Penyebab Dispareunia, Sakit Saat Berhubungan Intim seperti Tertusuk

2 days ago 8

Jakarta -

Bunda, mungkin Bunda pernah atau sedang merasakan sakit saat berhubungan intim yang terasa seperti tertusuk. Kondisi ini dalam dunia medis dikenal dengan istilah dispareunia, yaitu nyeri persisten atau berulang yang dialami perempuan saat melakukan hubungan seksual.

Nyeri ini bisa mengganggu kualitas hidup dan hubungan dengan pasangan. Menurut Healthline dan Mayo Clinic, dispareunia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari fisik hingga psikologis, dan penanganannya memerlukan diagnosis yang tepat untuk mengidentifikasi penyebab utamanya.

Nyeri yang dialami saat berhubungan intim bisa berupa rasa seperti tertusuk, terasa ada yang mengganjal, atau bahkan disertai perdarahan. Tidak sedikit perempuan yang bertanya-tanya, "Kenapa saat berhubungan rahim terasa sakit?" Nyeri seperti ini dapat mengakibatkan stres dan ketidaknyamanan yang signifikan, sehingga penting bagi Bunda untuk memahami lebih dalam tentang kondisi ini dan mencari solusi yang tepat.

Apa itu dispareunia?

Dispareunia adalah kondisi medis yang menggambarkan rasa sakit saat berhubungan intim. Nyeri ini bisa dirasakan di bagian luar alat kelamin, pada penetrasi awal, atau bahkan lebih dalam di area panggul. Dispareunia bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah berhubungan intim. Tingkat keparahan dan lokasi nyeri bervariasi pada setiap individu.

Gejala dispareunia

Gejala dispareunia bisa berbeda-beda pada setiap perempuan, tetapi umumnya meliputi:

  • Sakit saat penetrasi pertama kali.
  • Nyeri tajam seperti tertusuk atau terasa ada yang mengganjal selama berhubungan intim.
  • Sakit saat berhubungan seperti tertusuk dan berdarah.
  • Nyeri yang berlanjut bahkan setelah hubungan intim selesai.

Bunda mungkin juga merasakan nyeri yang berhubungan dengan aktivitas tertentu, seperti saat duduk dalam waktu lama atau saat buang air kecil setelah berhubungan.

Penyebab dispareunia pada perempuan, sakit saat berhubungan intim seperti tertusuk

Penyebab dispareunia sangat beragam dan bisa melibatkan faktor fisik maupun psikologis. Beberapa penyebab fisik yang umum di antaranya:

  • Kekeringan vagina: Kekurangan pelumas alami seringkali menyebabkan nyeri saat berhubungan intim. Ini bisa disebabkan oleh perubahan hormon, menyusui, atau penggunaan obat-obatan tertentu.
  • Infeksi atau peradangan: Infeksi pada organ intim, seperti infeksi jamur atau vaginosis bakteri, dapat menyebabkan rasa sakit.
  • Cedera atau trauma: Bekas luka akibat operasi atau melahirkan dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan. Bunda mungkin mengalami sakit saat berhubungan seperti tertusuk setelah melahirkan.
  • Kondisi medis lainnya: Endometriosis, kista ovarium, dan penyakit radang panggul bisa memicu nyeri mendalam dan terasa hingga ke rahim.

Faktor psikososial yang menyebabkan dispareunia

Dispareunia juga bisa dipengaruhi oleh faktor psikologis. Stres, kecemasan, dan depresi dapat menurunkan hasrat seksual dan meningkatkan sensitivitas nyeri. Selain itu, pengalaman trauma masa lalu, seperti pelecehan seksual, juga dapat menjadi penyebab utama nyeri saat berhubungan intim. Komunikasi yang terbuka dengan pasangan dan dukungan psikologis seringkali membantu mengatasi faktor ini.

Diagnosis dan evaluasi dispareunia

Untuk mendiagnosis dispareunia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat medis. Evaluasi ini mungkin meliputi:

  • Pemeriksaan panggul untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi, peradangan, atau kondisi medis lainnya.
  • Tes laboratorium untuk memeriksa adanya infeksi atau ketidakseimbangan hormon.
  • Pencitraan medis seperti ultrasonografi jika nyeri disebabkan oleh kondisi dalam panggul.

Dokter mungkin juga menanyakan tentang tingkat stres, kesehatan mental, dan hubungan dengan pasangan untuk membantu menentukan diagnosis.

Cara mengobati dispareunia

Perawatan dispareunia tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh kekeringan vagina, penggunaan pelumas berbahan dasar air dapat membantu. Jika infeksi atau kondisi medis lain menjadi pemicu, dokter akan meresepkan obat atau prosedur medis yang sesuai.

Selain perawatan medis, Bunda juga bisa mempertimbangkan terapi fisik untuk panggul atau konsultasi dengan psikolog yang mengkhususkan diri dalam masalah seksual. Terapi kognitif-perilaku sering digunakan untuk mengatasi rasa takut dan cemas saat berhubungan intim.

Kapan harus waspada?

Bunda perlu segera berkonsultasi dengan dokter jika:

  • Nyeri berlanjut meskipun sudah mencoba perawatan mandiri.
  • Rasa sakit disertai perdarahan yang tidak biasa.
  • Nyeri membuat aktivitas sehari-hari dan hubungan dengan pasangan terganggu.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis dan menjelaskan gejala yang Bunda alami secara lengkap. Ini adalah langkah penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan mengembalikan kenyamanan Bunda dalam berhubungan intim.

Kesimpulannya, dispareunia bukanlah hal yang sepele. Mengetahui penyebab dan gejalanya membantu Bunda mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan perawatan. Semakin cepat diidentifikasi, semakin cepat pula nyeri dapat diatasi. Bunda berhak mendapatkan pengalaman berhubungan intim yang nyaman dan sehat, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis demi kesejahteraan Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online