ke dokter:

1. Feses masih berwarna hitam setelah lagi beberapa hari.
2. Feses berwarna merah atau berdarah.
3. Warna feses putih atau abu-abu keputihan.
4. Feses penuh lendir.
5. Frekuensi BAB lebih sering atau lebih banyak daripada biasanya.
6. Feses sering keras, kering, atau sulit dikeluarkan.

Warna BAB bayi baru lahir yang normal

Jika Bunda memberikan susu formula kepada bayi baru lahir, kotoran bayi mungkin akan berubah menjadi kuning atau cokelat dengan sedikit warna hijau. Kotoran bayi mungkin akan lebih padat daripada kotoran bayi yang diberi ASI. Namun, kotoran bayi mungkin tidak akan lebih padat daripada tanah liat lunak atau selai kacang.

Selain itu, bayi baru lahir yang disusui biasanya memiliki feses yang lembek dan berbiji, berwarna seperti mustard muda atau kuning atau cokelat muda. Jika Bunda memberikan susu formula, feses bayi Bunda mungkin akan berwarna kuning atau cokelat muda dengan sedikit warna hijau. Fesesnya mungkin akan lebih padat daripada tinja bayi yang disusui seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.

Berikut ini panduan warna untuk orang tua mengenai feses bayi baru lahir:

1. Hitam atau hijau tua

Setelah lahir, feses pertama yang dikeluarkan bayi berwarna hitam atau hijau tua dan seperti tar. Jenis feses bayi ini dikenal sebagai mekonium.

2. Kuning kehijauan

Feses bayi mungkin berubah warna setelah feses mekonium keluar.
Kuning. Bayi baru lahir yang disusui biasanya memiliki feses yang lembek dan berbiji yang tampak seperti mustard muda.

3. Kuning atau cokelat keemasan

Jika Bunda memberikan susu formula untuk bayi baru lahir, feses bayi mungkin menjadi kuning atau cokelat keemasan dengan sedikit warna hijau. Feses tersebut kemungkinan akan lebih padat daripada feses bayi yang disusui. Namun, feses tersebut mungkin tidak akan lebih padat daripada tanah liat lunak atau selai kacang.

4. Hijau

Feses bayi yang berwarna hijau juga bisa menjadi hal yang umum. Tidak perlu khawatir. Setelah bayi Anda mulai makan makanan padat, kotoran bayi mungkin mengandung berbagai macam warna.

Warna BAB bayi baru lahir yang perlu diwaspadai

Kesehatan bayi memang menjadi prioritas utama para orang tua. Bunda juga dapat memantau kesehatan bayi dengan melihat warna serta konsistensi kotorannya. Namun, beberapa warna berikut dari feses bayi baru lahir perlu diwaspadai ya, Bunda, seperti dikutip dari laman The Bump berikut ini:

1. Kotoran bayi berwarna merah atau hitam.
2. Kotoran bayi berwarna putih, abu-abu, atau seperti tanah liat.
3. Kotoran bayi keras atau berkerikil.
4. Bayi yang disusui tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari.

Jika Bunda melihat warna tersebut pada feses bayi, sebaiknya segera menghubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online