Ada kisah menarik dari mantan Pegawai Negeri Sipil bernama Irma Melani. Kini, perempuan yang pernah berkarier di Dinas Pertanian ini menjadi perawat orang tua alias lansia di Amerika Serikat.
Pengalamannya bekerja di bidang ini dibagikan dalam kanal YouTube VOA Indonesia. Di kesempatan tersebut, ia mengungkap beberapa hal terkait tugas menjadi perawat, Bunda.
Irma sendiri telah mengabdikan diri sebagai perawat sejak awal tahun 2000-an. Ia mengaku, secara tak sadar sudah mencintai pekerjaan tersebut sepenuh hati.
"Pekerjaan saya sebagai caregiver, mengurus orang tua, semenjak 2002," tuturnya, dikutip pada Sabtu (19/10/2024).
"Saya juga enggak tahu, ternyata saya juga mencintai pekerjaan ini secara enggak sadar," sambungnya.
Irma pun mengenang momen ketika membagikan kabar menjadi perawat ini pada ibundanya yang menetap di Tanah Air. Kala itu, sang ibunda memberikan dukungan penuh sehingga Irma yakin dengan pilihannya.
"Karena secara kebetulan juga, jadi satu-satunya kerjaan yang saya dapat waktu itu. Apa saja gitu, yang penting halal," akunya.
"Terus saya bilang ke Mama Saya, 'Ma, saya dapat kerjaan ngurus orang tua'. Mama bilang, 'Ya enggak apa-apa. Kamu kan nanti kalau Mama perlu bantuan, belum tentu kamu ada di sini. Anggap saja kamu ngurus Mama (dalam pekerjaan itu)', gitu katanya. Karena Mama tahu kan gimana sayangnya saya sama Mama," sambungnya.
Pekerjaan sehari-hari
Tugas sebagai perawat lansia ternyata beragam, Bunda. Irma sendiri merawat beberapa karakter orang tua, yang masing-masingnya memiliki kondisi khusus.
"Tergantung usianya juga. Usia jompo di sini enggak sama dengan usia jompo di Indonesia," tuturnya.
"Salah satunya, ada yang cuma (merawat) 3 jam. Pagi 3 jam, sore 3 jam. Mulai dari menyiapkan sarapan, bantu dia memulai hari. Kalau yang sorenya untuk makan malam sama bersiap untuk tidur. Ini termasuk bantu mandi, olesin losion ada yang obat," lanjutnya.
Selama menjalani pekerjaan ini, Irma menyadari banyak hal. Terutama soal kesehatan, ia sering melihat beragam kondisi kesehatan orang tua, yang terkadang di luar prediksi.
"Kita tuh jadi tahu kalau makin tua itu penyakitnya aneh-aneh, yang enggak pernah terpikir. Misalnya ada nenek tuh umur 75 tahun, tiba-tiba minta diantar dokter mau dioperasi karena bulu matanya tumbuh terbalik (ke dalam)."
"Jadi kita enggak pernah tahu kalau sehat waktu muda, belum tentu sehat pas sudah tua. Dan tuanya kita enggak pernah tahu kapan tuanya (jompo) kita," ungkapnya.
Bayaran menjadi perawat lansia
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/eclipse_images
Menjalani pekerjaan sebagai perawat lansia ternyata bukan hal yang bisa dilakukan siapapun. Menurut Irma, profesi ini harus dilakoni oleh seseorang yang berpengalaman, paling tidak memiliki lisensi.
"Saya lebih menyarankan untuk ikut kursus (terlebih dahulu), minimal punya lisensi," katanya.
Tak hanya itu, ternyata tak semua orang juga bisa memiliki pelayanan ini. Alasannya, perawat lansia ini dihargai sangat mahal dan rata-rata perawat hanya bekerja pada keluarga kaya.
Irma sendiri mengakui, calon kliennya harus terbuka soal keuangan mereka. Ia juga perlu menyeleksi orang tua atau keluarga yang membiayai, jangan sampai keuangan yang dimiliki tak cukup hingga seseorang yang dirawat tutup usia.
"Tempat nenek saya tinggal, itu harus transparan keuangannya. Kalau mereka lihat enggak akan cukup selama sampai neneknya meninggal, enggak akan diterima, diseleksi," katanya.
Pekerjaan ini memang dibayar mahal. Irma menyebut, biayanya bisa mencapai US$25-30 per jam. Jika diakumulasikan dalam sehari, maka bayaran bisa menjadi US$600 atau setara Rp9,2 juta.
"US$25-30, gitu. Sama tergantung juga kalau orang baru, kita bisa nge-charge lebihin, tapi kalau sudah lama kerja sama dia kayaknya enggak tega juga."
"Itu per jam, bisa mencapai US$600 sehari, cuma merawat. Belum makanan, belum obat, belum fee untuk maintenance di situ," sambungnya.
Irma mengaku betah menjalani profesi ini, Bunda. Menurutnya, ini karena selama hidup Irma tak pernah merasa bosan dalam menjalani pekerjaan, termasuk beberapa kantor setelah keluar dari Dinas Pertanian di Indonesia.
"Mungkin karena saya enggak pernah merasa bosan selama hidup. Karena waktu saya kerja di Indonesia juga di Departemen Pertanian, enggak merasa bosan."
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga 7 hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan medical check up dalam video berikut:
(AFN/som)
Loading...