Jakarta -
Beberapa anak terlihat sangat aktif selama masa tumbuh dan kembangnya. Meski begitu, Bunda tetap harus waspada karena bisa saja Si Kecil mengalami ADHD atau hiperaktif.
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan masalah kesehatan yang membuat anak mengalami gangguan psikiatrik yang ditunjukkan dengan gangguan memfokuskan perhatian secara berlebih dan hiperaktif. Dalam Bahasa Indonesia sendiri, ADHD kerap disebut sebagai Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH).
ADHD adalah suatu kelainan genetik di mana terjadi gangguan perilaku, Bunda. Ketika mengalami hal ini, anak menjadi tidak fokus, inatensi, hiperaktif yang berlebihan, serta impulsif.
Meski begitu, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk mendiagnosis anak mengalami ADHD. Sehingga, tidak semua anak yang hiperaktif pasti mengalami kondisi ini.
Untuk mendiagnosis anak dengan ADHD, para dokter akan berpacu pada kriteria diagnosis yang disebut dengan DSM V. Diagnosis ini akan ditegakkan oleh dokter tumbuh kembang anak.
Bunda tidak bisa mendiagnosis anak memiliki ADHD secara mandiri. Meski begitu, orang tua bisa melakukan Screening GPPH. Anak dicurigai ADHD atau GPPH hasil pemeriksaannya akan menunjukkan skor 13 ke atas.
Kriteria anak dengan ADHD
Anak yang mengalami ADHD umumnya memperlihatkan gejala seperti hiperaktif yang berlebihan, tidak fokus, serta impulsif. Meski begitu, kondisi ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Terjadi selama enam bulan
Perlu diingat bahwa tidak semua anak yang hiperaktif, tidak fokus, dan impulsif, memiliki kondisi ADHD. Namun, Bunda bisa mencurigai hal ini jika kondisi tersebut terjadi setidaknya selama enam bulan.
2. Terjadi di berbagai tempat
Bunda tidak bisa mengatakan anak mengalami ADHD jika mereka hiperaktif di sekolah namun menjadi pendiam di rumah. Pasalnya, anak yang ADHD biasanya memperlihatkan gejala di berbagai tempat mulai dari rumah, sekolah, mal, dan tempat lainnya.
Ahli menyebut setidaknya anak memperlihatkan gejala ADHD pada minimal dua tempat. Jika hal ini terjadi, maka Bunda perlu mencurigai kondisinya.
3. Perhatikan usia anak
Anak-anak yang mengalami ADHD umumnya berusia empat tahun. Jadi, anak yang berusia 0 sampai tiga tahun dan hiperaktif belum tentu mengalami ADHD, Bunda.
Untuk memastikan anak mengalami ADHD, Bunda tetap harus memeriksakan Si Kecil ke dokter.
Penyebab hiperaktif pada anak ADHD
Hiperaktif pada anak ADHD umumnya terjadi karena adanya gangguan dan ketidakseimbangan hormon serotonin. Karena adanya ketidakseimbangan ini, maka anak tidak bisa diam dan sangat aktif.
Perbedaan anak hiperaktif dan ADHD
Kondisi hiperaktif biasanya terjadi pada anak sejak berusia 1,5 tahun sampai 2 tahun, Bunda. Di umur ini, mereka sedang berada pada masa eksplorasi dan sangat aktif.
Sementara itu, anak yang ADHD bisa terlihat sejak usia empat tahun. Mereka umumnya sangat hiperaktif, mengganggu teman, impulsif, tidak bisa diam, tidak bisa menyelesaikan tugas, tantrum, perasaan berubah-ubah, dan masih banyak lagi.
Ketika anak berusia empat tahun, harusnya mental serta emosi anak sudah memasuki masa yang stabil. Sehingga ketika anak mengalami gejala tersebut, ada kemungkinan mereka mengalami suatu gangguan.
Bisakah ADHD dideteksi di usia remaja atau dewasa
Kondisi ADHD bisa muncul ketika seseorang berada di usia remaja maupun dewasa. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon.
Ketika anak berusia enam atau tujuh tahun, terkadang dokter spesialis tumbuh kembang anak akan memberikan suatu medikamentosa atau obat. Namun, anak harus didiagnosis secara jelas dan obat tidak diberikan secara sembarangan.
Cara membedakan anak aktif dan hiperaktif
Pada usianya, beberapa anak memang terlihat sangat aktif, Bunda. Lantas, bagaimana cara membedakan kondisi hiperaktif ini?
Umumnya, gangguan pada anak akan disertai dengan gangguan lainnya. Ketika anak terlihat hiperaktif, biasanya akan ada gangguan lain seperti speech delay karena mereka tidak fokus. Hal ini biasanya disebut sebagai komorbid.
Sementara itu, anak yang aktif akan melakukan eksplorasi. Tidak hanya itu, perkembangan bahasa serta kognitif anak pun akan terlihat baik.
Kondisi ini juga berbeda dengan anak yang mengidap ASD atau Autism Syndrome Disorder. Anak yang autisme akan aktif tanpa tujuan, Bunda. Mereka tidak memiliki kontak mata dan interaksi.
Apakah hiperaktif bisa disembuhkan?
Hiperaktif yang bukan merupakan ADHD bisa disembuhkan seiring dengan berjalannya waktu. Ketika usia anak semakin besar, mereka akan memiliki tingkat kematangan mental dan emosional yang lebih baik.
Selain itu, semakin bertambahnya usia, anak yang hiperaktif juga memiliki kemampuan kognitif yang lebih berkembang. Mereka akan paham ketika diberikan larangan serta perintah.
Bisakah ADHD disembuhkan?
Anak yang mengalami ADHD bisa disembuhkan dengan melakukan terapi. Terapi yang diberikan di antaranya adalah sebagai berikut:
-
Terapi fokus
-
Terapi sensori integrasi
-
Terapi okupasi
-
Terapi wicara jika anak mengalami speech delay
-
Pemberian medikamentosa jika anak mengalami ADHD berat di atas usia 6 tahun agar hormon anak lebih seimbang
Tips merawat anak dengan ADHD
Ada beberapa tips mengasuh anak dengan ADHD, Bunda. Berikut ini penjelasannya:
1. Berikan terapi perilaku
Merawat anak dengan ADHD yang paling baik adalah dengan melakukan terapi perilaku, Bunda. Pada terapi ini, Bunda dan Ayah bisa memberikan contoh perilaku yang baik.
2. Beri hadiah dan hukuman
Bunda juga bisa memberikan anak hadiah dan hukuman namun bukan dalam konteks fisik. Pastikan bahwa hukuman yang Bunda berikan bisa memberi anak pembelajaran tentang hukum sebab dan akibat.
Umumnya, anak dengan ADHD murni akan memahami hal ini. Bukan tanpa alasan, mereka memiliki kognitif yang normal bahkan tinggi, Bunda.
3. Hindari pemberian gula
Tidak hanya itu, ada baiknya jika Bunda menghindari makanan serta minuman yang tinggi gula. Anak-anak normal maupun berkebutuhan khusus perlu membatasi asupan gula, Bunda.
Meski begitu, tidak ada bukti atau penelitian khusus yang menyebutkan bahwa gula menyebabkan anak lebih aktif.
Demikian informasi seputar anak hiperaktif, gejala ADHD, perbedaan anak hiperaktif dan ADHD, hingga tips merawat anak dengan ADHD, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/rap)