Jakarta -
Tetap terhidrasi saat menyusui bisa jadi tantangan tersendiri. Asupan air yang cukup sangat penting untuk ibu menyusui. Setidaknya, minum segelas air setiap kali menyusui bayi. Jadi, Bunda tidak perlu menghitung jumlah gelas air yang diminum, tetapi minumlah secukupnya sehingga jarang merasa haus.
Ya, kebutuhan cairan meningkat pesat saat menyusui. Bunda harus minum 3,8 liter atau setara dengan 16 gelas air sehari. Mengutip dari WebMD, asupan air juga penting untuk bayi. Air membentuk 75 persen dari berat badan bayi yang baru lahir. Ini sebabnya, ASI adalah satu-satunya sumber nutrisi dan air bagi bayi.
Meskipun komponen cair dari banyak minuman, dan bahkan makanan tertentu, dapat membantu menghidrasi tubuh, beberapa cairan dapat memiliki efek sebaliknya.
Minuman yang bikin ASI seret
Dilansir Medical News Today, Bunda perlu tahu bahwa minuman dan bahan yang mengandung diuretik, yaitu zat yang meningkatkan produksi urine, dapat memiliki efek dehidrasi jika seseorang tidak berhati-hati untuk menyeimbangkannya dengan hidrasi yang cukup dari sumber lain.
Minuman yang mengandung alkohol, kafein, dan gula dalam jumlah tinggi kemungkinan besar berfungsi sebagai diuretik dalam tubuh dan meningkatkan dehidrasi. Berikut adalah daftar jenis minuman yang termasuk dalam kategori ini.
1. Alkohol
Meskipun minuman beralkohol sesekali tidak mungkin mengurangi suplai ASI, konsumsi alkohol kronis dapat menguranginya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hal ini dapat menyebabkan durasi menyusui yang lebih pendek
Bunda mungkin juga memperhatikan bahwa suplai ASI menurun dengan cepat setelah minum banyak (lima minuman atau lebih sekaligus). Alkohol bertindak sebagai depresan pada sistem saraf pusat dan untuk sementara menghalangi pelepasan oksitosin, yang menyebabkan penurunan sirkulasi oksitosin dalam tubuh. Hal ini dapat mengganggu refleks pengeluaran ASI untuk sementara, yang sangat penting untuk aliran ASI selama sesi menyusui dan memompa.
Kebanyakan ibu menyusui pulih dengan cepat setelah minum berlebihan, biasanya dalam waktu 24 hingga 48 jam, tetapi jika konsumsi alkohol tinggi dan sering, tubuh mungkin tidak punya waktu untuk kembali ke kondisi semula.
2. Minuman manis
Minuman manis, seperti soda, minuman berenergi, dan teh manis, dapat menyebabkan dehidrasi.
"Minuman yang mengandung fruktosa dan glukosa, dua jenis gula yang umum ditemukan dalam minuman manis, telah dikaitkan dengan memburuknya dehidrasi," kata ahli diet terdaftar Brittany Lubeck, M.S., RDN, dikutip dari Eating Well.
Minuman ini sering kali mengandung gula dalam jumlah tinggi. Saat Bunda minum minuman manis, tubuh perlu mengencerkan gula dengan menarik air dari jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan dehidrasi seiring waktu, menurut penelitian
3. Minuman berkafein - kopi, teh hitam, teh hijau, dll.
Kafein memang memiliki efek diuretik, yang berarti menyebabkan Bunda buang air kecil lebih banyak. Namun, kabar baiknya, jika tidak dikonsumsi berlebihan maka ibu menyusui tidak akan merasakan efek ini. Faktanya, minum sekitar dua atau tiga cangkir kopi tampaknya tidak memengaruhi hidrasi tubuh. Masalah muncul saat asupan kafein berlebihan, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
4. Minuman berenergi
Minuman berenergi sering kali mengandung kafein dan gula tingkat tinggi dan seperti yang disebutkan sebelumnya, ini merupakan 'combo' antara gula dan kafein. Kafein meningkatkan buang air kecil, sementara gula dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar cairan. Sebaliknya, pilih alternatif penambah energi alami seperti teh hijau atau matcha atau air kelapa.
5. Sage, parsley, dan peppermint
Melansir dari Parents, beberapa herba merupakan makanan laktogenik alami yang dapat meningkatkan produksi ASI. Beberapa herba lainnya seperti sage, parsley, peppermint (yang mengandung mentol), dan mentol sering dikaitkan dengan penurunan produksi ASI pada ibu menyusui yang mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Karena alasan ini, herba ini sering digunakan untuk membantu proses penyapihan.
Faktor lain penyebab berkurangnya pasokan ASI
Jumlah ASI yang dapat diproduksi seorang perempuan setelah melahirkan bergantung pada berbagai faktor. Beberapa faktor tidak dapat dikendalikan olehnya, tetapi beberapa faktor dapat diatur dengan perencanaan tambahan dan dukungan dari teman dan keluarga. Berikut faktor penyebab berkurangnya pasokan ASI!
1. Merasa stres atau cemas
Mengutip laman The University of Texas Southwestern Medical Center, stres adalah pembunuh utama produksi ASI, terutama dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Di antara kurang tidur dan penyesuaian dengan jadwal bayi, peningkatan kadar hormon tertentu seperti kortisol dapat secara drastis mengurangi produksi ASI.
2. Lebih sering memberikan susu formula
Setelah bayi lahir, payudara bekerja berdasarkan permintaan dan penawaran. Menyusui secara eksklusif mendorong permintaan yang lebih tinggi, sehingga payudara menghasilkan lebih banyak ASI.
Namun, memberikan susu formula untuk beberapa kali menyusui setiap hari (seperti saat bayi berada di tempat penitipan anak) atau memberikan ASI hanya saat bayi ingin menyusu memberi tahu tubuh bahwa ia tidak perlu memproduksi banyak ASI. Akibatnya, produksi ASI akan mulai berkurang.
3. Sakit
Sekadar terserang virus atau kuman seperti flu, pilek, atau virus perut tidak akan mengurangi produksi ASI. Namun, gejala terkait seperti kelelahan, diare, muntah, atau nafsu makan menurun pasti dapat mengurangi produksi ASI. Mintalah bantuan di rumah saat Bunda sakit agar Bunda dapat terus memproduksi ASI yang cukup untuk disusui atau dipompa untuk bayi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)