Ketahui Gejala Bipolar pada Wanita dan Cara Mengatasinya

1 month ago 14

Punya teman bipolar? Yuk memahami gejala bipolar pada wanita dan cara mengatasinya.

Gangguan bipolar merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang sering kali diabaikan, meskipun dampaknya sangat signifikan terhadap kehidupan seseorang. Pada wanita, gangguan ini cenderung lebih rumit karena pengaruh fluktuasi hormon, seperti menstruasi, kehamilan, dan menopause.

Akibatnya, gejala bipolar pada wanita sering kali lebih intens atau bervariasi dibandingkan dengan pria. Penting untuk mengenali gejala dan faktor pemicu sejak dini agar pengobatan dapat segera dilakukan.

Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, dari euforia berlebihan hingga depresi yang mendalam. Perubahan ini bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk karier, hubungan sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Lebih dari sekadar perubahan suasana hati yang biasa, gangguan bipolar membutuhkan penanganan medis yang serius untuk mengelola gejalanya. Dengan memahami karakteristik bipolar, Bunda bisa lebih siap dalam memberikan dukungan kepada orang yang mengalaminya dan membantu mereka menjalani kehidupan agar lebih baik.

Mengutip Healthline, simak serba-serbi gangguan bipolar, gejala yang sering terjadi pada wanita, hingga metode perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

Apa itu bipolar?

Gangguan bipolar adalah salah satu jenis gangguan kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Perubahan suasana hati ini bisa bervariasi mulai dari perasaan euforia yang berlebihan hingga rasa kesedihan yang mendalam.

Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Setiap tahunnya, gangguan bipolar memengaruhi sekitar 2,8 persen orang dewasa di Amerika, dengan jumlah yang setara antara pria dan wanita. Meski karakteristik serta dampaknya bisa berbeda antara keduanya.

Jenis-jenis bipolar

Tiga jenis utama gangguan bipolar adalah bipolar I, bipolar II, dan gangguan siklotimik. Jenis-jenis bipolar lainnya dapat dikaitkan dengan penggunaan zat atau obat-obatan atau dengan kondisi medis lainnya.

1. Gangguan bipolar I

Diagnosis bipolar I melibatkan satu episode atau campuran yang berlangsung setidaknya satu minggu atau yang menyebabkan rawat inap. Episode tersebut mungkin terjadi sebelum atau setelah hipomanik atau depresi.

Wanita dapat mengalami bipolar I tanpa mengalami episode depresi. Pria dan wanita mengalami gangguan bipolar I dalam jumlah yang sama.

2. Gangguan bipolar II

Diagnosis gangguan bipolar II melibatkan episode depresi mayor saat ini atau masa lalu yang berlangsung setidaknya selama dua minggu. Orang tersebut juga harus mengalami episode hipomania saat ini atau masa lalu. Wanita lebih mungkin mengalami gangguan bipolar II daripada pria.

3. Gangguan siklotimik

Orang dengan gangguan siklotimik mungkin mengalami gejala bipolar berkelanjutan yang tidak memenuhi kriteria lengkap untuk diagnosis bipolar I atau II. Gangguan siklotimik dianggap sebagai bentuk gangguan bipolar yang tidak terlalu parah.

Kondisi ini melibatkan gejala hipomania dan depresi yang sering kambuh namun tidak pernah menjadi parah untuk didiagnosis sebagai gangguan bipolar II. Gejalanya umumnya bertahan selama 2 tahun.

Penyebab gangguan bipolar pada wanita

Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan bipolar, baik pada pria maupun wanita. Faktor-faktor ini meliputi riwayat keluarga dengan gangguan bipolar, penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol, serta pengalaman hidup traumatis seperti kehilangan orang yang dicintai.

Pada wanita, gangguan bipolar lebih sering dipicu oleh fluktuasi hormon. Perubahan hormon ini bisa terjadi selama siklus menstruasi, sindrom pramenstruasi (PMS), kehamilan, atau menopause. Selain itu, wanita dengan gangguan bipolar juga lebih rentan terhadap masalah kesehatan lainnya, termasuk gangguan makan, obesitas akibat pengobatan, migrain, dan penyakit tiroid.

Gejala bipolar pada wanita

Gejala bipolar pada wanita bisa berbeda dengan pria. Berikut adalah beberapa gejala utama gangguan bipolar yang sering terjadi pada wanita.

1. Mania

Mania adalah kondisi di mana suasana hati seseorang sangat meningkat. Wanita yang mengalami episode mania mungkin merasa sangat bersemangat, kreatif, dan energik, tapi bisa juga merasa mudah tersinggung.

Mereka mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan zat, peningkatan aktivitas seksual, atau pengeluaran uang yang tidak terkendali.

2. Hipomania

Hipomania adalah bentuk mania lebih ringan, di mana suasana hati yang tinggi tidak terlalu mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi. Namun episode ini tetap dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

3. Depresi

Depresi merupakan kondisi suasana hati yang sangat rendah. Wanita yang mengalami depresi dapat merasa sangat sedih, kehilangan energi, dan tidak bersemangat.

Episode depresi ini berlangsung setidaknya selama dua minggu dan dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mania campuran (Mixed mania)

Selain mengalami episode mania dan depresi secara terpisah, wanita dengan gangguan bipolar juga bisa mengalami mania campuran, di mana gejala mania dan depresi terjadi secara bersamaan. Kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

5. Rapid cycling

Pada beberapa kasus, gejala bipolar bisa terjadi dalam pola yang disebut rapid cycling, yaitu ketika seseorang mengalami setidaknya empat episode mania atau depresi dalam satu tahun. Rapid cycling lebih sering terjadi pada wanita dan terkait dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, dan gangguan tiroid.

Komplikasi gangguan bipolar

Jika tidak diobati, gangguan bipolar dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik secara fisik maupun mental. Beberapa komplikasi yang sering dikaitkan dengan gangguan bipolar pada wanita, antara lain:

  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan
  • Obesitas akibat pengobatan
  • Masalah kesehatan mental lainnya seperti gangguan kecemasan
  • Peningkatan risiko bunuh diri

Diagnosis gangguan bipolar

Mendiagnosis gangguan bipolar bisa menjadi tantangan karena gejalanya sering mirip dengan gangguan lain seperti ADHD atau skizofrenia. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat kesehatan serta keluarga pasien.

Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat meminta izin untuk berbicara dengan anggota keluarga atau teman dekat guna mendapatkan informasi tentang perilaku abnormal yang mungkin tidak disadari pasien. Sebelum diagnosis bipolar diputuskan, dokter juga akan memastikan bahwa gejala yang muncul bukanlah akibat dari pengaruh obat-obatan atau kondisi medis lainnya.

Cara mengatasi gejala bipolar pada wanita

Meskipun gangguan bipolar tidak dapat disembuhkan, gejalanya sangat bisa diatasi melalui perawatan medis yang tepat dan manajemen gejala. Berikut beberapa cara untuk mengatasi gejala bipolar pada wanita.

1. Pengobatan

Pengobatan biasanya menjadi langkah pertama dalam menangani gangguan bipolar. Obat-obatan yang digunakan mencakup penstabil suasana hati, antipsikotik, dan obat antikonvulsan.

Obat-obatan tersebut dapat memiliki efek samping seperti kantuk, mual, dan peningkatan berat badan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengikuti arahan dokter dalam penggunaan obat-obatan dan berkonsultasi jika muncul efek samping.

2. Psikoterapi

Psikoterapi atau terapi bicara sering kali digunakan bersamaan dengan pengobatan. Terapi ini dapat membantu menstabilkan suasana hati dan memastikan pasien tetap mengikuti rencana pengobatan. Selain itu, terapi juga memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengatasi pengalaman hidup yang sulit secara emosional.

3. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

Terapi elektrokonvulsif (ECT) adalah pilihan lain untuk mengobati gangguan bipolar, terutama untuk kasus depresi berat atau episode mania yang sulit diatasi dengan pengobatan. ECT melibatkan penggunaan stimulasi listrik untuk memicu kejang di otak. Meskipun efektif, ECT dapat menyebabkan efek samping seperti kecemasan, kebingungan, dan gangguan ingatan jangka panjang.

Dengan perawatan yang tepat dan mendapat dukungan, wanita dengan gangguan bipolar bisa menjalani hidup yang berkualitas. Dukungan keluarga dan teman juga menjadi faktor penting dalam pemulihan dan stabilisasi suasana hati pasien.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online