Tersangka kasus pembunuhan anak semata wayang Tamara Tyasmara dijatuhkan hukuman 20 tahun dari tuntutan mati. Kecewa dengan keputusan tersebut, Tamara mengatakan hukuman apapun tak akan mengembalikan putranya.
“Karena jaksa tuntutnya mati, JPU tuntutnya mati. Tapi kemarin pas kita dengar putusan dari hakim ternyata tuntutnya 20 tahun. Ya, balik lagi, sebenarnya tuntutan apapun itu Dantenya enggak bisa balik,” ujar Tamara, dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official, Kamis (14/11/2024).
Ia pun mengatakan salah satu hal yang membuatnya kecewa adalah pihak tersangka tetap mengajukan banding.
“Jadi, mau itu mati, 20 atau 50 tahun itu enggak bisa balikin Dante. Kemarin pas dengar 20 tahun, terus dia banding sih di situ aku kayak ‘Wah pake banding, 20 tahun lho.' Tuntutannya mati, Majelis Hakim ketuknya 20 tahun, terus dia banding, itu sih yang aku nyeseknya di situ,” jelasnya.
Tamara Tyasmara baru merasa kehilangan sang putra
Tamara mengaku sengaja mencari kesibukan setelah putranya meninggal pada 27 Januari 2024. Hal tersebut dilakukannya untuk mengalihkan perasaan sedihnya.
“Jadi kan dari awal kasus, aku langsung sibuk pemeriksaan, penyidikan. Penyidikan tuh lama banget, aku dari pagi sampai malam terus-terusan gitu. Alhamdulillah-nya lagi berjalan penyidikan, aku sambil ambil job stripping,” ujar Tamara.
“Jadi, aku mau nyibukkin diri aku. Jadi, aku tuh awal-awal kalau kata psikolog, denial. Aku tetap maunya sibuk saja,” sambungnya.
Namun, setelah menyelesaikan stripping, Tamara mengaku mulai merasa kesepian dan kehilangan sosok putranya di rumah.
“Kemarin tuh, stripping selesai di waktu yang sama dengan persidangan selesai. Pulang ke rumah, kayak pas aku tidur baru ngerasa, ‘Oh aku sendirian ya sekarang.' Di situ aku kayak baru sadar, Dantenya engak ada, Dantenya sudah enggak balik lagi. Sekarang benar-benar aku sendiri sama Mama,” tutur Tamara sambil menangis.
Tamara Tyasmara selalu ditemani teman dan keluarga
Tamara Tyasmara Kecewa Hakim Putuskan Tersangka Pembunuhan Putranya 20 Tahun Penjara dari Tuntutan Mati/Foto: Instagram@tamaratyasmara
Tamara mengaku masih sulit untuk memasuki fase penerimaan. Bahkan, ia sempat mengalami depresi.
“Jadi, sekarang balik ke awal lagi prosesnya masih denial, marah, tawar-menawar, kayak aku selalu gitu. Coba aku enggak gini, coba aku enggak gitu, itu terus-terusan sama depresi dan fase terakhir baru penerimaan. Sulit banget kayaknya untuk penerimaan,” ungkap Tamara.
Ia pun mengatakan teman-teman dan keluarganya tak ingin meninggalkan Tamara seorang diri di rumah. Hal ini karena mereka khawatir dengan kesehatan mental Tamara.
“Makanya sekarang kalau aku di rumah sendiri enggak boleh. Jadi, mereka rolling, gantian tiap malam,” ujarnya.
Tamara yang mengaku masih belum bisa ikhlas dengan kejadian tersebut, selalu menguatkan diri ketika datang ke persidangan.
“Itu perlu (menguatkan mental), prosesnya panjang juga. Kuat-kuatin diri di rumah sebelum berangkat, berdoa, mikir saja pokoknya semua demi Dante. Enggak usah lihat kanan, enggak usah lihat kiri,” ujar Tamara.
Meski sulit melewati musibah yang berat ini, Tamara percaya dengan rencana Allah SWT yang akan memberikan hal indah ke depannya.
“Aku selalu percaya Tuhan tuh kasih cobaan, pasti yang umat-Nya bisa laluin. Aku selalu mikir ada hal apa ini yang ada di depan aku, pasti ada hal baik di depan sana. Duh sakitnya tuh luar biasa, tapi aku percaya ada hal indah InsyaAllah,” ungkapnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
Saksikan video di bawah ini, ya, Bunda.
(asa/som)
Loading...