Janin Pipis Dalam Kandungan, Ini yang Dirasakan Ibu Hamil

1 month ago 8

Jakarta -

Tahukah Bunda seperti apa proses yang terjadi saat janin pipis dalam kandungan? Ini menjadi bagian dari cairan ketuban Si Kecil juga. Ia kemudian akan turut menelan cairan tersebut, lho.

Dikutip dari Biology Stack Exchange, di dalam rahim, janin yang sedang tumbuh akan terus bersiap untuk menjadi individu yang berfungsi secara mandiri. 

Untuk mengembangkan fungsi ginjal yang tepat, janin perlu menelan cairan seperti yang akan dilakukannya setelah melahirkan. Nah, ia pun harus minum apa pun yang tersedia, yaitu cairan ketuban dan termasuk urinenya sendiri. 

Seperti apa proses janin pipis dalam kandungan?

Dikutip dari Vinmec, proses janin pipis dalam kandungan dimulai sejak fase embrio. Tepatnya di usia 2 bulan, di mana ia mulai menelan cairan ketuban dan kemudian mengeluarkan cairan ketubannya sendiri yang ditelan. 

Dengan kata lain, janin akan minum urinenya sendiri selama 7 bulan di dalam rahim.

Saat bayi mengembangkan sistem peredaran darah dan saluran kencing, ginjal mulai memproses aliran darah janin dan menghasilkan urine, yang kemudian dibawa ke cairan ketuban di sekitarnya. 

Urine janin merupakan sumber utama cairan ketuban selama beberapa bulan pertama kehamilan.

Karena perannya yang penting bagi bayi, cairan ketuban selalu diregenerasi dan diperbarui setiap 3 jam untuk memastikan lingkungan selalu metabolik dan higienis demi perkembangan janin yang terbaik.

Cairan ketuban terdiri dari 98 persen air, serta 2 persen garam dan sel dari bayi. Sampai ginjal janin dapat mulai bekerja selama bulan keempat, cairan ketuban akan dibuat oleh tubuh bunda.

Apakah berbahaya jika janin minum urinenya sendiri?

Hal ini tidak sama dengan feses, ya. Urine janin di lingkungan cairan ketuban bersifat steril, tidak mengandung bakteri, sehingga tidak membuat janin sakit.

Bahkan menelan urine sendiri tidak hanya tidak berbahaya, tetapi juga penting untuk perkembangan janin yang tepat. 

Penurunan produksi atau ekskresi urine janin diketahui dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah cairan ketuban alias oligohidramnion.

Oligohidramnion dapat mengakibatkan deformasi paru-paru janin (hipoplasia paru) dan peningkatan risiko infeksi. Angka kematian janin setinggi 80-90 persen telah dilaporkan dengan oligohidramnion yang didiagnosis pada trimester kedua.

Jika terjadi masalah dalam produksi urine di dalam rahim, ginjal jadi tidak berfungsi selama perkembangan, yang akan menjadi masalah nantinya setelah lahir. 

Gagal ginjal sebenarnya cukup umum terjadi pada bayi baru lahir, tetapi dapat berakibat fatal tanpa perawatan yang tepat.

Berapa jumlah produksi urine janin?

Pada usia kehamilan 31-34 minggu, setiap hari bayi akan mengeluarkan sekitar 500 ml urine ke dalam cairan ketuban.

Cairan ketuban sendiri merupakan lingkungan kaya nutrisi dengan kemampuan untuk beregenerasi, memainkan peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bayi di dalam rahim. 

Dengan demikian, bayi dalam kandungan selalu aktif dan mengembangkan sistem pencernaan, peredaran darah, dan saluran kemih.

Apa itu cairan ketuban?

Dikutip dari Medical News Today, saat bayi berada di dalam kandungan, ia berada di dalam kantung ketuban. Kantung ini terbentuk dari dua membran, amnion dan korion. 

Janin tumbuh dan berkembang di dalam kantung ini, yang dikelilingi oleh cairan ketuban.

Awalnya, cairan tersebut diproduksi oleh tubuh bunda. Namun pada sekitar minggu ke-20 kehamilan, cairan ini sepenuhnya digantikan oleh urine janin, tepatnya saat janin menelan dan mengeluarkan cairan tersebut.

Cairan ketuban juga mengandung komponen penting seperti nutrisi, hormon, dan antibodi yang melawan infeksi.

Jika cairan ketuban berwarna hijau atau cokelat, ini menunjukkan bahwa bayi telah mengeluarkan mekonium sebelum lahir. Mekonium adalah istilah dari buang air besar pertama bayi.

Mekonium dalam cairan ketuban dapat menjadi masalah, termasuk menyebabkan masalah pernapasan yang disebut sindrom aspirasi mekonium yang terjadi saat mekonium memasuki paru-paru. 

Fungsi cairan ketuban

Perlu diketahui bahwa cairan ketuban, yang terbentuk dari urine janin, memiliki berbagai fungsi penting seperti:

1. Melindungi janin

Cairan ini melindungi bayi dari tekanan luar, seakan bertindak sebagai peredam kejut.

2. Kontrol suhu

Cairan ketuban juga melindungi bayi, membuatnya tetap hangat, dan menjaga suhu tubuh tetap normal.

3. Kontrol infeksi

Cairan ketuban mengandung antibodi, yang berfungsi untuk melindungi Si Kecil dari risiko paparan infeksi.

4. Perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan

Dengan bernapas dan menelan cairan ketuban, bayi berlatih menggunakan otot-otot sistem ini nantinya saat mereka tumbuh.

5. Perkembangan otot dan tulang

Saat bayi mengapung di dalam kantung ketuban, ia juga memiliki kebebasan untuk bergerak, sehingga otot dan tulang memiliki kesempatan untuk berkembang dengan baik.

Selain itu, cairan ketuban juga mencegah tali pusat tertekan. Tali pusat sendiri memiliki fungsi untuk mengangkut makanan dan oksigen dari plasenta ke janin yang sedang tumbuh.

Apa yang dirasakan ibu saat janin pipis dalam kandungan?

Janin pipis dalam kandungan cukup sering. Dikutip dari Healthline, faktanya aktivitas buang air kecil bayi bahkan meningkat pesat antara usia kehamilan 13 dan 16 minggu, saat ginjalnya sudah terbentuk sempurna.

Namun jangan khawatir, plasenta akan membantu membuang sebagian limbah ini secara alami. Sebagian urine akan tertinggal di cairan ketuban, tetapi tidak dianggap berbahaya bagi bayi seperti mekonium.

Ibu hamil mungkin tidak merasakan secara langsung saat janin pipis dalam kandungan. Namun, beberapa ibu bisa merasakan gerakan janin atau sensasi tertentu yang disebabkan oleh perubahan di dalam rahim. 

Saat janin pipis, cairan ketuban bisa sedikit berubah, tapi ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang signifikan pada ibu.

Sebagian mungkin akan merasa lebih sering ingin berkemih karena kandungan cairan ketuban yang meningkat dan posisi janin yang menekan kandung kemih. 

Namun perlu dicatat bahwa secara keseluruhan, respons ini bisa bervariasi antara satu ibu hamil dengan yang lainnya. 

Demikian ulasan tentang janin pipis dalam kandungan dan cairan ketuban. Jangan lupa untuk berkonsultasi secara berkala tentang jumlah cairan ketuban dengan dokter juga ya, Bunda. Semoga ulasan ini bermanfaat!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online