Jakarta -
Tren kasus kanker payudara tak lagi menghampiri perempuan dewasa. Belakangan, kanker payudara pada remaja perempuan meningkat. Kenali penyebab dan gejalanya sedini mungkin.
Kasus kanker payudara pada perempuan di bawah 50 tahun meningkat dua kali lebih cepat daripada kasus pada perempuan di atas 50 tahun, menurut sebuah laporan baru.
Studi tersebut mengatakan peningkatan faktor risiko seperti berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol berlebihan mungkin menjadi penyebabnya.
Para ahli menyarankan agar perempuan di bawah 50 tahun untuk mewaspadai riwayat keluarga mereka yang mengidap kanker payudara dan memantau gejala-gejalanya, termasuk benjolan, nyeri payudara, dan keluarnya cairan dari puting.
Kasus kanker payudara pada perempuan di bawah 50 tahun meningkat, menurut sebuah studi baru oleh The American Cancer Society. Studi yang dipublikasikan di A Cancer Journal for Clinicians merinci status diagnosis dan mortalitas kanker payudara di AS selama dekade terakhir.
Meskipun tingkat kematian keseluruhan akibat kanker payudara telah turun 44 persen sejak puncaknya pada 1989, para peneliti menemukan bahwa jumlah diagnosis meningkat sekitar 1 persen per tahun antara tahun 2012 dan 2021. Tingkat kejadian untuk perempuan yang berusia di bawah 50 tahun bahkan lebih tinggi, yaitu 1,4 persen, dibandingkan dengan 0,7 persen untuk perempuan di atas 50 tahun.
Perempuan Asia, Amerika dan Kepulauan Pasifik mengalami peningkatan tercepat di antara semua kelompok usia, dengan tingkat peningkatan lebih dari 2 persen di setiap kelompok, ungkap studi tersebut.
Para ahli mengatakan temuan tersebut menyoroti perlunya perempuan yang lebih muda untuk menyadari risiko kanker payudara mereka, serta untuk intervensi yang mengurangi kesenjangan rasial dalam perawatan kanker payudara.
“Laporan tersebut menggarisbawahi apa yang telah diamati oleh banyak dari kita di bidang onkologi dalam praktik klinis kita selama bertahun-tahun: Kanker yang muncul lebih awal sedang meningkat,” kata Tiffany Onger, MD, seorang onkolog medis seperti dikutip dari laman Health.
“Kita telah melihat hal ini pada kanker usus besar, yang mendorong perubahan dalam pedoman skrining, dan sekarang kita menyaksikan perubahan serupa pada kanker payudara," tambahnya.
Melihat lebih dekat angka yang meningkat
Pada usia 50 tahun, satu dari 50 wanita di AS akan mengembangkan kanker payudara invasif, jenis yang paling umum, menurut laporan penulis studi.
Sementara studi tersebut menemukan bahwa kasus kanker payudara meningkat dua kali lebih tinggi pada perempuan yang berusia di bawah 50 tahun, angka pada orang-orang berusia dua puluhan meningkat paling tajam, yaitu sebesar 2,2 persen.
Para ahli percaya bahwa beberapa faktor menjadi penyebab meningkatnya kasus pada perempuan yang lebih muda. "Peningkatan ini kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan faktor risiko di seluruh populasi, seperti peningkatan berat badan berlebih dan penurunan kesuburan, terutama di kalangan generasi muda," kata Angela Giaquinto, MSPH, seorang peneliti di The American Cancer Society (ACS) dan penulis utama studi baru tersebut.
Selain itu, peningkatan gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga dapat menjadi penyebabnya, karena 7 persen kanker payudara disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik.
Tak hanya itu, kebiasaan konsumsi alkohol menyumbang 16 persen kasus dan terus meningkat, terutama konsumsi alkohol berat, pada perempuan berusia tiga puluhan dan empat puluhan," jelas Giaquinto.
Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya kesenjangan ras dan etnis yang terus berlanjut: Antara tahun 2017 dan 2021, perempuan kulit hitam, Hispanik, Asia Amerika, dan Kepulauan Pasifik lebih mungkin didiagnosis antara usia 20 hingga 59 tahun dibandingkan perempuan kulit putih.
Di antara mereka yang berusia di bawah 50 tahun dengan kanker payudara, perempuan kulit hitam lebih mungkin meninggal karena penyakit tersebut dibandingkan kelompok lainnya.
Secara keseluruhan, tingkat kematian pada perempuan kulit hitam 38 persen lebih tinggi daripada pada perempuan kulit putih meskipun insidennya 5 persen lebih rendah, dengan perbedaan paling mencolok di antara kelompok usia 20 hingga 29 tahun.
“Perempuan asli Amerika, yang tidak mengalami penurunan angka kematian selama beberapa dekade, 6 persen lebih mungkin meninggal daripada perempuan kulit putih sementara 10 persen lebih kecil kemungkinannya untuk didiagnosis," kata Giaquinto.
Penulis menunjukkan peningkatan representasi uji klinis dan akses ke skrining dan perawatan berkualitas tinggi sebagai cara untuk mengurangi kesenjangan ras, etnis, dan sosial dalam insiden dan mortalitas kanker payudara.
Tips Cegah Kanker Payudara/ Foto: HaiBunda/Mia
Cara deteksi dini kanker payudara pada perempuan muda
Di AS, mammogram direkomendasikan setiap tahun untuk orang berusia 40 hingga 74 tahun dengan risiko rata-rata kanker payudara. Dengan demikian, penelitian ini menyoroti pentingnya edukasi kanker payudara bagi perempuan yang belum memenuhi syarat untuk menjalani skrining.
Satu faktor yang harus dipertimbangkan perempuan adalah apakah mereka memiliki riwayat keluarga kanker payudara. Dan, jika ya, diskusikan hal ini dengan dokter mereka.
"Meskipun pedoman saat ini merekomendasikan skrining kanker payudara mulai usia 40 tahun untuk populasi umum, beberapa perempuan mungkin mendapat manfaat dari skrining lebih awal berdasarkan riwayat keluarga mereka," kata Onger.
Selain itu, tinjauan menyeluruh terhadap riwayat medis keluarga dapat mengindikasikan risiko yang lebih tinggi, yang memerlukan mammogram lebih awal atau metode skrining tambahan.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)