Jakarta -
Bayi baru lahir biasanya semangat menyusu. Tetapi, bila bayi baru lahir menolak menyusu, apa yang harus dilakukan ya, Bunda?
Menyusui dengan ASI dapat memberikan sejumlah manfaat bagi bayi dan orang tua yang menyusui. Karenanya, sangat penting memaksimalkan pemberian ASI sejak bayi lahir untuk mendukung pertumbuhannya dengan baik.
Sayangnya, sering kali bayi kerap menolak menyusu di beberapa kesempatan. Tentu saja hal ini membuat ibu menyusui khawatir jika bayi tak mendapatkan pasokan nutrisi secara maksimal. Apalagi, penolakannya menyusu tersebut muncul secara tiba-tiba.
Alasan bayi baru lahir menolak menyusu
Bayi yang baru lahir mungkin mengalami kesulitan belajar menyusu yang dapat mengakibatkan mereka menolak payudara. Berikut ini beberapa tantangan menyusui yang paling umum yang mungkin Bunda alami dengan bayi baru lahir yang dapat menyebabkan penolakan payudara:
1. Perlekatan yang buruk
Cara mulut bayi menempel pada payudara saat ia menyusu disebut pelekatan. Jika bayi baru lahir tidak melekat dengan baik, isapannya tidak akan efektif dan ia tidak akan dapat mengeluarkan ASI dari payudara. Saat bayi semakin lapar dan frustrasi, ia akan semakin sulit disusui, dan bayi mungkin mulai menolak payudara sama sekali.
Untuk mencegah masalah menyusui yang terkait dengan pelekatan yang buruk, dapatkan bantuan untuk pelekatan sejak awal. Saat bayi menempel pada payudara dengan benar, ia akan memasukkan seluruh puting dan sebagian besar areola (area gelap di sekitar puting) ke dalam mulutnya.
2. Lahir prematur
Bunda mungkin tidak dapat menyusui jika bayi lahir prematur dan perlu dirawat di rumah sakit. Setelah bayi cukup kuat untuk menyusu, mungkin perlu waktu untuk mulai menyusui. Bayi kecil memiliki mulut kecil, jadi bayi prematur mungkin tidak dapat menempel pada payudara secara efektif hingga ia tumbuh sedikit lebih besar.
Bayi prematur juga mungkin memiliki lebih sedikit energi untuk menyusui. Sementara itu, Bunda dapat memberikan ASI perah kepada bayi prematur hingga mereka cukup besar dan memiliki cukup energi untuk menyusu dari payudara.
3. Puting susu datar atau terbalik
Kebanyakan bayi dapat menyusu dengan baik bahkan pada puting susu datar atau terbalik. Namun dalam beberapa kasus, bayi sulit untuk menyusu pada payudara.
Jika Bunda memiliki puting susu datar atau terbalik dan bayi baru lahir tidak menyusu, ada banyak cara untuk memperbaiki masalah tersebut dan memungkinkan untuk menyusu. Misalnya, merangsang puting susu atau menggunakan pompa payudara sebelum Bunda menyusui dapat membantu mengeluarkannya dan memudahkan bayi Bunda untuk menyusu seperti dikutip dari laman Parents.
4. Cedera atau cacat lahir
Cedera lahir dapat memengaruhi pemberian ASI. Jika bayi kesakitan karena bahu yang patah atau memar karena proses melahirkan, misalnya, mereka mungkin tidak dapat merasa cukup nyaman untuk menyusu, yang dapat menyebabkan penolakan payudara. Selain itu, bayi baru lahir yang lahir dengan cacat neurologis atau fisik tertentu mungkin kesulitan untuk menyusu.
5. Keterlambatan produksi ASI
Biasanya diperlukan waktu beberapa hari agar ASI matang keluar setelah melahirkan. Dalam beberapa kasus, transisi dari kolostrum ke ASI matang dapat memakan waktu lebih lama. Keterlambatan ini dapat membuat Bunda dan bayi baru lahir merasa frustrasi, dan mereka mungkin mulai menolak ASI.
Namun, jangan berkecil hati. Berikan bayi Anda ASI sesering mungkin. Bekerja samalah dengan tim medis untuk menentukan berapa banyak ASI yang dibutuhkan bayi mengingat perut bayi baru lahir sangat kecil dan hanya dapat menampung beberapa ons saja dalam satu waktu. Mereka mungkin mendapatkan cukup ASI meskipun Bunda tidak memproduksi ASI sebanyak yang Bunda harapkan dalam beberapa hari pertama.
6. Mengantuk
Bayi baru lahir cenderung sangat mengantuk secara umum, tetapi proses kelahiran dan obat apa pun yang diberikan kepada Bunda selama persalinan dapat menyebabkan rasa kantuk yang lebih parah dari biasanya. Penyakit kuning dan kondisi lainnya dapat memiliki efek serupa pada bayi baru lahir.
Jika bayi tidur saat menyusu, Bunda perlu membangunkannya. Untuk membangunkan Si Kecil, Bunda dapat mengusap kaki atau punggungnya, membuka kain bedongnya, atau mengganti popoknya tepat sebelum atau selama menyusu. Teruslah berusaha untuk menyusu pada payudara sesering mungkin.
Mendukung peningkatan produksi ASI
Meskipun bayi baru lahir dan menolak menyusu, persediaan ASI tetap harus dijaga sebaik mungkin. Perkirakan bahwa bayi ingin menyusu setiap satu atau dua jam pada hari pertama. Sediakan sendok bersih dan perah ASI setiap jam atau lebih untuk mulai meningkatkan produksi ASI Bunda dan menghindari masalah payudara seperti dikutip dari laman La Leche League.
Dalam beberapa hari pertama, memerah ASI dengan tangan biasanya jauh lebih efektif daripada memompa. Kolostrum kental, lengket, dan diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit, seringkali terlalu kecil untuk menutupi dasar wadah, sehingga sebagian besar hanya menempel pada bagian pompa. Jika Bunda memilih untuk memompa, bersihkan semua tetesan yang ada dengan jari yang bersih, dan berikan kepada bayi.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)