4 Penyebab Hamil Lagi saat Bunda Pakai KB IUD

4 days ago 13

Jakarta -

KB IUD (intrauterine device) dapat digunakan untuk menunda kehamilan. Jenis kontrasepsi ini terbukti memiliki efektivitas yang tinggi, Bunda.

KB IUD terbagi dua, yakni IUD hormonal dan IUD non-hormonal. Di Indonesia, KB IUD non-hormonal paling banyak digunakan untuk menunda kehamilan.

Jenis dan cara kerja KB IUD

Bunda, berikut penjelasan terkait jenis dan cara kerja KB IUD dalam menunda kehamilan:

1. KB IUD hormonal

Jenis KB IUD hormonal yang banyak digunakan di Indonesia adalah Mirena. KB IUD berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim ini mengandung hormon progestin yang dilepaskan secara gradual setiap harinya.

Efektivitas KB IUD hormonal jenis Mirena sekitar 99,5 persen dalam menunda kehamilan. Artinya, angka kegagalan penggunaan kontrasepsi ini sekitar 0,5 persen, Bunda.

Cara kerja KB IUD hormonal

Berikut beberapa cara kerja KB IUD hormonal dalam mencegah kehamilan:

  • Hormon di dalam KB IUD ini dapat membuat lendir serviks menjadi lebih kental, sehingga sperma sulit untuk menembus masuk dan melakukan pembuahan
  • Hormon juga dapat membuat dinding rahim menjadi lebih tipis, sehingga tidak ideal bagi embrio untuk melakukan implantasi
  • KB IUD hormonal ini dapat menghambat terjadinya pelepasan sel telur ataupun ovulasi

2. KB IUD non-hormonal

KB IUD non-hormonal sering disebut Copper T (tembaga/cuprum). Kontrasepsi yang berbentuk T ini juga digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam rahim.

KB IUD non-hormonal digunakan dengan cara melepaskan cuprum secara gradual setiap harinya, untuk menimbulkan reaksi inflamasi yang steril atau disebut biologic foam. Efektivitas KB IUD Copper T sekitar 99 persen, dengan angka kegagalan 0,8 hingga 1 persen.

Cara kerja KB IUD non-hormonal

Berikut cara kerja KB IUD non-hormonal pada sistem reproduksi perempuan:

  • KB IUD non-hormonal menyebabkan lendir serviks menjadi kental, sehingga tidak ramah terhadap sperma dan sulit untuk masuk ke dalam rahim
  • KB IUD ini juga dapat membuat suasana rahim menjadi tidak ideal untuk sperma masuk, sehingga mencegah terjadinya pembuahan dan/atau membuat embrio tidak dapat menempel di dinding rahim (implantasi)

Kapan waktu tepat pasang KB IUD?

KB IUD sebaiknya dipasang di waktu yang tepat untuk meminimalkan rasa tidak nyaman setelah pemasangan. Berikut 3 waktu tepat untuk memasang KB IUD:

1. Setelah melahirkan

Bunda dapat memasang KB IUD setelah melahirkan pervaginam atau operasi caesar. Pemasangan dilakukan setelah plasenta lahir, di mana mulut rahim masih terbuka sehingga KB IUD mudah dipasang dan meminimalkan risiko nyeri.

2. Setelah tindakan kuret

Pemasangan KB IUD juga dapat dilakukan setelah kuret karena keguguran. Biasanya, keputusan ini diambil oleh pasangan suami istri yang ingin menunda kehamilan setelah keguguran.

3. Saat haid

KB IUD juga dapat dipasang saat Bunda haid atau tidak hamil. Saat haid, mulut rahim menjadi lebih terbuka, sehingga lebih nyaman saat dilakukan pemasangan KB IUD.

IUDIlustrasi IUD/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Penyebab hamil lagi saat pakai KB IUD

Kasus Bunda yang hamil lagi saat menggunakan KB IUD terbilang jarang. Namun, bukan berarti tidak dapat terjadi ya.

Penyebab pastinya belum diketahui. Namun, dikatakan dari beberapa jurnal penelitian, ada beberapa kemungkinan penyebab hamil lagi saat memakai KB IUD, yakni:

  1. Perubahan posisi IUD atau dislokasi
  2. Kontraksi berlebihan pada otot rahim
  3. Penggunaan IUD sudah melewati batas waktu (kedaluwarsa)
  4. Pada kasus yang jarang terjadi dapat disebabkan karena alergi terhadap hormon progestin yang terkandung dalam IUD hormonal

KB IUD bergeser karena kontraksi otot rahim

Perubahan posisi KB IUD dapat menurunkan efektivitas kontrasepsi dalam menunda kehamilan. Perubahan posisi dapat terjadi karena kontraksi berlebih pada otot rahim, Bunda.

Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kontraksi dan meningkatkan risiko bergesernya KB IUD:

1. Kontraksi setelah bayi lahir

Perubahan posisi KB IUD paling sering ditemukan pada pemasangan kontrasepsi setelah bayi dan plasenta lahir atau IUD post placental. Pada kondisi tersebut, rahim masih berkontraksi sangat kuat dalam 24 jam dan ukuran rahim mengecil atau kembali ke posisi seperti sebelum hamil. Kontraksi berlebihan tersebut terkadang dapat membuat KB IUD bergeser atau berpindah posisi.

2. Perempuan dengan miom yang sedang haid

Bunda dengan miom yang sedang haid juga dapat mengalami kontraksi otot rahim. Kondisi tersebut juga dapat menggeser posisi IUD.

3. Menyusui

Dikatakan bahwa menyusui dapat menyebabkan kontraksi pada rahim, yang dikhawatirkan dapat menggeser posisi KB IUD. Namun, hal tersebut masih diteliti, apakah menyusui memang menjadi salah satu faktor penyebab bergesernya posisi IUD.

Tanda KB IUD bergeser

KB IUD yang bergeser dapat menimbulkan gejala, Bunda. Tetapi, tidak semua perempuan dapat merasakan tanda atau gejala bergesernya kontrasepsi ini ya.

Ada beberapa keluhan yang umum dialami perempuan saat KB IUD berpindah posisi, yakni:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual
  • Kram perut bagian bawah
  • Gangguan siklus haid, misalnya menjadi lebih panjang atau volume darah yang keluar menjadi lebih banyak

Hamil saat menggunakan KB IUD

Jika Bunda hamil saat menggunakan KB IUD, dokter biasanya akan melakukan konseling terlebih dahulu. Dokter lalu akan melihat posisi atau letak KB IUD, apakah berada di atas, bawah, atau samping kantung kehamilan.

Apabila filamen atau benang IUD terlihat dari vagina atau posisi IUD di bawah kantung kehamilan, maka kontrasepsi dapat dikeluarkan. Pada posisi tersebut, IUD tidak akan mengganggu kantung kehamilan.

Sebaliknya, jika KB IUD berada di atas atau samping kantong kehamilan, maka disarankan menunggu sampai persalinan untuk mengeluarkan kontrasepsi. Jika tindakan pelepasan KB IUD dilakukan saat hamil, maka dapat berisiko menyebabkan keguguran.

Utamanya, penanganan KB IUD pada ibu hamil adalah mengeluarkan atau melepaskan kontrasepsi sebelum melahirkan.

Hal penting yang perlu diingat saat menggunakan KB IUD

KB IUD memang memiliki efektivitas yang tinggi dalam menunda kehamilan. Tetapi, Bunda tetap perlu mengetahui bahwa jenis kontrasepsi ini tidak 100 persen mencegah kehamilan dan dapat bergeser posisinya.

Berikut beberapa hal penting yang perlu diingat saat menggunakan KB IUD:

1. Kontrol rutin ke dokter

Setelah pemasangan KB IUD, dokter biasanya akan meminta Bunda untuk kontrol rutin. Kontrol dapat dilakukan sebulan setelah pemasangan, kemudian satu tahun sekali. Kontrol per tahun dilakukan untuk mengecek atau melihat posisi IUD, apakah bergeser atau tidak.

Kontrol ke dokter juga dapat dilakukan apabila Bunda mengalami keluhan, seperti gangguan haid (siklus lebih panjang atau volume darah lebih banyak) dan nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seksual.

2. Mengganti KB IUD yang akan kedaluwarsa

KB IUD memiliki waktu pasang atau kedaluwarsa ya. Misalnya, beberapa jurnal mengatakan bahwa KB IUD Mirena dapat digunakan sampai 8 tahun.

Namun, banyak pakar menyarankan pergantian KB IUD bisa dilakukan per 6 tahun untuk meminimalkan risiko, seperti efektivitas yang menurun dan keluhan tertentu.

Demikian penyebab hamil lagi saat menggunakan KB IUD, serta serba-serbi terkait kontrasepsi ini, Bunda. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online